PROLOG

1.2M 39.5K 1.9K
                                    

Halo semua!!!

Mungkin gak banyak dari kalian tahu cerita ini, atau bahkan pernah dengar tapi belum pernah baca. Cerita original If You Know Why yang dulu sempat booming pada masanya.

Cerita yang ku publish di akhir 2015 ini, akan ku publish ulang sekarang.
Semua draft dari prolog sampai epilog masih tersimpan rapi dan gak hilang satu katapun. Tidak ada yang ku ganti. Semua akan sama seperti 6 tahun yang lalu. Hanya sedikit perbaikan untuk kata yang typo dan kata-kata yang kurang tepat.

Selamat membaca dan selamat bernostalgia.

°°°

Seorang gadis dengan buket bunga lily putih di pelukannya berjalan pelan menyusuri jalan setapak dihadapannya, hingga berhenti tepat di samping gundukan tanah berbalut rumput hijau yang tertata rapi sedemikian rupa. Ia berjongkok, dengan senyum tipis dan mata yang berkaca-kaca.

KEVIN TANURA WIJAYA
Lahir : 15 Juli 1996
Wafat : 23 Desember 2013

Vanilla mengusap nisan bertuliskan nama orang yang sangat Vanilla rindukan. Setitik air mata jatuh, namun dengan cepat ia mengusap pipinya yang basah seraya menghirup oksigen sebanyak mungkin.

"Hai, Vin..." Vanilla menyapa.

"Gue jahat banget ya baru datangin lo sekarang?" Diletakkannya buket bunga itu tepat di atas pusara makam Kevin. "Gue udah balik, Vin, ke tempat dimana semuanya bermula."

Kalimat Vanilla berhenti karena tak kuasa menahan tangisannya. Sebisa mungkin Vanilla mencoba, namun air mata sialan itu terus jatuh tanpa bisa Vanilla hentikan.

"I Miss you so much," racaunya dalam tangis, "Maaf, untuk semua yang pernah terjadi dimasa lalu kita."

Tangisan Vanilla semakin menjadi-jadi. Kepalanya menempel pada nisan Kevin, membuat air matanya jatuh tepat di atas sana. Vanilla memeluk erat nisan Kevin, dengan segala kenangan yang menyeruak di dalam pikirannya.

Beberapa saat setelah ia puas menangis, Vanilla berhenti dengan sendirinya.

Ia kembali memandangi makam Kevin. Perasaan bersalah langsung menyelimutinya. Andai waktu bisa diputar kembali, Vanilla akan kembali ke masa lalu dan memperbaiki segalanya.

"Btw, gue bakalan sekolah disini, dan besok adalah hari pertama gue jadi murid SMA. Gak terasa banget kan? Rasanya baru kemarin kita main sepeda bareng."

"Andai lo masih ada disini, pasti masa putih abu-abu gue akan lebih berarti." Vanilla menarik napas panjang, "You save my life, Kevin. Tapi, semenjak kepergian lo, hidup gue berubah.  I feel useless, dan ya, gak ada lagi kehangatan dalam hidup gue. All gone."

Vanilla sudah capek menangis, meski dadanya masih terasa sesak dan matanya masih berkaca-kaca.

"One last time, i'm sorry."

Langit berubah pekat. Gemuruh petir mulai saling bersahutan. Vanilla mendongak, sepertinya hujan akan turun sore ini.

"Sebisa mungkin gue berusaha berdamai dengan masa lalu. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat, tapi lo kan mau tungguin gue?" Senyum tipis kembali Vanilla pamerkan disudut bibirnya. "Kalau gitu, sekarang gue harus pulang. Nanti gue datang lagi dan bawa cerita baru untuk lo dengarkan. Semoga lo gak bosen ya dengar ocehan dan tangisan gue. See you soon."

Sekali lagi dipandanginya makam Kevin. Vanilla yakin, Kevin melihatnya dari atas sana. Raganya memang sudah tidak ada, tapi jiwanya akan tetap tinggal di hati Vanilla.

Vanilla melangkah pergi. Masuk ke dalam mobil merah yang terparkir di pinggir jalan. Meski berat, Vanilla tetap harus pulang. Dengan kecepatan sedang, mobil Vanilla melaju meninggalkan pemakaman, menuju tempat yang selama ini ditinggalkannya.

°°°

Prolog yang bisa buat mata ku berkaca-kaca. Ingat banget dulu ngetiknya sampai baper sendiri. Di ketik ulang pun masih baper.

Btw, aku mengucapkan selamat datang untuk para pembaca baru. Semoga kalian suka dengan cerita ini😊 oh iya, tolong jangan di plagiat ya, hehe. Kalau ada cerita serupa bisa laporkan ke aku, karena cerita ini sebenarnya udah terbit dan punya Hak Cipta. Jadi, jangan coba-coba plagiat ya!

See you!

First publish, 16 November 2015

Senin, 30 Agustus 2021

If You Know Why [RE-PUBLISH]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें