PART 9

9.1K 427 5
                                    

JAWABAN

Aku membuka mataku. Yang kulihat hanyalah pria yang memakai piyama yang sama sepertiku. Tentu saja itu David. Dia memelukku erat. Aku mendongak untuk menatap wajah tampannya, matanya tertutup.

"Aku tahu kalau aku tampan, tapi kau tidak perlu menatapku terus menerus" dia tiba tiba berbicara, padahal matanya masih tertutup. Sepeka itukah dia?

"A-apa apan sih Dave? Aku tidak menatapmu kok. Lagipula darimana kau tahu kalau matamu masih tertutup seperti itu?" aku menyangkalnya dengan salah tingkah, memukul dadanya pelan dan kemudian mencoba melepaskan pelukan David.

"Aku dapat merasakan hembusan nafasmu. Eum... Di luar sedang hujan" dia malah semakin mempererat pelukannya.

"Lalu?" tanyaku masih menggeliat di pelukannya.

"Kau seharusnya bersyukur. Karena aku sedang berusaha menghangatkanmu."

"Em.. Dave jam berapa ini?" tanyaku linglung dan berhenti menggeliat.

"Yang pasti sudah pagi, tapi matahari tidak bersinar terang. Kau tahukan? Karna hujan..." jelasnya.

"Jadi aku ketiduran?! Dave kau menyebalkan" dengan sekuat tenaga kudorong tubuhnya. Aku merubah posisiku manjadi duduk.

"Ada apa? Kenapa aku menyebalkan?" dia ikut duduk disampingku.

"Kau tidak membangunkanku tadi malam" ujarku kesal.

"Sayang, aku tidak tega. Tidurmu pulas sekali semalam"

"Oke, kalau begitu sekarang jawab pertanyaanku"

"Pertanyaan apa?"

"Jawablah yang jujur. Kenapa kau menolakku?"

"Sudah berkali kali kubilang, aku tidak pernah menolakkmu"

"Kau menolakku. Kau tidak mau bercinta denganku. Apakah itu bukan penolakan?" sekarang aku menatap matanya. Matanya yang biru.

"Percayalah Elena. Aku juga menginginkanmu. Tapi aku tidak bisa melakukan itu"

"Kenapa Dave? Berikan alasannya!"

"Ini masih pagi. Tidak sebaiknya kita bertengkar"

"Aku tidak peduli David. Yang kubutuhkan saat ini hanyalah jawabanmu. JAWABANMU"

"Oke! Oke! aku akan menjawabnya. 'Aku mencintaimu' itu alasannya"

Jawaban Dave membuatku terkejut. Dan entah kenapa aku merasa Dave bohong padaku. Kebohongan itu ada di matanya.

"Kalau kau mencintaiku. Seharusnya kau membuatku bahagia. Bukan malah menolakku. Kau membohongiku"

"Aku selalu beruhasa membuatmu bahagia. Apakah bercinta adalah kebahagiaan terbesarmu? Aku mencintaimu. Bahkan aku tak banyak menuntut. Apakah kau penah menyatakan cintamu padaku? walaupun hanya sekali saja?... Aku selalu menginginkanmu, menyentuh setiap jengkal tubuhmu, mencium bibir ranummu, memelukmu, bahkan memasukimu. Aku hanya tidak mau kau kehilangan keperawananmu secepat ini. Aku ingin kita memulainya dari tahap paling bawah. Bertemu denganmu, kemudian mengenalmu lebih dekat lagi, dan kita bisa menjalin hubungan spesial, lalu menikah seperti apa yang kuinginnkan. Aku hanya ingin setiap moment di antara kita adalah setiap sesuatu yang indah. Aku tidak ingin kita terburu buru. Hanya itu yang kuinginkan" perkataan David membuatku sedih. Aku benci dengan sikap bodohku.

"Maafkan aku Dave, aku memang bodoh, aku egois. Maafkan aku" ucapku penuh penyesalan. Aku menyeka air mataku.

"Jangan menyalahkan dirimu. Mungkin caraku mencintaimu tidak seperti apa yang kau harapkan. Aku minta maaf" David menarikku ke dalam pelukkannya.

"Tidak Dave, ini memang salahku. Aku terlalu egois. Aku tidak pernah memikirkan perasaanmu" kataku masih terisak memeluknya.

"Aku mencintaimu Elena"

"Aku juga Dave. Aku juga mencintaimu. Terimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas semua kebaikanmu"

"Kau bisa, dengan tetap bersamaku. Selalu berada di sisiku. Berjanjilah"

"Aku berjanji Dave"

•••

TAHAP

Sudah satu bulan ini aku tidak pulang ke rumah. Aku tinggal bersama David dan menyibukkan waktuku bersamanya. Lega rasanya setelah kejadian malam itu. Sekarang aku percaya kalau bicara akan menyelesaikkan masalah dengan lebih baik. Tapi tetap saja kejujuran adalah hal paling utama dalam menjalani sebuah komitmen.

Seperti apa yang David bilang. Kami sudah bertemu. Dan sekarang kita sedang berada dalam tahapan saling mengenal satu sama lain. (Author: bisa dibilang PDKT) Semakin hari aku semakin mengenal David. Ibu dan ayahnya yang sudah berpisah sejak dia berusia 10 tahun, ibunya menetap di Jerman dengan suami baru yang dinikahinya 4 tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya menetap di Inggris dengan istri barunya juga yang dinikahinya belum lama ini. Pekerjaannya di kantor dengan jabatan tertinggi, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan David yang semakin mengenalku lebih dalam.

Aku baru saja keluar dari kamar mandi dan aku melihat sebuah kotak yang tergeletak diatas ranjang. Aku membuka kotak itu. Isinya sebuah longdress berwarna merah dan ada sebuah surat.

"Sayang, aku ingin kau memaikainya.
Kutunggu kau dibawah
Aku mencintaimu...

David"

Deg...

Deg...

Jantungku berdegup kencang. Apa yang akan dilakukan David malam ini?

***
Duh.. pembaca semakin dikit aja
Tapi gapapa deh... walaupun sepi dan jarang jarang ada yg vote dan comment. Saya tetap setia update kok.

Mungkin ini salah saya juga. Maaf klo cerita ga memuaskan dan kurang greget.

Jangan lupa vomment
Diterima kritik dan saran

Minggu, 29 November 2015

Me And Mr. Highmore (Complete)Where stories live. Discover now