Bab 4

7.8K 292 5
                                    

Eveline menyandarkan dirinya di dashboard ranjang mengambil tabletnya lalu mulai membaca novel online, setelah Dave memutuskan untuk segera memperkerjakan seorang pembantu ia benar-benar melakukannya. Suaminya itu tidak pernah main-main dengan semua ucapannya. Baru saja beberapa menit ia membaca rasa bosan sudah menghampirinya.

Dengan kesal Eveline melempar tablet yang sedari tadi berada di genggamannya ke atas ranjang besarnya. Melihat ponselnya yang menganggur Eveline dengan segera mengambilnya mengirim pesan teks dengan tergesa - gesa.

"Apa yang sedang kau lakukan ?"

"Membersihkan rumah, kau ?"

"Melamun."

Eveline membaringkan tubuhnya menarik selimut yang berada di bawah kakinya dan tidak lama kemudian sebuah balasan ia terima.

"Serius, apa yang sedang kau lakukan ?"

"Berbaring. Sendirian. Kesepian."

"Dimana Ace dan jagoan kecilmu ?"

"Kau hilang ingatan ? ini bukan hari libur dan kau tau dimana mereka, Oliv."

"Hahaha...kemarilah aku juga kesepian."

Pesan itu tidak sempat dibaca oleh Eveline karena dirinya sudah pergi ke alam mimpi. Ini baru saja jam sebelas dan Eveline sudah kembali menginjak alam mimpinya karena bosan.

***

Perlahan seperti seorang pencuri Raymond membuka pintu kamar Eveline tanpa suara, menjinjitkan kakinya dan berjalan secara perlahan. Ray sudah tau betul kebiasaan Mommy nya selama dua hari ini karena setiap pulang sekolah yang Ray temui selalu saja Eveline yang tertidur.

"Mom..." panggil Ray dengan suara pelan sembari merangkak naik ke atas ranjang lalu berbaring di samping Eveline. "Mommy..." panggil Ray sekali lagi namun Eveline masih betah berada di alam mimpinya dan itu membuat Raymond mendengus kesal.

Raymond bangkit dari posisi tidurnya lalu berdiri di atas ranjang dan menghembuskan nafasnya pelan. Dengan perlahan ia mulai meloncat - loncat di tempat lalu lama kelamaan semakin kencang membuat ranjang tersebut goyang seperti terjadi gempa. Eveline membuka matanya terkejut namun tidak lama kemudian ia menggeram kesal.

"Apa yang kau lakukan Ray ?" Eveline terduduk di ranjang masih dengan Ray yang meloncat-loncat, "Aku lapar, Mom." Rengekan Raymond Eveline menarik lengan Raymond agar berhenti meloncat=loncat dan membuat pusing kepalanya yang harus disadarkan secara tiba - tiba.Eveline mengecup lembut puncak kepala Raymond lalu menggendongnya menuju dapur.

"Apa yang kau inginkan , jagoan ?"

"Apa saja."

***

Jam delapan malam dan Eveline sedang sibuk menemani Raymond mengerjakan tugas sekolahnya. Ray anak yang cepat tanggap, terkadang Eveline berpikir apakah ia masih harus mendampingi Raymond mengerjakan tugasnya jika yang ia lakukan hanya tersenyum sembari menatap jagoannya yang sedang serius mengerjakan tugasnya seperti sekarang.

Ray akan bertanya jika memang tugasnya itu benar-benar tidak bisa diselesaikan dengan otak cerdasnya. Merasa ada yang memperhatikan Eveline memutar kepalanya menuju pintu kamar Raymond yang terbuka lebar dan mendapati Dave yang tersenyum sembari menyandarkan tubuh kekarnya. Eveline membalas senyum dengan manis membuat rasa lelah Dave menguap seketika.

"Selesai !" teriakan Raymond membuat Eveline kembali memusatkan perhatiannya kepada jagoan kecilnya, mengecup kening Raymond lalu memeriksa tugas yang baru saja jagoannya itu selesaikan. "Bagus, sekarang siapkan keperluanmu untuk sekolah besok dan keluarlah untuk segelas susu hangat," Eveline kembali mengecup kening Raymond lalu beranjak meninggalkan Ray yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja belajar, merasa lelah karena tugas dua puluh soalnya.

***

"Mandi lalu ganti baju, jangan langsung bermain game," geram Eveline ketika Dave asik dengan laptopnya sembari berbaring di ranjang dengan raut wajah kesal dan jemari yang sibuk kesana kemari, sedang asik bermain game. Siapa sangka jika dia adalah seorang mafia bahkan Eveline terkadang lupa dengan status suaminya itu.

"Hey ! " geram Dave ketika Eveline mengambil paksa laptop itu dari tangan Dave lalu menyimpannya diatas nakas samping ranjangnya, melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap kesal Dave. Namun Dave malah menyeringai lalu menarik Eveline hingga duduk di atas pangkuannya memeluknya erat lalu mencium tengkuknya sesekali mengirup aroma tubuh Eveline yang selalu memabukkan.

Eveline memejamkan matanya berusaha mengontol dirinya agar tidak terbawa suasana, Eveline tidak masalah sebenarnya jika Dave tidak membersihkan dirinya terlebih dulu dan lebih memilih tidur jika saja Dave tidak bangun tengah malam lalu mandi dengan air dingin dan membuat Eveline terbangun karena suara percikan air. "Aku sedang tidak ingin terbangun tengah malam Tuan mafia, jadi bisakah kau membersihkan diri terlebih dulu ? aku akan menyiapkan teh hangat untukmu," ucap Eveline mengecup sekilas bibir Dave lalu beranjak dari posisinya.

Masih dengan tatapan memuja Dave menatap kepergian Eveline seolah berat untuk melepaskan wanitanya itu hanya untuk beberapa menit, tersenyum kecil lalu bangkit dari posisinya dan melakukan apa yang Eveline perintahkan tadi.

***

Raymond menatap Eveline dengan senyuman riang, ia duduk di pantri sembari menatap punggung Eveline yang masih asik membuat susu coklat untuknya dan teh hangat untuk Dave sembari bersenandung kecil Raymond menggoyangkan kaki mungilnya yang tergantung di kursi, suasana hatinya sedang senang karena dapat menatap Eveline sebelum ia pergi tidur.

"Mommy tumben sekali membuatkanku susu, biasanya selalu Bibi yang mengantarkannya ke kamar, ada angin apa ?"

"kau tidak menyukainya ?"

"Aku kan hanya bertanya, apa salah ?"

"diam saja dan habiskan," perintah Eveline namun dengan senyum manis dan kecupan singkat di pipi Raymond, Eveline masih terdiam di samping Raymond menatap bibir mungil itu menghabiskan susu coklatnya tanpa mengambil nafas, lalu meletakkan gelas yang sudah tidak berisi di hadapannya sembari tersenyum menatap Eveline.

"Apa Dad sudah tidur ?" Eveline memiringkan sedikit kepalanya ketika Raymond menanyakan Dave, ia sendiri bahkan tidak tahu suaminya itu sedang apa. Entah sedang mandi sesuai perintahnya atau masih bermain game. "Aku tidak tahu sayang, mungkin sedang mandi."

Ketika Eveline sedang membersihkan bibir Raymond tiba-tiba pintu rumah mereka terbuka memperlihatkan seseorang yang terlihat sangat kacau balau dan berhasil membuat Eveline membulatkan matanya tidak percaya.

"Ya Tuhan !"


Only You #Sweet Mafia 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang