BAB 22

7.6K 235 2
                                    

"Apa tidak apa-apa ? kau yakin Ray ?" Eveline mengerutkan keningnya sembari lengannya ia lipat di depan dada menatap penuh keraguan pada Raymond yang masih asik dengan kostum festivalnya, kostum seorang pangeran, gurunya memang tidak salah pilih pikir Eveline namun kegelisahan kembali menyelimuti hatinya.

"Mommy, aku sudah besar. Ini hanya festival sekolah apa ada yang salah ?"

"akan ada banyak orang Ray, belum lagi mereka semua membawa orangtua mereka. Apa kau tidak akan merasa kesepian ?"

"Ada apa ?" tanya Dave yang baru saja pulang dan mendengar keributan kecil dari kamar Raymond , kedua pasang mata menyejukan itu menatapnya lekat, penuh kerinduan. Raymond melangkahkan kakinya lalu mendekati Dave dan memintanya untuk digendong, hal yang amat sangat jarang terjadi. Raymond bermanjaan pada Dave adalah hal yang sedikit langka karena biasanya jagoan kecilnya itu selalu bermanjaan pada Eveline.

"Dia ingin pergi ke festival sekolah sendiri Dave, kau mengerti kan maksudku ?" ucap Eveline terlihat begitu cemas, ia tidak ingin anaknya juga mengalami apa yang ia alami saat itu, diculik ? bahkan Eveline hampir pingsan ketika membayangkannya.

"Daddy, aku sudah besar. Apa ada yang salah tentang itu ?"

"Tidak, kau boleh pergi sendiri,"

"DAVE !" Eveline menatap suaminya dengan garang dan emosinya memuncak seketik.

"terimakasih Daddy,"

Eveline meninggalkan kedua pria yang sedang tersenyum itu dengan gusar, tidak percaya dengan apa yang baru saja Dave katakan pada anak semata wayangnya. Dengan nafas yang memburu Eveline mengambil botol air mineral di dalam lemari pendingin lalu meminumnya, mengambil nafas sejenak lalu menatap garang pada pria yang sedang berjalan ke arahnya.

Dave tersenyum lalu mendekati Eveline dan mengambil jatah makan malamnya, ciuman manis dari bibir istrinya. Eveline terdiam tidak membalas ciuman Dave sedikitpun ia masih merasa kesal dengan pria yang berada di hadapannya ini yang sekarang tersenyum geli melihat muka geram miliknya. "jangan tertawa, tidak ada yang lucu. Dimana pikiranmu ketika mengijinkan Ray berada di luar dengan ratusan orang yang tidak ia kenal ? Apa kau mau jika-"

Eveline terdiam merasakan benda lembut dan panas itu kembali menyentuh bibirnya dan harus menelan kembali segala amukannya, "akan ada banyak penjagaan sayang, aku tidak akan membiarkan anakku dalam bahaya. Jadi kau tenang saja oke ? anak buahku akan menjaganya, berapa banyak orang yang ingin kau kerahkan, hmm?" tanya Dave lembut dengan kening mereka yang saling menempel satu sama lain, Dave tersenyum ketika mendapatkan semburat merah menawan yang berada di pipi istrinya.

"Sekarang aku membutuhkan makan malamku,"

"Tapi aku ingin tidur nyenyak malam ini, Dave."

"Kau selalu tidur nyenyak jika berada di pelukanku sayang, aku tau itu. Tapi sebelum aku memberikan tidur nyenyak itu, aku ingin makan malamku disajikan dengan cantik di ranjang kita,"

"Aku melakukan beberapa perawatan tadi," Eveline menyeringai kecil,

"Oh...Aku tau sayang, kau sangat harum dan mempesona seperti biasa dan aku tidak bisa menahannya lagi."

Dave mengangkat Eveline dengan sekali hentakan tubuh Eveline yang sudah membesar dan tinggal menunggu hari tidak menyulitkannya sama sekali, Eveline memang tinggal menunggu hari untuk kelahiran anak keduanya tapi mereka tidak pernah absen untuk saling memberikan cumbuan, hanya sekedar cumbuan dan tidak lebih karena Dave takut jika anak yang berada di kandungan Eveline mengalami hal yang tidak diinginkan.

Dave membalikkan tubuhnya dan seketika tubuhnya sedikit menegang termasuk Eveline yang sekarang wajahnya sudah memerah, lebih memerah lagi tepatnya. "Astaga, tidak bisakah kalian melakukannya tidak di depan mata kami ?" ucap Matthew menggelengkan kepalanya namun Dave dengan segera mengembalikan wajahnya yang dingin tanpa ekspresi.

"kami akan melakuannya di kamar bukan disini, bodoh. Dari mana saja kau ?"

"Mengurus beberapa hal,"

"Dengan gadis yang berada di sampingmu ?"

"Begitulah, sepertinya Christian juga memiliki beberapa urusan dengan Olivia ."

"Mereka sudah bersama sekarang,"

"APA ?"

"Lucille, kau kemari ?" Eveline lompat dari gendongan Dave lalu berjalan mendekati Lucille dan memeluknya erat, menuntunnya hingga menuju sofa terdekat.

"Lucille kau punya waktu besok ?"

"Kenapa ?"

"Raymond ingin pergi ke festival sedangkan Dave sibuk dan aku selalu merasa lelah. Bisa kau menemaninya besok ?"

"Tentu," tanpa berpikir dua kali Lucille mengiyakan yang sontak mendapat tatapan tajam dari Matthew yang berdiri tidak jauh dari sana sedangkan Dave hanya menggelengkan kepalanya, istrinya itu adalah seorang mafia dengan wajah malaikat lebih mengerikan dari ketiga bersaudara tersebut.

"Lucille ! bukankah kau besok ada janji denganku dan kita sudah berjanji akan menghabiskan-"

Eveline beranjak dari duduknya lalu berjalan dengan anggun mendekati Matthew dengan mata tajam namun senyum menawan, perpaduan yang sangat mengerikan. Eveline memeluk Matthew sembari berbisik pelan.

"Matthew Lewis, adik iparku tersayang, bisakah aku meminjam gadis cantik itu sehari saja ? tapi jika kau tidak mau haruskah aku memberitahunya tentang koleksimu yang berada di bawah sofa yang sedang ia duduki itu atau kegiatanmus sebelum bertemu dengan Lulu?" dan Eveline melepaskan pelukannya.

Dave tersenyum geli melihat geraman tertahan dari Matthew, wajahnya memerah karena menahan amarah dan hembusan nafas panjang terdengar dari Matthew. Eveline perlahan mendekati Dave lalu memeluk tubuh Dave dengan manja, "ayo, kau harus makan malam bukan sayang ?" dan ucapan lembut Eveline itu membuat Matthew semakin kesal, ia tidak pernah tau jika kakak iparnya itu sangat mengerikan.

"Lucille, terimakasih," ucap Eveline dengan senyum lembutnya membuat Lucille tertular senyum manis Eveline dan menganggukkan kepalanya. Dave menarik pinggang Eveline, memberikan beberapa ciuman singkat di bibir istrinya itu dengan sayang tanpa memperdulikan kedua orang yang sedang memperhatikan mereka dengan wajah memerah karena malu."mereka bukan anak muda lagi, kenapa selalu saja melakukan hal yang menggelikan," Matthew memberenggut sembari menghampiri Lucille.

"Kau akan menginap ?"

"Jangan gila Matt!"

"hahaha...baik beberapa jam di kamarku rasanya cukup."

Part terakhir END ya dan di private :)

Only You #Sweet Mafia 1Where stories live. Discover now