BAB 20

3.9K 186 3
                                    

Eveline merenggut kesal sembari memainkan air di tepian kolam renang, terkadang tanpa sepengetahuan siapa pun ia akan terdiam lalu mengingat kejadian dua minggu yang lalu, seminggu yang menyeramkan baginya dan kandungannya hampir saja mengalami bahaya yang teramat sangat namun ketika mengingat kejadian seminggu yang lalu itu pikirannya teringat pada ayah mertuanya, bagaimana pun dia adalah ayah mertuanya dan terakhir yang ia tau adalah ayah mertuanya tertembak atau lebih tepatnya Christian menembaknya secara terang-terangan.

Christian menembak ayahnya sendiri dengan tiga peluru, tanpa menoleh kebelakang lagi untuk mengecek nadinya, memastikan ayah mertuanya itu masih hidup atau tidak namun dengan wajah dinginnya ia berjalan di belakang Dave yang menggendong dirinya untuk mengamankannya . Christian lebih peduli pada Eveline di banding ayahnya sendiri, seperti itu kira-kira anggapan jika orang lain mengetahui ini semua, hubungan mereka terlalu rumit tidak pernah ada yang menginginkan pertemuan dengan ayah mertuanya itu dan jika mereka harus bertemu maka keesokan harinya akan ada sesuatu, entah perang wilayah atau apa pun itu.

Yah dan itu semua adalah kenyataan dan Dave memperjelas semuanya. Eveline menghembuskan nafasnya panjang, terlalu sakit jika mengingat perubahan sikap Dave sebulan yang lalu di tambah dengan berbagai kejadian yang memicu ketidak nyamanan di rumah tangganya, jika saja semua ini tidak terjadi mungkin ia tidak akan tau mengapa Dave seperti itu.

Menjauhkan dirinya dan Raymond sejauh mungkin berharap itu akan berhasil melindunginya dari incaran sang ayah mertua, namun nyatanya gagal total. "Aku hanya ingin melindungi keluarga kita, maaf. Aku tidak ingin kau merasa sakit hati ketika aku menceritakan tentang perjodohan sialan itu, maaf.Aku pikir itu adalah cara terbaikku tapi ternyata aku malah membuatmu sakit, maaf. Maaf, maaf, maaf. Tolong maafkan aku sayang.' Eveline tersenyum kecil dengan mata yang berkaca-kaca ketika ia kembali mengingat wajah frustasi Dave yang menceritakan perjodohan itu.

Suaminya hanya ingin memberikan yang terbaik saat itu, hanya ingin melindungi keluarga kecil mereka, hanya itu.

"Hai cantik, kau bisa masuk angin jika terus bermain air," pria bersuara lembut dengan senyuman semanis gula itu duduk di sebuah bangku yang berada tidak jauh dari kolam renang, kolam ini indoor memang tapi di samping kanannya terdapat dinding kaca yang mengarah pada taman. "Lama tidak bertemu Damon," ucap Eveline beranjak dari duduknya lalu memeluk sekilas pria yang sudah ia anggap seperti kakak kandungannya itu.

Peluh dan sebuah samurai yang berada di tangannya memperjelas semua apa yang telah ia lakukan, seperti biasa melatih 'keluarga' mereka yang lain, "bagaimana kabarmu ?" tanya Damon menatap Eveline lembut, "aku ? aku baik-baik saja. Apa ada yang terluka ?" tanya Eveline terlihat cemas sembari menatap kedua manik Damon dengan intens.

"Tentu tidak,"

"Aku merasa bersalah,"

"Eveline,"

"Aku tau ayah mertuaku keterlaluan tapi..."

"Kau tau kan sekarang alasannya mereka tidak memperkenalkanmu dengan Tuan Dominick Hennet, melindungimu, menjauhkanmu dari bahaya sekecil apa pun,"

"Ya aku tau alasan jelasnya sekarang,"

Mereka terdiam sesaat, bahkan saat pernikahan mereka pun Eveline tidak melihat adanya ayah mertuanya di pesta. "Tuan, mobil sudah siap," ucap seseorang mengintrupsi keheningan mereka dan dengan segera Damon bangkit dari duduknya, "aku harus segera ke kampus besok ada pertandingan basket dan aku harus memberikan pengarahan pada mereka, sampai bertemu lagi Eveline," ucap Damon dan dengan segera Eveline bangkit dari duduknya memeluk Damon sekilas lalu ikut melangkahkan kakinya ke luar.

Only You #Sweet Mafia 1Where stories live. Discover now