DELAPAN

80.9K 4.1K 64
                                    

(Alena Pov.)

Tebak penampilan gue sekarang gimana?

Tada...

Gue sekarang pakai seragam putih dengan kerah kotak-kotak berwarna krem, rok kotak-kotak juga, baju gue memang sengaja gue longgarin sedikit, rok selutut, kaos kaki panjang sampai betis, rambut kuncir dua, kacamata non minus, sepatu fentofel, tas ransel berwarna biru, dan jangan lupakan buku tebal berada di genggaman gue.

Gue turun dengan wajah yang ceria dan langsung mengecup pipi kedua orang tua dan kakak gue.

"Pagi!" Sapa gue.

Mereka terpekik kaget dan Rafa langsung memukul gue dengan sendok yang ada di tangan nya.

"Eh siapa lo! Maling?! Pergi lo!." Ucap nya histeris.

Gue memutar bola mata gue lalu duduk di kursi kesukaan gue.

"Ehh jangan berani-berani lo duduk di situ, itu tempat duduk adek gue!" Ucap nya masih histeris.

"Stop! Bawel amat jadi laki! Gue Alena! ALENA FRANDA GHOMAN!" Ucap gue menekan nama gue.

Mereka semua menganga melihat gue dan menilai gue dari atas sampai bawah.

"Sumpah lo! Gak lo pasti bohong!" Pekik Rafa.

"Bisa gak lo gak usah teriak! Kuping gue udah merah!" Ucap gue menatap nya tajam.

Rafa nyengir ke arah gue lalu kembali duduk dan menatap gue penasaran.

"Kamu mau kemana sayang?" Tanya mom kepo.

Gue menatap mom sambil tersenyum.

"Sekolah." Jawab gue.

"Hah? Kamu pakai pakaian kayak gitu?" Tanya dad natap gue gak percaya yang gue angguki santai.

"Kok bisa?" Tanya Rafa penasaran.

Gue menghela nafas sejenak.

"Dad? Apa dad kenal dengan pak Harris?" Tanya gue menatap daddy serius.

Dad terlihat bingung lalu mengangguk.

"Dia kepala sekolah di sekolah milik kita." Ucap dad.

Gue mengangguk sambil tersenyum sinis.

"Apa dad tau permasalahan nya?" Tanya gue.

Dad terlihat berfikir sejenak lalu kemudian mengangguk.

"Dad sudah tau, dad hanya ingin kamu yang mengatasi masalah ini, dad tau, Vei dulu adalah orang yang sering menantang mu waktu smp dulu." Ucap dad sambil tersenyum sinis.

Gue mengangguk lalu pamit dan berlari ke arah parkiran.

Gue mengambil mobil lambhorgini aventador merah milik rafa, lalu mengemudi di atas rata-rata.

Gue melihat dari spion terlihat rafa keluar sambil berlari dan seperti berteriak

***
Gue memarkirkan mobil gue di parkiran khusus CEO yang telah di persiapkan orangtua gue saat sekolah ini baru di bangun, dan parkiran ini memang berada dibawah tanah yang khusus buat petinggi perusahaan, jadi gak ada orang yang tau kalau CEO datang, kecuali di umumin.

Lalu gue berjalan dengan datar dan masuk ke dalam mencari ruangan kepala sekolah.

Gue melirik kiri kanan tapi kok gak ketemu ya?

Bruk!

Gue meringis mendengar teriakan perempuan yang gue tabrak ini.

"Omgg! Lo kalau jalan liat-liat bego! Baju gue kotor!" Pekik nya histeris.

Gue menatap nya datar dan memperhatikan penampilan wanita itu.

Dia memakai baju dan rok putih yang sama dengan gue tapi rok dia ketat banget sampai memperlihatkan lekukan tubuhnya, kaos kaki sampai mata kaki, sepatu converse, rambut berwarna merah darah, lipstik merah cerah, maskara tebal, eyliner, blush on, dan bedak yang mungkin setebal 5cm.

"Cihh mending kalau dia sexy! Ini asataga itu tubuh atau tripleks kok rata banget? Udah gitu dia kayak cabe lagi, ini club atau sekolah neng?" Batin gue.

"Udah Vi nanti kita bales, tapi kita kejar Aditya cs dulu." Ucap salah satu teman nya.

Wanita itu langsung tersenyum lebar dan berlalu dari hadapan gue.

"Vi? Ivi Adriana Harris? Hahaha ternyata sifat bitch nya belum ilang." Batin gue.

Gue berjalan acuh lalu teriakan seorang perempuan membuat gue berhenti.

"Hey!" Teriak nya dari jauh.

Dia sampai di depan gue dengan nafas yang tidak teratur.

"Lo anak baru ya?" Tanya nya sambil mengatur nafas yang gue angguki.

"Kenalin gue Emralda Yolana." Ucap nya, dia mengulurkan tangan ke arah gue dan gue langsung membalasnya.

"Al-" Ucap gue langsung menutup mulut gue.

"Apa?" Tanyanya.

Gue menggeleng sambil bernafas lega.

"Aku franda." Ucap gue sambil tersenyum kecil.

"Oh, tadi gue ngeliat lo sama Ivi." Ucap nya.

"Ivi?" Tanya gue

"Astaga sorry, itu Ivy Adriana Harris, anak nya kepsek makanya dia sok berkuasa di sekolah." Ucap nya kesal.

"Gue dapat satu informasi baru! Dasar bitch sok berkuasa." Batin gue.

Gue tersenyum tanpa menanggapinya.

"Eh lo pasti nyari ruangan kepsek ya?" Tanya nya.

Gue mengangguk dan dia langsung menarik gue.

***

Gue masuk ke ruangan kepala sekolah setelah mengetuk pintu tadi dan kalian tahu? Dia sedang menelfon dengan santai dan dia menaikkan kedua kakinya di atas meja.

"Iya sayang, iya. Nanti kita ke eropa kok." Ucap pria yang gue perkirakan seumuran dengan daddy tapi masih lebih tua pria ini, dan gue yakin dia adalah Harris Antony.

"Cih sok-sokan mau ke eropa! Urusin dulu tuh otak jangan taunya cuma korupsi doang!" Batin gue kesal.

Lalu setelah dia mengakhiri percakapan nya dia menatap gue tajam.

"Siapa kamu?" Tanya nya menatap gue tajam

Gue menatap nya datar berusaha menormalkan ekspresi gue.

"Sa..saya Franda pak." Ucap gue sok takut.

Dia mendelik melihat penampilan gue, mungkin dia pikir gue gadis kampung?

"Kamu gadis yang mendapatkan biasiswa itu? Saya heran mengapa pemilik sekolah ini memberikan gadis sepertimu biasiswa di sekolah mahal seperti ini." Ucap nya angkuh.

Gue berusaha menormalkan wajah gue yang tampak mulai memerah

"Sa..saya tidak ta..tahu pak, emm..pak ke..kelas sa..saya di..dimana?" Tanya gue masih sok takut.

Dia mendelik lalu kemudian menatap gue tajam.

"Saya juga tidak mau kamu berada di sini! Saya jijik! Bisa-bisa ruangan saya yang mewah ini tercemar oleh kotoran mu!" Ucap nya natap gue jijik.

Lagi-lagi gue harus ekstra sabar menghadapi orang gila seperti ini.

"Sesuai permintaan pemilik sekolah, kau di IPA 1, cihh pintaran juga anak ku." Ucapnya angkuh.

"Terima kasih pak, permisi." Ucap gue tidak memperdulikan ucapannya.

Gue memang menyuruh fero mengambil bagian ipa karena di USA gue memang mengambil jurusan ipa.

My Nerd Is CEO

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang