SEMBILAN

74.4K 4.4K 30
                                    

(Alena Pov.)

Gue keluar dari ruangan kepala sekolah sialan itu, dan gue di kejutkan oleh seseorang yang mengantar gue siapa lagi kalau bukan teman baru gue.

"Oh astaga, kamu ngagetin aku aja Em." Ucap gue sambil mengelus dada.

Dia nyengir lebar ke arah gue yang gue balas dengan cibiran.

"Ya sorry, eh kepsek gila itu ngomong apa?" Tanya nya penasaran.

"Dia bilang aku di kelas IPA 1." Ucap gue santai.

Dia terlihat berbinar saat gue mengatakan itu.

"REALLY? Omg. Akhirnya gue dapat teman, btw kita satu kelas." Ucap nya antusias.

Gue mengernyitkan dahi gue bingung.

"Dapat teman? Memangnya dia tidak ada teman apa?" Batin gue.

"Em a..pa kamu gak punya teman?" Tanya gue hati-hati.

Dia menghela nafas kesal lalu mengangguk.

"Ya gue benci berteman dengan mereka." Ucap nya kesal.

"Why?" Tanya gue bingung.

Dia menatap gue kesal sambil mencibir.

"Hey memangnya apa salah gue?" Batin gue.

"Lo tau kan mereka semua punya banyak muka." Ucap nya bertanya, ralat itu terdengar seperti Pernyataan.

Gue mengangguk mengerti lalu menatap nya bingung.

"Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu gak ada kelas?" Tanya gue bingung.

Dia kembali nyengir lebar memperlihatkan giginya yang putih dan tersusun rapiz

"Gue malas ke kelas, sekalian nunggu lo." Ucap nya nyengir.

"Jadi kangen Rasya, njirr! Gue lupa kabarin dia, setelah sekolah aja deh." Batin gue.

"Jadi kelas ku ada di mana?" Tanya gue bingung.

Dia menepuk jidat nya lalu menarik gue menuju salah satu kelas yang gue yakinin akan menjadi kelas baru gue.

Dia mengetuk pintu kelas itu dan muncullah seorang guru wanita yang menatap kami tajam.

"Dari mana kalian?" Tanya nya datar.

Gue menatap Emralda yang menatap gue santai.

"Dia murid baru bu, saya tadi membantunya mencari ruang kepala sekolah." Ucap Em.

Guru itu beralih menatap gue yang menatap nya datar, dan kemudian dia masuk ke kelas sambil menyuruh gue mengikutinya sedangkan Em kembali duduk di bangkunya yang berada di bangku kedua dan memang dia terlihat duduk sendiri.

"Baik anak-anak, kelas kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan nama kamu." Ucap guru itu sambil mempersilahkan gue mengenalkan diri.

Gue beralih menatap teman sekelas gue yang menatap gue dengan pandangan meremehkan sekaligus tajam, gue menanggapinya dengan tatapan datar.

"Perkenalkan nama saya Franda Azaz." Ucap gue datar.

Mengapa gue memakai nama mommy gue? Itu agar penyamaran gue gak kebongkar.

"Baik Franda perkenalkan saya Sri, panggil saja ibu Sri kebetulan saya adalah wali kelas baru kamu, apa ada yang ingin bertanya?" Tanya Bu Sri.

Seorang gadis dengan make up yang tebal mengangkat tangan kanan nya.

"Lo tinggal di kampung ya? Pasti ortu lo miskin banget dan lo pasti masuk ke sekolah ini karena beasiswa." Ucap nya menatap gue remeh.

Semua orang di kelas tertawa menanggapi wanita itu.

Dan kemudian pandangan gue terjatuh pada seorang pria yang menatap gue dengan datar sambil mendengarkan lagu.

"Ternyata kelas ini sangat buruk,satu lagi info tentang sekolah ini"batin gue

"Sudah-sudah, Franda kamu silahkan duduk di samping Emralda." Ucap nya mempersilahkan gue duduk.

Gue mengangguk lalu duduk di samping Em yang terlihat bersemangat.

***My Nerd Is CEO***

Gue keluar dari kelas yang telah sepi menuju ruangan gue.

Sekolah ini memang menyediakan Ruangan khusus untuk pemilik sekolah jika mereka berkunjung ke sekolah ini.

Gue memasukkan kode privat yang hanya gue dan keluarga gue yang tau.

"Anjir, keamanan nya ketat banget." Keluh gue saat melihat kode-kode untuk membukanya.

Gue menempelkan id card keluarga gue ke layar monitor itu, setelah terdengar bunyi cekrek gue langsung masuk ke dalam ruangan yang cukup mewah sesuai dengan keinginan gue.

Gue mengambil handphone gue dari saku baju sekolah gue lalu menelfon Fero.

"Saya tunggu di ruangan yang di dalam sekolah." Ucap gue datar.

"..."

"15 menit! Gak telat!" Ucal gue lalu memutuskan sambungan telfon.

Lalu tak lama kemudian hp gue bergetar tanda ada pesan masuk.

From:Fero Somplak

'Saya sudah ada di depan'

Gue me-read pesan darinya lalu berjalan membuka pintu itu.

"Apa ada yang bisa saya bantu miss?" Tanya Fero dengan bahasanya yang formal.

"Baru satu hari saya di sekolah ini tapi saya sudah mendapatkan beberapa informasi." Ucap gue datar.

"Informasi?" Tanya nya mengulang.

Gue pun menceritakan semua yang gue alami hari ini kepadanya dan dia terlihat marah sekali saat gue memberitahu kelakuan kepala sekolah sengek itu dan juga anak nya yang angkuh.

"Sialan! Lo kenapa diam aja! Gue bakalan balas mereka." Ucap nya gak lagi memakai bahasa formal.

Gue memijit pelipis gue yang terasa berdenyut lalu gue memberikan fero senyum devil.

"Santai, lo tau kan gue bakalan ngapain mereka?" Tanya gue tersenyum sinis.

Dia membalas senyuman gue tak kalah sinis nya tapi gue masih merasakan tangan nya yang terkepal.

My Nerd Is CEO

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang