22

2.7K 227 16
                                    

Sebelum membaca, siapkan mental kalian, oke? Satu per satu fakta terkuak. Alasan- alasan yang membuat "mereka" menjadi "antagonis". Silakan semakin membenci karakter- karakter tersebut, atau justru bersimpati?

Happy reading!

***


"Aargh!"

Pukulan keras di perut yang tadi terkena tendangan membuat Darius merasakan kesakitan yang amat sangat. Dia terduduk membungkuk sambil memegangi perutnya dan terbatuk- batuk.

"Kau tahu, Dar? Kau bisa menjadi orang baik kalau kau mau. Tapi, kau malah memilih memihak pada Fabio. Apapun alasan yang kau berikan, tindakanmu itu salah. Banyak nyawa orang- orang tidak berdosa melayang. Banyak generasi muda kalian rusak masa depannya dengan narkoba. Merusak moral mereka dengan mengajarkan hal- hal buruk. Negara yang seperti apa yang ingin kalian bangun dengan begitu banyaknya kejahatan dan pengorbanan seperti itu?" tanya Jhon.

Darius menyeringai. "Negara yang kuat, tentu saja. Kami akan menyingkirkan orang- orang lemah dan tidak berguna yang mudah terbujuk hanya untuk kesenangan sesaat itu atau menggunakan mereka sebagai bidak. Seperti hukum alam, siapa yang kuat dia- lah yang berkuasa! Para penguasa hanya memikirkan keuntungan untuk diri dan kelompok mereka, mengorbankan kami para orang kecil! Aku dan keluargaku terusir dari kampung kami sendiri hanya karena kami tidak memiliki sertifikat tanah tempat rumah kami berdiri, padahal dulunya mereka bilang tanah tersebut memang diperuntukkan untuk kami para orang kecil, orang miskin. Tapi di saat kami mulai bisa menata kehidupan kami dan memiliki harapan untuk bisa semakin berkembang, kami diusir! Rumah yang kami bangun dengan susah payah dan perjuangan dihancurkan! Seharusnya mereka bisa bicara baik- baik pada kami, memberi kami waktu untuk berkemas, bukannya memperlakukan kami seperti sampah! Mereka juga harusnya memberi kami ganti rugi atau minimal sedikit uang untuk memulai hidup di tempat yang baru. Tapi mereka mengusir dengan kasar, mendorong ibuku sampai terjatuh dan kepalanya terbentur batu dengan keras! Ibuku mati di tangan mereka!"

Jhon terdiam. Tidak menyangka Darius mengalami hal seperti itu.

"Setelahnya... aku, adikku, dan ayahku menjadi gelandangan! Sampai suatu hari ayahku yang sudah tidak tahan dengan kondisi tersebut menjual adikku yang masih anak- anak pada seorang pedofil! Kami bisa hidup di rumah mewah dengan mengorbankan adikku yang masih kecil! Dia menderita dan depresi sampai akhirnya bunuh diri! Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?" Darius mengusap air matanya dengan kasar. "Aku membunuh ayahku dan aku sangat menikmatinya. Dia yang sudah membuat adikku menderita. Aku juga membunuh pedofil itu. Menculik dan menyekapnya di gudang tua selama seminggu nyaris tanpa makanan. Dia sudah berkeluarga. Punya istri dan anak, tapi dia dengan begitu kejam memanfaatkan adikku untuk memuaskan obsesinya pada seorang gadis kecil!"

Darius tertawa. Terdengar begitu sumbang dan pedih.

"Aku ingin membalasnya. Aku ingin dia merasakan kepedihan yang sama sepertiku," Darius perlahan berdiri. "Aku menculik anak dan istrinya juga. Kuungkapkan semua kenyataan pada keluarganya dan mereka terlihat sangat terkejut. Sama sekali tidak menyangka suami dan ayah yang mereka banggakan adalah orang yang begitu keji dan jahat. Coba tebak, apa yang aku lakukan selama seminggu mereka jadi tahananku?"

Jhon tidak menjawab. Darius terkekeh.

"Aku memperkosa anak dan istrinya!" Darius menjawab pertanyaannya sendiri. Jawaban yang membuat Jhon terbelalak kaget.

***

Mocha mencoba melepaskan ikatan pada tangannya. Cukup kencang, tapi tidak sampai menyakiti kulitnya. Fabio berdiri sambil bersandar tembok. Menimbang- nimbang, haruskah dia keluar dan ikut dalam pesta besar yang sepertinya sangat kacau itu atau menunggu sang lawan datang kemari? Jujur, dia sudah sangat bosan hanya duduk diam di dalam ruangan ini sementara di luar sana suara peperangan terdengar begitu menggoda.

My MochaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang