Explanation

14.8K 432 0
                                    

Zee's POV

Malam semakin larut, aku tetap tak kuasa untuk menutup mataku. Semua bayangan hari ini yang telah terekam dengan jernih di kepalaku, berputar kembali dengan bersihnya. Mulai dari Ardhan yang tiba-tiba membuat mood ku menjadi drop, lamaran indah di depan sunset, hadirnya kedua sahabatku dan mungkin akan bertambah satu orang lagi. Who's know? Hingga kedatangan ayah bunda serta mama dan papa Ardhan disini. Semua yang telah di rencanakannya berjalan dengan mulus. Aku pun baru sadar, ternyata alasan untuk menemaninya dinas ke Bali termasuk salah satu bagian dari rencananya.

"Tidur Zee, jangan di pandangin terus cincinnya. Nanti berliannya ilang lho." Arla terbangun di tengah tidurnya dan mengganggu lamunanku.

"La, kok bisa ada si cewe pirang itu sih disini?" tanyaku penasaran.

"Dia bantuin Ardhan ngerjain ini semua." jawabnya malas.

"Tapi, kok bisa? Jangan-jangan taktik dia ya buat ngejauhin gw dari Ardhan?"

Arla pun berbalik menghadap ke arahku. "Heh, jangan jangan berprasangka buruk. Kalo gak tau kebenarannya gak usa nerka-nerka. Kalo salah malah nambah dosa. Udah deh Zee, udah jam dua nih tidur kek."

Arla berlalu meninggalkanku yang masih terjaga di tengah malam.

****************************

Ardhan's POV

Pagi-pagi sekali ini kami semua sudah bersiap untuk pergi melihat sunrise dan kawanan lumba-lumba ditengah laut. Semuanya memang sengaja aku persiapkan untuk lebih saling mengenal diantara keluarga kami. Maksudku aku yang akan mengenal keluarga Zee lebih dekat.

"Semuanya sudah siap? Gak ada yang ketinggalankan?" sahutku pada semuanya. Mama, papa, ayah, bunda, aku, Zee, Arla dan Arkan. Tak terkecuali Brenda. Kami semua sudah berada di atas mini bus menuju ke salah satu dermaga yang akan membawa kami ke tengah laut pantai Lovina nantinya.

Aku duduk berdampingan dengan Zee, di sebelah kami ada Arla dan Arkan. Sementara Brenda yang ngotot ingin ikut, duduk paling depan. Tidak, aku tidak merasa risih akan adanya Brenda disini. Karena Brenda sendiri yang menginginkan untuk ikut bersama kami. Walaupun aku tahu, Brenda tidak akan semudah itu untuk melepaskan apa yang ia sukai menjadi milik orang lain. Tapi aku pastikan kalau nanti ataupun selanjutnya, dia tidak akan melakukan hal yang bodoh baik terhadapku ataupun terhadap Zee.

Waktu menujukkan pukul 6.05 pagi, langit gelap mulai memudar berganti terang. Kami yang sudah berada di kawasan wisata Pantai Lovina pun segera beralih ke dermaga dan menaiki boat yang aku sewa untuk mengatar kami menuju tengah laut.

"Seneng gak? Kalau biasanya aku ngajak kamu liat sunset, sekarang aku ngajak kamu liat sunrise di tengah laut." tanyaku pada Zee.

"Seneng banget lah. Makasih ya kamu selalu ngertiin aku."

"Anything for you Hun." kami kembali menghadap ke arah laut dengan Zee yang berpangku di hadapanku.

Cukup lama kami saling berdiam, menatap langit dengan mentari yang mulai menampakkan dirinya. Melihat lumba-lumba yang berkejaran satu sama lain. Menghilang, lalu timbul kembali dari bali air laut. Sungguh momen yang sangat indah. Aku melihat sekeliling. Arkan dan Arla yang tak kalah romantisnya dari kami di sudut lain dari boat ini. Orang tua kami yang sangat menikmati liburan mereka. Dan di sisi lain, Brenda pun terhanyut dengan dirinya sendiri.

"Kok bisa ada Brenda?" aku tidak terlalu kaget dengan pertanyaan yang akan dilontarkannya. Karena cepat atau lambat, Zee juga harus tau semuanya. Karena niatku, aku tidak akan menutup-nutupi apapun darinya.

Will Be Happy Ending (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang