Melukis Pelangi 2.

3.1K 328 4
                                    

Verrel, Brandon dan Hito hanya diam menyaksikan perang dingin antara Yuki dan Al yang sudah terjadi sejak ospek berlangsung.

Dua-duanya keras kepala dan gak mau ngalah, sampai mereka semester 5. Perangnya gak juga reda.

Masalanya cukup serius, itu karena Al Rahaikal Gutomo telah mencuri first kiss dari Yuki Anggita pas ospek dulu. Dan itu bikin malu Yuki. Pake banget.

Flasback on

"Al, gue tantang loe cium cewek super galak itu, berani gak loe?" tanya Cio salah satu teman Al.

Cowok tampan nan kharismatik ini lagi mikir keras, mengingat cewek itu adalah cewek galak, jutek, apalagi kakaknya ada di kampus ini juga. Bisa mampus dia, kalo cewek itu ngaduin ke kakaknya.

"Gak berani kan loe, cemen!!!" ucap Cio.

"Berani gue, di pipi kan siapa takut." Ucapnya dengan lantang.

"Enak aja loe di pipi, ya enggaklah, bibirnya." Celetuk Aron.

"Iya tuh bibirnya." Imbuh Cio.

Al masih diam memikirkan resikonya. "Oke, gue berani!" teriaknya.

"Yuki, dicariin tuh sama Al!" ucap Feby.

"Siapa, gue gak kenal tuh?" tanya Yuki.

"Tuh orangnya di sana!" tunjuk feby.

"Males ah ke sana, kalo dia butuh gue, suruh ke sini!" balas Yuki. Feby memberikan isyarat pada Al untuk menghampiri Yuki.

Dengan keberanian yang gak 100%, Al mulai menghampiri Yuki. Berjalan percaya diri, padahal dalam hati kecilnya masih meragu.

Yuki heran, tentu saja. Kenapa cowok songong itu tiba-tiba mencarinya. Dari awal Yuki memang kurang suka dengan Al,gayanya bikin klepek-klepek, NO enek banget. Sok segalanya.

Al sudah berdiri di hadapan Yuki, menatap matanya tepat di maniknya.

"Ada urusan apa loe cari gue?" tanya Yuki ketus. Al masih diam mematung dan mengamati wajah Yuki.

"Gue harus berani!" ucap Al dalam hati.

Terus melangkah maju mendekati Yuki.
"Mau apa loe?" tanya Yuki berusaha menyembunyikan kepanikannya. Cepat dan tepat, bibir Al sudah menempel di bibir Yuki, 15 detik.

Yuki seakan menjadi patung untuk 15 detik yang tak terduga itu.

PLAK

Pipi Al sudah merah bekas tamparan Yuki. Sorak teman-teman yang menyaksikan kejadian itu menambah panas suasana yang terjadi antara Al dan Yuki, aura permusuhan mulai tersulut di antara mereka.

"Gue gak akan pernah maafin loe!!!" teriak Yuki sambil menatap sengit Al.

"Dan gue juga gak berniat untuk minta maaf sama loe!!!" balas Al, keduanya tak mau kalah. Saling memandang sengit.

"Kalian berdua!!!" teriak salah satu panitia ospek.

"Apaaaa?!" teriak mereka bersamaan.

"Eh...koq galakan kalian?, kalian berdua dihukum bersihin gudang perpustakaan sekarang!!!" teriak panitia ospek itu lagi.

Dengan sangat terpaksa mereka berjalan beriringan menuju gudang perpustakaan.

"Gak usah lihat-lihat gue deh!" semprot Yuki. Al hanya membuang muka, terlalu malas berdebat dengan Yuki.

"Gue yang masuk duluan!" perintah Al.

"Gue yang masuk duluan!" Balas Yuki.

"Gak usah keras kepala deh, biar gue yang masuk duluan." Ucap Al berusaha sedatar mungkin.

"Gue bilang, gue yang masuk duluan!" teriak Yuki. Mereka mencoba memaksa masuk, tak mau kalah dengan ego masing-masing. Alhasil, mereka terjatuh bersama, dengan Al yang berada di atas Yuki.

"Loe!" ucap Yuki hendak menampar Al lagi, tapi tangan kuat Al brhasil mencegahnya.

"Untuk kali ini, gue gak akan biarin loe nampar gue lagi, Ki." ucap Al.

Yuki mencoba berdiri, dia sudah sangat lelah dan malu.

"Semuanya gara-gara loe, Al." Ucapnya dalam hati.

"Biar gue bantu?" tawar Al mengulurkan tangannya pada Yuki.

"Gue bisa sendiri!!!" ketus Yuki.
"Terserah." Balas Al.

"Kalian berdua harus rapiin ini gudang, ngerti!!!" ucap panitia ospek yang namanya Mas Rizky, lalu meninggalkan mereka berdua lagi.

Mulanya semua aman terkendali, acara bersih-bersih mereka berjalan dengan mulus, tanpa ada suara, diam dan tak saling mengenal.

"Aaaaaaaa, tikus!!!" teriak Yuki.

"Apaan sih, berisik!" ucap Al.

"Sumpah, gue paling gak bisa lihat tikus. Gue takut." Ucap Yuki lalu keluar dari gudang.

"Oke, biar gue yang nyelesaiin."ucap Al.

"Terus gue?" tanya Yuki.

"Tunggu di luar!" suruh Al.

Butuh seperempat jam untuk menyelesaikan bersih-bersih gudang perpustakaan. Al keluar dengan baju yang sedikit lusuh akibat debu.

Mencoba mencari keberadaan Yuki.

"Shit, gue dikerjain sama dia." Ucapnya.

Al berjalan menyusuri setiap sudut kampus, namun nihil dia tidak menemukan Yuki.

"Gue akan balas Ki." Ucapnya lagi.

Malam ini Al tak bisa tidur, sulit untuknya memejamkan mata dengan sempurna. Pikirannya berkecamuk,memikirkan kenekatannya mencium Yuki. Masih terasa di bibirnya, rasa cherrynya,wangi rambutnya. mungkin ini tak akan terlupa olehnya.

"Gue gak boleh kepikiran cewek itu!!!" teriaknya.

"Loe kenapa sih dek, murung begitu?" tanya Max yang duduk di tepi ranjang Yuki.

"Pengen makan orang!" celetuknya.

"Sumanti dong dek, wuih bakal masuk tv terus loe dek." Balas Max.

"Abang keluar aja deh, lagi pengen sendiri nih." Ucap Yuki.

"Oke, gue keluar dek. Dasar bocah." Ucap Max sambil mengacak rambut Yuki.

"Bang, Yuki udah kuliah tau, bukan bocah lagi." Protes Yuki.

"Iya, abang tau koq dek, tapi buat abang loe tetep bocah,haha." Balas Max lalu berlari kecil, menghindari amukan Yuki.

"Gue pengen bilang sama bang Max, kalo tadi ada yang kurang ajar sama gue. Tapi udahlah, males ngomongnya." Ucap Yuki lalu berusaha memejamkan matanya. Dia akan pura-pura hilang ingatan, dan tak akan pernah berdamai dengan yang namnya Al Rahaikal Gutomo.

Flasback off

TO BE CONTINUE

Dari penulis:
Semoga lebih banyak like dan coment lagi,,,thank's sudah membaca :)

Melukis PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang