Melukis Pelangi 17.

2.3K 206 9
                                    

Yuki Pov.

Mereka beneran gak berantem kan ya? pikiran gue jadi negatif begini. 10 menit berlalu, mereka belum juga nongol dari kamar mandi.

"Feb, gue jadi khawatir." Ucap gue.

"Tenang Yuk, tuh Al udah ke sini." Ucapnya dan langsung aja gue menoleh, ternyata bener Al udah berjalan ke sini. Di belakangnya di susul Rizky. Gue rasa mereka gak adu jotos deh, syukurlah.

"Ngapain liatin gue begitu, kangen eh?" tanya Al yang berhasil buat gue jadi salah tingkah.

"Al, please deh gue itu khawatir sama loe." ucap gue dengan tampang yang gak bisa didiskripsikan.

"Khawatir?" tanyanya menaikan sebelah alisnya.

"Iya, khawatir kalo kalian berdua sampe berantem." Ucap gue yang memandang Al dan Rizky secara bergantian.

"Tenang Yuk, kita pake cara damai koq." Ucap Rizky.

"Yuki daritadi parno tau." Timpal Feby.

"Dia itu emang gitu suka berlebihan khawatirnya." Ucap Al yang langsung mengacak rambut gue.

Setelah selesai makan, gue dan Feby berpisah tentunya dengan pasangan masing-masing. Habis dari toilet Al dan Rizky lebih bersahabat, ya penglihatan gue sih mengartikan begitu. Saat kami berpisah pun mereka saling tersenyum satu sama lain, ini kemajuan yang sangat baik. Bahagia deh lihat mereka.

"Kenapa senyum-senyum begitu?" tanyanya dengan wajah songong yang sekarang jadi gak menyebalkan untuk gue.

"Sirik aja sih, pacar bahagia juga." Balas gue.

"Bahagia, kenapa?" tanyanya lagi.

"Bahagia lihat mantan pacar sama pacar akur. hehe." Kekeh gue. Dia langsung menjepit leher gue di lengannya.

"Awas aja kalo masih lirik-lirik mantan pacar. Gue bawa ke KUA." Ancamnya.

"Gue masih 21 tahun Al." Ucap gue.

"Nikah muda lagi trend lho." Balasnya.

"Ihhh...apaan sih, baru juga 2 minggu mau nikah aja." ucap gue mencoba melepaskan leher dari kurungan lengan Al.

"Lepas , malu tau!!!" sewot gue.
Akhirnya gue sampe juga di parkiran.

"Eh...Al itu bukannya Rasya?" tanya gue sambil menunjuk orang yang sedang telepon di seberang sana.

"Rasya bocah yang nembak loe, udah biarin aja gak penting." Balasnya. Tuh kan songongnya mulai lagi.

"Ayo samperin, gue lama gak ketemu dia!!!" ajak gue.

"Gak usah Yuk, ngapain sih bikin bad mood lagi. Cukup Rizky aja gak usah sama tuh bocah." Ucapnya yang langsung gue kasih tatapan tajam.

"Silaturahmi Al, gak usah bikin bad mood juga deh." Balas gue sudah bersedekap dengan muka cemberut.

"Yayaya, gue mengalah, ayo samperin tuh bocah." Ucapnya mengenggam tangan gue.

"Al, gak usah kenceng-kenceng juga pegang tangannya! Gue gak bakal kemana-mana!" Ucap gue.

"Pokoknya loe tetap di samping gue!!!" perintahnya. Sebel juga, tapi lucu lihat dia kayak gitu.

"Rasya!" panggil gue.

"Jangan lama-lama udah malem, gue bisa di sate sama Max." Peringat Al.

"Iya-iya, gak usah berisik!." Balas gue mengecup pipinya sekilas.

"Boleh nambah gak yang satunya belum." Ucapnya.

"Huuuu, enak di loe dong." Balas gue.

Aneh juga sih gaya pacaran gue dan Al, pacaran kayak musuh begini. tapi musuh romantis, hehe.

Melukis PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang