[28]

4.4K 456 89
                                    

Haizley's POV

"Cause I know what the girl them need, New York to Haiti, I got lipstick stamps on my passport, You make it hard to leave..." anak itu ada di belakangku dan dia sedang menyanyikan lagu Jason Derulo - talk dirty.

"Kau tidak boleh menyanyikan lagu itu Oliver, kau masih belum cukup umur."

"Mom harus fokus pada jalanan bukan suaraku." lihatlah, betapa kurang ajarnya anak itu. Aku tidak tahu apa yang diberi Harry untuknya sehingga dia sangat menurut pada ayahnya dan sangat kurang ajar padaku. "Jangan bicara padaku, aku masih marah pada Mom, kemarin Mom lagi-lagi bertemu dengan uncle Cauldron itu." astaga... siapa lagi itu, kenapa anak ini punya penyakit seperti Harry. Aku menggelengkan kepalaku, aku masih ingat Olivia pernah memanggil Dad ku Les dengan nama Lexi.

"Namanya Cameron, Oliver."

"Dan aku tidak perduli. Kalau aku tahu Mom pergi dengan uncle itu lagi, awas saja! Aku akan melapor pada Dad." meskipun aku tidak menoleh ke belakang tapi aku tahu kalau anak itu sedang tersenyum jahat di belakang.

"Argh tidak! Aku akan dipukul gantungan baju oleh suamiku." aku berekspresi seolah-olah aku sangat takut. Cih, tahu apa anak itu. Dia pergi sekolah dia tidak tahu apa yang aku lakukan di luar sana. "Jangan bernyanyi lagi. Suaramu seperti babi terjepit."

"Bagaimana kalau lagu lain."

"Tidak," jawabku singkat lalu kembali menertawakan boneka Annabelle itu.

"Baiklah ini adalah lagu favorite ku, you got that James Dean day dream look in your eye. And I got that red lip classic thing that you like. And when we go crashing down, we come back every time.Cause we never go out of style. We never go out of style. Bukankah itu lagu dari mantan pacar Dad ku?"

Aku menepuk keningku sendiri. Anak ini benar benar ingin membuatku masuk ke dalam rumah sakit jiwa. "Itu lagu untuk orang dewasa, Olivia Styles."

"Aku menyukai lagu itu Haizley Carole Starbucks."

"Itu nama kakekmu Olivia, kenapa kau sangat kurang ajar?"

"Aku mendengarnya dari Dad ku."

"Biarkan kalian masuk Neraka."

"Why are you so cruel, Mommy?"

"Kau suka menggunakan dialog Cinderella seperti Dad mu."

"Terkadang,Aku belajar itu dari Dad"Aku menyisir rambutku kebelakang.

Aku bernapas lega mengetahui tinggal satu rute lagi sebelum anak ini sampai ke sekolahnya, "Apakah kau tidak menghafal lagu anak-anak, bagaimana kalau lagu London bridge is falling down?"

"Aku tidak mau jembatan london runtuh"oh,baiklah aku lebih baik diam

+

Aku bertambah sial hari ini, harusnya aku membawa mobil sendiri tadi. Dan juga harusnya aku menolak ajakan Cameron untuk mengobrol di cafe, gara-gara dia membahas Harry lagi, kami lagi-lagi bertengkar. Dia marah dan sialnya meninggalkan aku. Sedangkan sekarang ujung-ujungnya aku meminta Harry untuk menjemput aku, karena aku beralasan kalau aku berdua dengannya harus menjemput Olivia pulang sekolah. Aku tidak tahu dia terlalu baik atau memang gampang dibodoh-bodohi, dia mengiyakan begitu saja. Aku melihat mobil berwarna hitam terparkir di seberang jalan, dan Harry hanya memainkan telunjuknya meminta aku untuk menyebrang. Aku menyebrang jalan untuk menumpang pada si tolol itu. "Ternyata kau ada bakat jadi pengemis," ucapnya setelah membukakan pintu mobilnya untukku.

Mate MoronWhere stories live. Discover now