Because of You

11.1K 747 65
                                    

'Aku benar!! Yang kulakukan ini adalah hal yang benar.' batinku maksa.

Jujur, aku dilema. Satu sisi aku rindu setengah mati dengan mereka. Sisi lain, aku tak ingin mengusik hidup mereka.

'Tapi aku rinduuuuu...'

Ucapan itu seakan berteriak kencang ditelingaku.

'Kamu gak boleh kesana Ga. Itu hanya akan membuatmu terus berada dilubang derita.'

'Jangan pergi Ga!!! Kamu gak boleh mengikuti keinginan sesaatmu!!'

Sepertinya kinerja otak dan ototku sedang tak terhubung dengan baik. Otakku melarang, kakiku melangkah. Walaupun dia terus berteriak jangan, kakiku tetap saja melangkah mantap kearah stasiun kota.

'Kamu akan menyesal nanti Ga.. camkan itu!!' hujat hatiku kesal dengan keputusanku yang memilih duduk manis diatas kereta.

'Kamu benar Ga. Yang kamu lakukan ini sudah tepat.' batinku memberi support.

Ternyata Surabaya makin panas saja. Jam 4 sore, suhunya masih saja bikin gerah. Apakah ini memang gerah karena udara yang panas atau gerah karena aku terlalu gugup dengan semakin dekatnya aku kerumah Mas candra?

Langkah demi langkah semakin mendekati kediaman mereka. Aku rindu Ichal, aku rindu gelak tawa dan rengek manjanya. Aku juga rindu mas candra, aku rindu dengan kebaikan dan pelukan hangatnya.

'Kau akan menyesal Ga!!! mungkin mereka akan membencimu dan tak ingin mengenalmu lagi.'

'Aku sudah siap dengan resiko itu. Aku hanya ingin melihat wajah mereka.'

'Dan kalau mereka tak mau bertemu denganmu?'

'Tak ada salahnya dicoba.'

'Kalau mereka menahanmu bagaimana? Mereka selalu berhasil membuatmu bertahan disana kan?'

Langkahku mulai goyah.

'Apakah keputusanku ini benar?'

Aku berhenti sejenak dan berpikir ulang. Bagaimana kalau aku benar-benar mendapat penolakan? Bagaimana kalau nanti Ichal nangis dan ingin ikut bersamaku? Bagaimana kalau nanti Mas Candra mengiba didepanku dan memintaku tinggal?

Pikiran-pikiran negatif semakin gencar menyerangku. Aku lemah. Langkahku mulai mundur kebelakang. Ingin rasanya berbalik dan pulang.

'Pulang sana Ga! Dan kamu hanya akan semakin menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada didepan mata.'

Benar. Aku tak boleh menyerah. Aku sudah sampai disini. Akan sangat sia-sia jika aku kembali dan tak melihat mereka barang sebentar saja.

Kutekadkan diri melangkah semakin dekat.

Tapi......

Lagi-lagi langkahku terhenti.

Didepan halaman rumah Mas Candra, terparkir dua mobil yang sudah sangat kukenal merupakan mobil milik Mbak Asty dan Pak Suryo.

Sial benar nasibku. Jauh-jauh kesini, malah tak bisa apa-apa. Harusnya aku sadar. Ini kan hari Minggu. Mereka pasti kesini untuk berkumpul atau keluar bersama. Akhirnya, aku hanya bisa terduduk lesu diteras samping depan rumah yang berseberangan dengan rumah Mas candra. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Apakah aku harus menunggu? Atau aku pulang saja?

Atau.....

Kurasa itu bukan pertimbangan. Tapi bunuh diri. Aku tak mungkin nekat masuk kesana dengan adanya keluarga Mas Candra disana.

Because of YouWhere stories live. Discover now