Willy Story 8

6.3K 373 3
                                    

8

Penglihatan Willy belum pernah mengalami masalah selama ini. Tapi untuk sesaat Willy yakin kalau matanya sudah salah lihat.

Tidak mungkin Marvin Bergmann ada di Sydney. Dan seandainya alam berniat lain, yang pasti bukan untuk mencariku.pikir Willy yang masih memandangi tempat dia melihat sosok Marvin.

Beberapa menit kemudian Willy yakin kalau penglihatannya memang bermasalah, karena kali ini bukan merasa hanya sosok Marvin yang dilihatnya. Willy memang melihat Marvin, dan kini pria itu berjalan kearahnya.

Apa yang diinginkannya??bathin Willy bingung dan tanpa sadar membalik badannya dan bersiap pergi dari tempat itu saat sebuah tangan menangkap pergelangan tangannya.

“Jangan kabur lagi dariku, Wilhelmina…”geram Marvin sambil membalik tubuh Willy hingga kembali berhadapan dengannya.

“Kau kurus…”ucap Marvin tiba-tiba dan sesaat kemudian sangat ingin menarik kembali ucapannya itu.

Mata Marvin menatap Willy dari ujung kaki hingga ujung kepala. Wanita itu memang kehilangan banyak berat badan. Bahkan pakaian musim dinginnya yang tebal tidak menutupi bahwa sudah banyak bagian dari tubuh itu yang mengecil. “Kau bahkan sangat kurus…”balas Marvin sambil menarik tubuh Willy ke pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di dalam rambut Willy. “Terakhir kali kita bersama kau tidak sekurus ini… Apa saja yang terjadi sejak kau melarikan diri dariku??”tanya Marvin setelah puas memeluk Willy.

Apa dia kesini untuk mencariku?? Seandainya saja itu benar, dan dia mengakui semuanya…pikir Willy enggan.

“Aku tidak pernah melarikan diri dari siapapun, bahkan darimu. Aku hanya harus kembali ke duniaku, bukan dunia penuh kesenangan semu selama ini…”ujar Willy dingin tanpa berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Marvin.

Marvin menjauhkan Willy sejauh jangkauan tangannya, dan menatap Willy tidak percaya. Dan kemudian Marvin tersenyum pada ketiga orang yang berada di belakang Willy. “Hallo. Aku sudah mengenal kalian, tapi kalian mungkin belum mengenalku. Aku Marvin Bergmann.”ujar Marvin sopan yang dibalas senyum oleh Belinda.

“Apa semua kasus Mark sudah selesai??”tanya Marvin lembut pada Willy.

“Kau tahu??”tanya Willy tidak percaya. Marvin menggeleng pelan seolah benci mengetahui kalau Willy meremehkannya,”Aku kesini menyusulmu bukannya tidak membawa apapun. Aku datang kesini berbekal restu seluruh keluargamu. Dan begitu tahu harus mencarimu dimana, bukan hal sulit untuk mengetahui apa yang kau lakukan disini…”jelas Marvin. “Tapi sebelum itu, dimana kalian tinggal??”tanya Marvin ditujukan pada keempat orang dihadapannya.

“Selama ini kami tinggal di apartemen Mark, tapi sekarang apartemen itu sudah dijual. Jadi mungkin kami akan tinggal di wisma sampai Mark mendapatkan pekerjaan lagi…”jelas Belinda.

Marvin tersenyum,”Bagaimana kalau kalian tinggal bersama kami??”tanya Marvin yang langsung membuat Willy menjadi tegang dan membeku di tempat. Melihat reaksi Willy yang spontan itu membuat Marvin ingin tertawa, dan akhirnya tawa itu lepas,”Jangan takut, Willy… Aku akan melindungimu. Anggap saja kalau kita sedang berbuat amal. Jadi, biarkan mereka tinggal bersama kita, lagipula Patrick bilang kalau di rumahnya ada banyak kamar kosong yang bisa digunakan…”bujuk Marvin lembut.

Willy mengangguk pelan, dia merasa mungkin Marvin memang bisa melindunginya, tapi rasa takut bukan sesuatu yang bisa dihadapi dengan fisik. Dan kalau Willy merasa tidak lebih baik, dia bisa saja meninggalkan rumah ayahnya itu.

Tunggu! Bagaimana caranya Marvin bisa mendapatkan izin untuk tinggal di rumah Dad??pikir Willy cepat.

“Bagaimana caranya kau bisa mendapatkan kunci rumah itu?? Aku tadi memang mendengar kalau kau bilang mendapatkan restu seluruh keluargaku, tapi tidak mungkin mereka semudah itu mempercayakan segalanya padamu… Mereka baru mengenalmu!”ujar Willy mengungkapkan segala kenyataannya.

Willy Story (Murphy Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang