Keesokan hari pernikahan pun akan dimulai semua orang sudah berkumpul menyaksikan pernikahan itu termasuk diriku aku berdiri didekat kakek dan dimas terus menatapku saat pernikahan akan dimulai sonya menuruhku untuk berdiri didekat mereka dengan berat hati akupun berdiri didekat mereka. Lalu pernikahan pun dimulai pendeta menyuruh mereka memasangkan kalung bunga di leher pasangannya. Setelah itu pendeta menyuruh salah satu anggota keluarga untuk mengikatkan kain pada mereka saat bibi nandini hendak maju tiba-tiba sonya menghentikannya.
" tunggu bi...aku ingin yang mengikatkannya aliya karna dia adalah istri pertama dimas " gumamnya tersenyum sinis padaku lalu kemudian pendeta pun menyuruhku mengikatkan kain pada mereka saat mengikat kain itu aku menatap dimas dan dimaspun menatapku juga lalu Aku kembali ketempatku. setelah itu pendeta menyuruh mereka mengitari api suci.
Saat mengitari api suci dimas menatapku diikuti dengan sonya yang tersenyum sinis padaku. Aku hanya bisa menahan air mataku yang ingin jatuh dengan memaksakan tersenyum pada mereka lalu terlintas bayangan saat aku dan dimas mengelilingi api suci itu dan air mata pun terjatuh tidak bisa dibendung lagi olehku dan dimas hanya menatapku sedih setelah itu merekapun duduk kembali
" aku tahu saat ini kau sangat terluka, maafkan aku aliya" gumam dimas dalam hati sambil menatapku kemudian pendeta menyuruh dimas memakaikan kalung pada sonya dan akupun teringat kembali saat dimas memakaikan kalung pernikahan padaku
" sebentar lagi kalung ini akan terlepas dari leherku" gumamku sembari memegang kalung yang ada dileherku. Kemudian melihat dimas memakaikan sindoor dikening sonya lalu teringat kembali saat dimas memakaikan sindoor di keningku air mataku pun jatuh kembali mengingat masa itu.
setelah itu acarapun selesai dan kami mulai masuk kedalam rumah saat semua sedang melakukan ritual penyambutan sonya aku memutuskan untuk pergi ke kamar mengambil koper untuk segera pergi dari rumah ini. Aku melepaskan kalung dan juga cincin pernikahan dan meletakkannya di meja rias lalu keluar membawa koper dan pergi saat mereka sedang sibuk menyambut sonya namun langkah ku terhenti oleh suara dimas
" aliya tunggu " teriak dimas melihat ke arah ku lalu menghampiriku dan semua orang menatap kerah kami
" kau tidak boleh pergi dari rumah ini...aku tidak akan mengijinkannya" ujar dimas yang membuat sonya dan bibi nandini terkejut sedangkan yang lainnya tersenyum bahagia
" dimas kenapa kau menghentikannya bukannya kau yang memutuskannya pergi dari sini…kalian kan akan bercerai besok" ujar sonya yang menghampiri kami
" tidak sonya... perceraian itu tidak akan terjadi aku akan mencabut semua perkataanku untuk menceraikan aliya" ujar dimas menatap ke arah ku dan membuat semua orang terkejut mendengarnya
" kakek sudah menduga kau tidak akan pernah menceraikan aliya " gumam kakek dalam hati sambil tersenyum
" apa??? Tapi kenapa bukannya kamu yang memutuskan untuk menceraikan aliya " lirih sonya kecewa
" ya kemarin memang aku yang memutuskan untuk menceraikan aliya tapi sebelum terlambat aku memutuskan untuk mencabut semua itu... karna aku tidak mungkin menceraikan wanita yang tengah mengandung anakku dan membiarkannya pergi dari sini" ucap dimas yang membuat sonya sock mendengarnya dan juga semua orang
" mengandung anakmu ? Jadi aliya hamil " sambung ibu lalu menghampiriku dan tersenyum
" ya bu... aliya tengah mengandung anakku , cucu ibu sekaligus keturunan malhotra" gumam dimas tersenyum menatapku
" ini semua pasti bohong....pasti aliya tengah menipu kita semua dengan pura- pura hamil supaya dia tidak jadi bercerai dengan dimas" ketus sonya mengganggu suasana bahagia itu
" tidak sonya! aliya tidak menipu kita karna aku sendiri yang telah menemukan surat ini terjatuh dikamar yang menyatakan kalau aliya positif hamil...mungkin aliya tidak sengaja menjatuhkannya saat sedang membereskan pakaiannya kemarin" balas dimas mendengar itu kakek tersenyum dan bergumam dalam hati
" akhirnya rencanaku untuk menyatukan dimas dan aliya tidak sia-sia.. terima kasih dewa"" lalu kenapa kau tidak memberitahu kami aliya..kenapa kau menyembunyikannya" ujar bibi nandini
" sebenarnya waktu itu aku ingin memberitahu kalian tapi saat aku melihat sonya kembali aku rasa waktunya tidak tepat untuk memberitahu kabar ini lalu akupun mengurungkan niatku untuk memberitahu kalian...tapi ketika itu aku tidak sengaja mendengar pembicaraan sonya dan dimas. Dan dimas mengatakan kalau dia akan menceraikanku dan menikahi sonya disitulah aku sangat sedih dan terluka lalu aku pikir sebaiknya kalian tidak boleh tahu kalau aku sedang hamil karna aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan dimas dan sonya"ucapku menjelaskan semuanya
" kau memang gadis baik... kau memikirkan kebahagiaan orang lain tanpa memikirkan kebahagiaan mu sendiri....tapi kakek tidak setuju denganmu bagaimanapun juga kau harus memberitahu kabar ini pada kami karna kau bukan saja mengandung anak dimas tapi kau juga mengandung keturunan malhotra " gumam kakek sembari membelai rambutku.
" kakek benar Al... bagaimana kau bisa berpikir seperti ini bagaimana kalau aku tidak menemukan surat ini dan tidak mengetahu kalau kau sedang hamil... Aku pasti akan menjadi orang yang sangat berdosa karna telah menelantarkan istri dan calon anakku diluar sana....maafkan aku Al ...aku tidak tahu apa yang sedang kamu rasakan saat ini... maafin aku" ucap dimas menangis sambil mencangkupkan kedua tangannya
" tidak dimas hentikan... kau tidak salah akulah yang salah karna tidak memberitahu kalian" gumamku menghentikan dimas yang hendak bersujud padaku. Kemudian dimas pun memelukku dan aku membalas pelukannya
" kurang ajar ....hemmm lihat saja aku akan menyingkirkan wanita itu dan juga bayinya...karna tidak ada yang boleh merebut dimas dariku karna dimas hanya milikku …dan hanya aku yang berhak menjadi menantu dan menguasai rumah ini...hanya sonya" gumam sonya dalam hati sembari tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersatunya Dua Hati √ end
Romancekisah cinta dua negara yang bermula dari kebencian yang akan terangkum dalam cerita ini Follow @kitkit1ove