Chapter 7 : tears

52.5K 613 9
                                    

haiii. aku balik bawa chapter 7 nih. sebelumnya, maaf kalau ada typo, bahasa yang kadang random yang kaku, hehe dan ada kata2 yabg salah. yowees, kita sambit chapter 7! *jeng jeng*

********

*Kesya POV*

Tadi malam itu menjadi malam terindah bagiku. Perlakuan Keanu yang sangat romantis membuatnya luluh. Aku merasakan kalau diriku sudah ditumbuhi benih-benih cinta. Liontin yang bertengger dileherku yang jenjang ini, aku dapatkan dari Keanu di Candel Light dinnernya.

"Sya, kita pergi honeymoon ke Paris. Lusa kita sudah berangkat" bisik Keanu seraya memeluk tubuhku dari belakang. Aku yang sedang memasak terkejut mendegar dan pelukkan dari Keanu. Aku melirik Keanu.

"Apa tidak terlalu jauh? Kita mungkin bisa ke Bali atau..." ucapanku terpotong.

"Tapi aku sudah membeli tiket, menyewa cottage, dan yang lain-lain apa kamu mau membatalkan semuanya?" sungut Keanu yang mendaratkan dagunya ke bahuku. Aku menghela nafas. Dalam fikirannya, Aku mengingat ibu yang sekarang tinggal sendiri. Aku berniat nanti malam akan pergi kerumah ibuku.

"Yasudahlah, aku menurutmu saja. Nanti malam aku ingin main kerumah ibu. Sudah lama aku tidak berkunjung kerumahnya" ujarku yang masih tetap memotong daun seledri.

"Aku ikut. Nanti kita beli makanan dulu sebelum ke sana. Aku pergi ke kantor dulu. (mencium pipi). Aku mencintaimu" ucapnya langsung pergi meninggalkanku.

"Nunu, kamu kan belum sarapan!" teriakku yang tidak mendapat balasan. Mobilnya sudah hilang dari garasi. Apa aku mengantar makan siang untuknya yah? Baiklah. Aku tidak kerja karena badanku sedikit tidak enak. Entahlah, mungkin masuk angin karena tadi malam haha.

Ku lirik liontin berbentuk dasi yang tergantung dileherku. Ku balikkan posisi kalung itu. Aku tertawa kecil. Suara air mendidih terdengar dan aku segera memasukkan sayuran yang sudah aku potong-potong. Sembari menunggu matang aku ingin mengambil ponselku dikamar. Aku berjalan masuk kekamar dan mengambil ponselku yang tergeletak dimeja. Aku melihat ponsel Nunu dikasur. Apa dia tidak membawa ponselnya? Aku meraih ponsel itu dan terlihat 15 missed call dan 6 pesan masuk. Aku membuka pesan masuk itu. Tidak salah ka seorang isteri mengotak-atik ponsel suaminya?

Dari : Patris

Sayang, nanti siang aku ke kantor kamu yah. Aku sangat merindukanmu.

Aku mengerutkan dahiku. Apa ini kekasihnya? Atau dia punya... Aahh aku tahu, pasti wanita ini yang ada diparkiran club dan masuk ke club bersama Nunu. Entah kenapa aku meremas ponsel Nunu sampai telapak tanganku terasa sakit. Apa wanita ini akan datang nanti siang? Aku tidak membaca pesan-pesan yang lain. Aku meletakkan ponselnya dikasur dan kembali ke dapur. Sayurnya sudah matang. Aku memindahkan sayur itu ke dalam mangkuk besar.

Aku terduduk di kursi meja makan dan sedikit melamun. Kenapa perasaanku berubah menjadi tidak enak? Kenapa juga tadi aku sampai meremas ponsel Nunu? Apa aku cemburu? Marah? Kesal? Apa mungkin secepat itu?. Entahlah. Aku melepas cincin yang melingkari jari manisku. Aku memainkan cincin itu. Aku melirik kedalam cincin itu. "Forever" aku baru sadar kalau ada ukiran kata didalam cincin itu. Aku tersenyum simpul. Aku kembali memikirkan tekadku yang dulu. Bahwa aku jangan terlalu cepat mencintainya. Tetapi, perlakuannya yang manis itu selalu membuatku melupakan tekadku itu. Apa aku sudah mengingkari tekadku itu. Aku menghembuskan nafas beratku. Ku pakai lagi cincin itu. Rasanya sangat membosankan dirumah tidak mengerjakan apapun, dan menunggu suami pulang kerja. Untung saja aku bekerja.

*tok tok tok*

Ku dengar suara ketukan pintu. Aku berjalan menuju pintu dan membuka pintu.

"Pesanan pizza sudah datang, nyonya Kesya" ucap suara lembut seorang wanita dibalik topinya yang tertutup. Aku menatap bingung wanita yang berada dihadapanku ini. Perasaan aku tidak memesan pizza dipagi hari seperti ini.

Just Love Your BodyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora