Date! again (?)

5.1K 359 1
                                    

Digo melangkah kan kakinya dengan ringan saat baru saat keluar dari lift, senyumnya mengembang ketika melihat gadisnya sudah berada dikursinya dengan bertopang dagu.

Sepertinya gadisnya itu sedang tak bersemangat, Prilly sedang melamun, menatap satu titik didepannya, bahkan ketika Digo sudah berada disebelahnya saja ia tak menyadari kehadiran laki2 itu.

"Ekhem!"

dehem Digo cukup keras hingga membuat Prilly tersadar kembali kealam nyata.

"S..sir" sapa Prilly gugup, karna kepergok sedang melamun.
Digo menghela nafasnya, kemudian ia bersandar setengah menempelkan bokongnya dimeja Prilly.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Digo santai, Prilly menggeleng pelan.

Biasanya kalo dipanggil sayang dikantor langsung keluar tanduk, ini kok tumben diem.

gumam batin Digo.

Melihat reaksi Prilly yg tak menggubris panggilan 'sayang' Digo.

Digo mengelus rambut Prilly dengan lembut,

"Ada apa? Ngomong aja sm aku"

"Aku gak apa2 kok cuma gak enak badan aja" dusta Prilly. Prilly tak mungkin menceritakan apa yg sedang ia pikirkan pada Digo.

Prilly takut Digo marah atau sebagainya karna memikirkan ucapan Firla semalam tentang Daniel yg tiba2 datang menemuinya lagi.

Tapi jika dipikir2 kenapa Prilly sangat peduli pada perasaan Digo, ia akan marah atau tidak?
Toh Digo bukan siapa siapanya.

"Kamu mau pulang?" ujar Digo dengan nada khawatirnya, gadisnya itu memang sedikit agak pucat.

"Enggak deh, aku baik2 aja kok. Karna kecapean ajak kayanya." elak Prilly, entah mengapa perasaannya menghangat mendengar nada khawatir dari bibir Digo.

"Ya udah, kalo butuh apa2 km hubungin aku ya." Prilly mengangguk seraya tersenyum tulus pada Digo yg sedang mengelus pipinya dengan ibu jarinya membuat Digo juga ikut tersenyum, setidaknya gadisnya Itu benar2 telah membuka hatinya sedikit demi sedikit untuknya.

Perasaan lega yg Digo rasakan juga sama halnya dengan Prilly rasakan.

Prilly sudah berjanji pada dirinya dan Digo, bahwa ia akan belajar untuk membuka hatinya untuk laki2 itu, perlahan mungkin rasa sakit hati itu akan mengering dengan sendirinya.

Tentang Daniel? Ia sudah tak perduli lagi tentang laki2 pecundang itu. Ia sudah berjanji akan mengubur kenangan Daniel rapat2.

"Ya udah aku keruangan aku dulu, tunggu aku sampai jam makan siang"


Prilly mengikuti Digo menuju lift dengan hati berdebar, ternyata Digo menepati ucapannya untuk pergi makan siang bersama Prilly hari ini.

Prilly menunduk menutup rona merah dari wajahnya dan memilih berdiri dibelakang Digo.

Digo menyadari Prilly yg menunduk dan berdiri paling belakang punggungnya.

"Kamu kenapa Prill?"
Prilly mendongak menatap mata Digo.
"Eh, enggak papa Sir" sahut Prilly.
"Sini! Jangan jauh2 dari aku" lanjut Digo menarik tangan Prilly hingga berada disebelahnya.

Denting lift berbunyi menunjukan lantai dasar dikantor Marrion.
Digo dan Prilly melangkah keluar dari lift. Banyak pasang mata yg memandang mereka dengan wajah bertanya2.

Prilly yg merasa ditatap banyak pasang mata semakin menunduk malu.
Sebaliknya dengan Digo, Ia jengah karna gadisnya itu malah semakin lambat berjalan dibelakangnya membuat Digo segera mengambil tangan Prilly dan menggenggamnya.

We Found The LoveWhere stories live. Discover now