36

6.2K 378 14
                                    

Mata Digo kembali berair, penyesalannya seketika menyeruak lagi.
Ia tak percaya bahwa sekarang ia sudah menjadi ayah, ayah dari anak laki-laki tampan dari wanita yang selama ini ia cintai.

"Kenapa Prilly tega,gak ngasih tau kehamilannya sama gue Fir, gue gak mungkin gak percaya sama dia" ucap Digo parau terhalang air matanyanya sendiri.

Firla menggeleng lemah,tersenyum getir pada Digo.
"Gak semudah itu Digo, Prilly berusaha keras buat ngeyakini hatinya, kalo lo masih cinta sama Emilly, adik yang mirip sama dia. Ditambah masalah sama kakak lo itu. Semuanya gak semudah yang lo pikir"

jelas Firla secara gamblang. Perasaan Firla lega, setidaknya ini lah yang ia tahu selama Prilly diLondon sampai akhirnya Firla tahu bahwa Prilly mengandung anak Digo.

"Gue harus apa Fir? Gue harus apa buat menebus kesalahan gue?"

"Coba lo tanya sama hati lo Digo, dan lo akan tau jawabannya."
Sahut Firla berusaha menenangkan Digo yang kini terlihat semakin berantakan, Firla tak tega melihatnya, tapi apa boleh dikata, jika Prilly sendiri yang menginginkan itu semua dari dirinya. Bertahun-tahun Firla menahan dan menyembunyikan ini pada Digi, dan inilah saatnya ia memberitahukan semuanya pada Digo, mengingat Zack yang juga butuh figur seorang ayah kandungnya.

*****

Zack terus saja memperhatikan keadaan ibunya yang tengah melamun disofa ruang tamu apartement milik mereka.
Sadari tadi, Zack tak berani bertanya karna takut juga tak mengerti.

"Mommy" panggil Zack pelan, kemudian mendekati Prilly yang saat itu langsung mengapus air matanya dan tersenyum.

"Iya sayang"

"Mommy, apa Mommy baik-baik saja?"

Prilly memaksakan senyumnya pada Zack.
"Tentu nak, Mommy baik-baik saja"

"Tapi Mommy menangis"
Prilly tertegun, ternyata putranya itu menyadari ada yang tak beres dengan dirinya.

"Tidak apa-apa nak, Mommy baik-baik saja. Oh ya ampun ini sudah sore, Mommy belum memasak makan malam untuk kita. Kau tunggu disini ya, Mommy memasak dulu." pinta Prilly yang dibalas anggukan oleh Zack.

Sambil menunggu ibunya memasak, Zack  bermain dengan lego yang dibelikan oleh Ray beberapa minggu yang lalu, kemudian Zack mendengar suara bel apartementnya berbunyi.

"Zack, bisa tolong buka kan pintunya nak? Mungkin itu Papa dan Aunty!" seru Prilly dari arah dapur.

"Iya Mommy!" balas Zack kemudian berlari mendekati pintu.

Dibukanya pintu itu perlahan dengan susah payah karna kuncinya yang terlalu tinggi.

"Uncle baik?" gumam Zack heran, melihat siapa yang bertamu.

"Hai jagoan" balas tamu yang tak lain adalah Digo.

Digo segera memeluk Zack dengan perasaan rindunya. Ini lah putranya, darah dagingnya sendiri,sungguh brengseknya Digo yang tak tahu selama ini, bahwa Prilly mengandung benih cintanya.

Tak terasa Digo meneteskan air matanya dipundak Zack. Pantas saja Digo merasa sangat dekat dengan Zack pada pertemuan pertama mereka itu dan langsung mengakrabkan dirinya terhadap anak kecil kecuali keponakan-keponakannya, anak dari Varissca dan Daniel.

"Uncle, apa Uncle baik-baik saja?" tanya Zack khawatir melihat Digo yg meneteskan air matanya. Zack juga bingung dengan sikap Digo kali ini.

Digo menyeka air matanya dengan punggung tangannya sendiri dan tersenyum menangkup wajah putranya itu.
"Jangan panggil Uncle jagoan, panggil Daddy bisa?" pinta Digo yang tak bisa langsung Zack turuti.

We Found The LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora