empat

72.8K 3.8K 34
                                    

Autor
Hari ini pernikahan Cia, akad nikah diadakan di rumah Cia sedangkan pestanya akan diadakan disalah satu hotel keluarga Alvaro.
Cia sedang di make up di kamar dukunnya hihihi itu si sebutan Alvaro buat kamar Cia. Cia menekuk wajahnya penuh kekesalan dan kesedihan pikirannya melayang mengingat apa yang dilakukan agar pernikahannya batal. Saat itu Cia menemui Varo di kantornya.

Menuju ruang receptionist Cia menayakan dimana ruangan Varo.
"Permisi mbk, dimana ruang pak Alvaro?"
Menatap Cia dari atas kebawa dengan tatapan curiga. Cia memakai kaos obolong yang bertuliskan 'awas lo gue santet ni' dengan jeans belel yang sobek lututnya.

"Maaf mbk...ada keperluan apa ya?"

"Saya ini calon istrinya...saya mau ketemu ayang Alvaro alexsander sekarang juga...cepet mbk please ya nggk usah banyak tanya mbk...ini penting demi hidup dan mati saya". dengan mata yang berbinar

"Maaf mbk udah seminggu ini ada 5 wanita yang mengaku calon istri CEO kami, jadi...mohon maaf kalau kami tidak percaya anda calon istri bapak Alex!" jawabnya sinis

"Aku ini calon istrinya...ais...masa kalian tidak percaya sih". Cia kesal melipat kedua tanganya.
Melihat kelakuan Cia amarah mbk itu memuncak

"Hey...seharusnya lo berkaca deh...mana ada calon istri CEO terkenal memiliki penampilan preman seperti anda...satpam tolong usir wanita ini" mengejek Cia dengan tatapan membunuh.

" Hey mbk aku tidak berbohong". Teriakan Cia membahana di lobi kantor alexander univ corp
Membuat seluruh mata yang ada di lobi menatapnya.

"Berhenti kalian...hentikan berani-beraninya kalian menyeret seorang wanita seperti itu" teriak Raffa. Sambil menarik Cia yang meringis karena tanganya lebam.
Raffa memeluk Cia dan menuju receptionis.

" kalian jangan pernah menghalangi wanita ini untuk bertemu aku ataupun pak Alex mengerti!!!" menatap dengan penuh amarah

" satu lagi...saya tidak suka karyawan saya bersikap brutal atau saya pecat kalian!".

Tak jauh dari mereka seorang lelaki tampan memakai jas armani bewarna hitam memperhatikan mereka Alvaro Alexander. Tatapan datar seolah-olah tidak peduli.

Cia melihat Alvaro langsung belari kecil menyusul Varo. Hampir saja ia tidak bisa masuk lift.
" ya....Varo" teriak Cia, memasukan jarinya hingga terjepit pintu lift
" aduh...." Cia meringis kesakitan

Pintu terbuka Varo menarik tangan Cia. Susana menjadi canggung hening tidak ada yang mulai pembicaraan sampai pintu lif terbuka

Ayo Cia....bilang kalau nggk mau nikah sama si batu ini. Semua kata-kata yang aku siapkan hilang. Aku bingung....mama kok deg-degkan keringat dingin panas lagi. Air mana air rasanya aku ingin sembunyi. Tanganku perih karena terjepit tadi tapi sekaligus hangat kaerna sentuhan kulitnya dan hembusan  napasnya yang meniup jariku.. kenapa harus dia jadi suamiku coba Raffa pasti aku akan terasa nyaman nggk jantungan.

Dimana ini...ooo ini ruanganya busyet karena banyak mikir alu tidak sadar sudah duduk di sofa warna hitam yang memanjang dan dia disampingku mengoleskan sesuatu di jari dan pergelangan tanganku yang lebam

Fokus Cia jangan lihat wajahnya...wow...matanya membiusku.

"Puas memandangiku...apa itu alasanmu menemuikku, jika itu alasanmu, kau membuang waktuku" menatap Cia datar

" Aaàa...aku mau"menelan ludahnya Cia memberanikan diri menatap mata Varo "batalkan pernikahan Varo aku mohon"

"Tidak"
"Aku mohon" mata Cia berkaca-kaca

" jika tidak ada lagi yang mau kamu sampaikan lebih baik kamu pulang!" masih duduk di sofa sambil memainkan ipadnya.

Tiba-tiba Cia menarik ipad dan langsung mendorong Varo, sehingga posisi mereka terjatuh dengan Cia berada diatas Varo.

"Dhm hmmm"
Cia terkejut sehingga duduk dan varo mendorong dengan tangan yang memegang dada Cia.
"Kakek" jawab mereka bersamaam

Laki-laki tua tersebut tersemyum

"Sepertinya aku akan segera memiliki cicit hahahaha" tawa kakek Alfonso alexsander menggelegar.

Cia Pov

Membayangankan apa yang terjadi lima hari lalu membuat wajah Cia memerah.
"Cantik banget kamu dek" Devan memeluk Cia

"Kak bantu Cia lari yuk kak!" sambil merengek pupy eyesnya

"Minta bantuan Dewa dek" tersenyum menggoda

"Yang ada aku dikunciin bang Dewa dan dijaga anak buahnya kak" meringis sambil membayangkan jika itu terjadi

"Cia....sebentar lagi abang ganteng bule demenan lu tu udah siap-siap ngucapin janji suci..." terial Vio memasuki kamar Cia yam sudah didekor cantil bewarna putih emas dengan taburan bunga mawar dimana-mana.

"Vio temenin Cia ya...kakak mau kebawah dengerin adek ipar ngucapin janji hahaha"

"Dasar saudara gila" teriak Cia

"Wah....sebentar lagi ada yang ngangetin, wuh enaknya" Vio terkikik

"Makanya elo nikah tu sama Raffa"

Elo nggk tau Cia....Raffa nggk cinta sama gue cuman lo. Gue hanya pacar bohongan agar lo benci sama dia yang pura-pura nggk nyadari perasaan lo sama dia. Gue cinta mati sama kak Devan bahkan kami memiliki anak.

Akhirnya setelah akad nikah tadi pagi...malam ini adalah resepsi pernikahan Cia dan Varo. Ada ribuan tamu undangan yang merupakan kolega kedua keluarga dan artis aktor asal indonesia bahkan luar negeri yang datang.

Varo merupakan pengusaha muda yang dihormati dan disegani. Banyak wanita yang terpesona akan kekayaan dan popularitas jika bisa menggaet hati pemuda ini. Hanya saja sikap cuek, angkuh dan dingin membuat mereka mundur. Hanya satu wanita yang pernah menjadi pacarnya Fairis danubrata. Seorang atris dan penulis muda yang selalu menemani Varo ke acara-acara penting perusahaan.

"Selamat Cia...samawa doakan ya supaya kita cepat nyusul"melirik Raffa

"Cia...aku akan selalu mendukung kebahagiaanmu kakak ipar ku" Raffa memeluk Cia

"Makasi" jawab Cia berbisik. Raut wajahnya menjadi murung

"Kak...jaga dia kak, jangan sakitin dia" Raffa memeluk Varo

Dibalas Varo dengan anggukan dan tatapan datarnya

Seorang wanita berjalan dengan percaya diri dengan tatapan membunuh sekaligus menyedihkan. Meninggalkan acara.

  Cia (1)Where stories live. Discover now