Penyesalan #2

3.1K 85 8
                                    

Sepulang sekolah Cintya, Dini, dan teman-temannya pergi ke KFC untuk makan-makan. Terlalu asik makan dan mengobrol membuat mereka lupa waktu dan baru sadar ketika sudah hampir Maghrib.
"Udah mau maghrib nih. Kita pulang yuk, takut ibu gue nyariin." Ucap Cintya
Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan tempat makan-makan tersebut dan pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ibu, aku pulang." Ucap Cintya. Rumah itu hening tidak ada seorangpun yang menjawab.
"Ibu?" "Ibu?" teriak Cintya seraya mencari ibunya ke semua ruangan di rumah itu.
Tetapi tetap tidak ada yang menjawab. Perasaan Cintya menjadi tidak enak. Kepanikkan dan kegelisahan tiba-tiba menyelimuti dirinya. Beberapa saat kemudian seseorang mengetuk pintu rumah Cintya.
Cintya yang masih diselimuti rasa panik dan gelisah mencoba berjalan menuju pintu depan dan melihat siapa yang datang.
"Ibumu tidak ada di rumah. Tadi pagi dia pingsan, sekarang dia ada di rumah sakit." Ucap seseorang yang baru saja mengetuk pintu, orang itu adalah tetangga Cintya.
"Rumah sakit mana? Ruangan apa?" Tanya Cintya semakin panik. Ketakutan akan kehilangan seseorang yang sangat ia cintai memasuki pikiran dan hati Cintya
"Rumah Sakit Herlina. Ruang Tulip."
Setelah mendengar kabar tersebut , Cintya langsung pergi menemui ibunya di rumah sakit. Setibanya di ruangan tempat ibunya dirawat , disitu terlihat ibunya Cintya sedang terbaring lemah tak berdaya di kasurnya.
"Ibuuuuu!" Teriak Cintya. Melihat ibunya tersebut perasaan Cintya menjadi sedikit lega.
"Cintya, kapan kamu pulang? Kenapa tahu ibu ada disini?" Tanya ibu dengan suara yang sangat lemas.
"Aku baru pulang.Tetangga kita memberitahuku. Kenapa ibu bisa pingsan? Apa ibu sakit?"
"Tidak, ibu hanya kelelahan dan banyak pikiran saja. Kau tidak perlu khawatir. Besok ibu juga bisa pulang." Ucap ibu menenangkan.
"Maafkan aku bu. Sebenarnya uang tadi bukan untuk bayaran sekolah, uang itu aku gunakan untuk makan-makan dengan teman-temanku. Maaf aku berbohong pada ibu. Aku sangat menyesal." Ucap Cintya seraya menangis karena menyesali perbuatannya itu.
"Tidak apa-apa. Lain kali kamu jangan melakukan itu lagi ya. Kita harus bisa hidup hemat dan jujur. Gunakanlah uang untuk hal bermanfaat saja. Mencari uang itu susah."
Akhirnya Cintya menyadari kesalahannya. Ia bertekad untuk tidak akan berbohong lagi. Kali ini ia akan bersungguh-sungguh untuk belajar agar bisa seperti Tari dan bisa sukses. Sehingga bisa membahagiakan dan membuat bangga ibu yang sangat menyayanginya tersebut.

Kumpulan Cerpen MenarikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang