Rain & Hujan

14.5K 263 24
                                    

Datang tak diindahkan. Tak datang diharapkan. Yups, itu adalah hujan. Perkenalkan namaku Rain. Dalam bahasa Inggris Rain artinya Hujan. Selain karena aku lahir pada musim hujan, Ibu memberikan nama ini kepadaku agar aku bisa seperti hujan. Selalu datang membawa kebahagiaan meskipun terkadang kedatangannya tak selalu dihargai. Ibu ingin aku bisa membawa kebahagiaan kepada siapapun.

"Rain, ayo turun! Sarapannya sudah siap."

"Baik bu." Aku segera turun ke bawah dan menuju ruang makan. "Waaahhh, baunya enak." Ucapku setelah sampai di ruang makan. Ibu membalas ucapanku dengan senyuman hangatnya.

Selesai sarapan, aku segera berangkat menuju sekolah dengan diantar oleh ayah naik motor. Aku sangat senang dengan hidupku. Aku mempunyai keluarga yang begitu menyayangiku.

"Kalian akan mempunyai teman baru. Perkenalkan dirimu." Bu Rena, wali kelas kami, tiba-tiba masuk dengan membawa seorang anak laki-laki.

"Hai, namaku Rico. Aku pindahan dari Jakarta. Salam kenal."
Anak laki-laki itu terlihat murung. Mungkin dia sedih karena harus pindah ke sini.

"Rico, kenapa kamu pindah ke sini?" "Rumahmu dimana?" "Boleh minta nomor teleponnya gak?" Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan teman-temanku kepada anak baru itu saat jam istirahat. Rico hanya bergeming. Dari raut wajahnya, dia tidak berniat menjawabnya.

"Dasar sombong," teman-teman akhirnya berhenti bertanya dan meninggalkannya. Sebenarnya aku ingin menyapanya tapi aku masih sibuk dengan PR yang belum sempat aku kerjakan di rumah.

Ketika bel pulang sekolah, aku berniat untuk berkenalan dengan Rico. Sayangnya, anak itu sudah tidak ada di kelas.

"Mungkin besok. Lebih baik aku pulang sekarang."

Aku membawa ranselku dan pergi meninggalkan kelas. Di lorong sekolah tidak sengaja aku melihat Rico. Dia sedang berjalan menuju perpustakaan. Aku berlari kecil untuk mengejarnya.

"Hai, mau ke perpus ya?" Ucapku mengawali percakapan ketika sudah berjalan di sampingnya.

"Oh iya, kenalin aku Rain." Aku mengulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Dia menoleh sebentar lalu berjalan lagi tanpa mengacuhkanku.

"Mungkin dia malu hehehe." Gumamku. Aku pun terus berjalan mengikutinya menuju perpustakaan.

"Kamu suka baca buku?"

"Buku apa yang sering kamu baca?" Aku melepas sepatuku dan menyimpannya di luar perpustakaan.

"Kenapa kamu diam saja?"

Aku tak sabar lagi dengan sikap acuh tak acuhnya. Rico pergi menelusuri buku-buku di perpustakaan yang tertata dengan rapi tanpa menjawab satu pertanyaan pun dariku. Dia berhenti di salah satu rak buku yang terletak di paling pojok kanan
.
"Kamu suka misteri ya?" Tanyaku kemudian setelah melihatnya mengambil sebuah buku bersampul kunci dan kaca pembesar. Entah buku apa itu, hanya saja menurutku itu buku bergenre Thriller/misteri.

"Apa cita-citamu menjadi seorang Detective? Seperti Detective Conan."

"BERISIK! Apa kamu bisa diam?!" Dia tiba-tiba berteriak kepadaku.

"Jika kamu tidak ingin membaca buku sebaiknya keluar dari sini! Pergi." Dia menunjuk ke arah pintu keluar dan mengisyaratkan aku untuk segera keluar.

Aku sangat terkejut mendegar ucapannya. Selama ini, tidak pernah ada yang berteriak kepadaku. Bahkan orang tuaku saja belum pernah berteriak kepadaku.

"Baiklah! Aku sebenarnya hanya ingin berkenalan denganmu. Jika kamu merasa terganggu aku akan pergi." Aku segera keluar dari perpustakaan dan meninggalkannya. Aku sudah kesal dengannya.
Di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada ibu. Selesai bercerita, entah kenapa ibu justru tertawa.

Kumpulan Cerpen MenarikWhere stories live. Discover now