Hope

7.3K 66 21
                                    

Sebenernya ini fanfict tp gpp yakan msukin sini aja xD

Hope
(Hotarubi no mori e FF)

“Suatu hari waktu akan memisahkan kita kan? Tapi, walaupun begitu, mari tetap bersama.” - Takegawa Hotaru

“Kamu sudah pilih jurusan buat nanti?”

“Cepat tentukan biar bisa di data,”

Aku hanya menggeleng dan mengangguk atas ucapan temanku barusan. Tidak tahu apa lagi yang harus kuucapkan karena aku sama sekali belum memutuskan itu.

Oh iya, namaku Takegawa Hotaru. Gadis biasa yang beberapa minggu lagi akan lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mungkin sembari melakukan pekerjaan sampingan juga.

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Kini aku berada di tempat parkir sepeda sekolahku. Untuk menunggu seseorang, hanya memberi tahu saja.

“Takegawa-san,”

Laki-laki itu tiba, dia adalah teman sekelasku. Orang yang kutunggu.

“Udah nunggu lama?” ucapnya seraya menuntun sepeda miliknya menuju arahku.

“Cukup lama.”

Angin berhembus pelan menerbangkan rambutku. Suara sepeda yang dikayuh terdengar jelas. Aku mengeratkan pegangan di bahunya ketika dia membelokkan sepedanya ke pertigaan jalan menuju rumahku.

“Terima kasih.”

Punggungnya hilang di pertigaan jalan tadi. Aku berhenti melambaikan tangan lalu masuk ke rumah.

Aku menghembuskan nafas pelan setelah masuk dan berbaring di tempat tidurku yang sangat nyaman.

“Apa aku pilih jurusan ilmu pertanian dan kehutanan saja?” gumamku. “Agar bisa membantu pekerjaan paman di desa.”

Bicara soal desa pamanku, aku jadi ingat sesuatu. Kenangan berharga setiap kali musim panas tiba dan aku berada disana. Kupikir, kenangan bersama hantu itu tidak akan hilang sampai kapanpun.

Tapi, bagaimanapun juga aku sudah dewasa dan dia hanyalah masa lalu. Sejak hampir tiga tahun yang lalu dia telah lenyap. Hilang dan membuat perasaanku tidak karuan. Bahkan aku hanya mengurung diriku di kamar dan tak henti menangis.

Berharap? Tentu saja. Setiap hari aku lewati dengan penuh harapan. Berharap ini semua hanyalah mimpi. Berharap aku bangun di pagi hari dan hari itu adalah musim panas di desa pamanku. Aku berlari ke hutan dan dia ada disana. Hanya untuk menungguku. Jika semua tidak mungkin, bisakah aku berharap semua kenangan ini hanyalah mimpi di musim panas?

Harapan hanyalah sebuah kata. Ketika itu semua tidak pernah menjadi nyata. Sampai saat ini, semuanya memang bukan mimpi.

Dua bulan kemudian, aku berada di stasiun menuju desa pamanku. Sudah kuputuskan, meningat janjiku yang dulu, aku akan tinggal dan bekerja disana. Seminggu yang lalu aku diterima di perguruan tinggi yang tidak terlalu jauh dari desa. Hari ini hari pertama musim panas dan aku sangat bersemangat untuk bertemu pamanku.

Kereta berangkat dan lima jam kemudian aku telah tiba di desa pamanku. Hari sebentar lagi gelap. Paman sedang sibuk, tidak bisa menjemput ke stasiun. Aku hanya cukup berjalan beberapa ratus meter untuk sampai di rumahnya.

“Hotaru?”

“Pamann!” Aku segera berlari untuk memeluknya. Paman kesayanganku ini kini terlihat lebih tua dibanding sejak terakhir kali aku ke sini. Musim panas dua tahun lalu berturut-turut , aku tidak datang. Kalian mungkin sudah mengerti alasannya.

Kumpulan Cerpen MenarikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang