Bagian 6

236 82 28
                                    

Pagi yang cerah mengawali hari Gishel tanpa orang tuanya. Tepat pukul 06.00 Gishel sudah siap dengan seragam identitas SMA Bakti Widya. Gishel mengawali paginya dengan penuh semangat. Mengingat malam ini ia akan dibuat lebih bahagia oleh Rendra yang mengajaknya pergi ke suatu tempat.

Gishel melangkahkan kakinya keluar rumah. Menghirup udara yang begitu segar. Di sambut oleh kicauan burung-burung.

"Gama mana?.." Gishel memandangi rumah yang tepat berada di seberang rumahnya. Mencari-cari dimana sahabatnya berada.

Kaki Gishel seketika kaku, malas untuk melangkah menuju rumah Gama. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan lewat LINE.

Ghisela Permata : Gam bangunnnnn!!!

Gama R. : Udah bangun daritadi

Gishela Permata : Ayok berangkat! ntar telat

Gama R. : Jam segini berangkat? mau jadi kang buka gerbang di sekolah?

Gama R. : Tumben, semangat bener

Gama R. : Gue belum mandi nih :p

Gishela Permata : Iya juga

Gishela Permata : Harus semangat dong! kan mau menuntut ilmu #ngok

Gama R. : Gue belum mandi nih :p (2)

Gama R. : Gue belum mandi nih :p (3)

Gishela Permata : Gausah nyepam bisa?, Mandi! gue tunggu di depan rumah

Gama R. : Mandiinnnn, man di in, mandiin ihhh

Gishela Permata : Keliatan banget kurang kasih sayang ya, emak lo dimana?
Read

Gishela Permata : Di read doang? kampret!

Gishela Permata : Gue becanda GAMA

Gishela Permata : Gamaaaaa!!!!!!!

Gishel mengendus kesal. Kemudian mematikan data seluler HP nya. "Dasar cowok baperan." Gishel memasukan HP nya kedalam saku seragam yang ia kenakan.

*****

5 menit..

10 menit..

15 menit..

Jam di pergelangan tangannya menunjukan pukul 06.45. Namun Gama belum juga keluar dari rumahnya.

"Sat, nih anak mana sih ditungguin juga. Ahhh ntar gue telat." ucap Gishel sambil terus mondar mandir.

Akhirnya Gishel memutuskan untuk berangkat menggunakan angkutan umum. Karena kesal dengan Gama yang tidak terlihat batang hidungnya sama sekali.

Sesampainya di tempat pemberhentian angkutan umum, Gishel bergegas berlari karena melihat gerbang sekolah yang sedang di tarik oleh pak satpam untuk di tutup.

Gishel menyelonong masuk, dan berhasil melewati gerbang. "Lain kali nggak diulangin kok pak satpam, hehe.." ucap Gishel kepada pak satpam sambil terus berjalan menuju koridor sekolah. Untung saja satpam SMA Bakti Widya tidak segarang Pak Toro, guru BK yang sangat di takuti oleh para siswa. Kumisnya yang tebal, badan yang tegap, tatapan mata yang tajam, dan ciri khas dalam menaikan satu alisnya memang membuat Pak Toro lebih di takuti.

"Kamu terlambat tapi berani ya nyelonong masuk," suara berat itu mengagetkan Gishel. Tepat di depannya guru paling killer itu berdiri sambil menaikan satu alisnya.

Keringat Gishel bercucuran, seperti sedang berada di neraka. "Pa-pak Toro, selamat pagi pak!." dengan rasa percaya dirinya Gishel mengatakan tanpa merasa bersalah.

PLATONIC [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang