Bagian 31

58 7 0
                                    

"Ngapain lo bawa gue kesini?"

Gishel kebingungan saat mobil yang dikendarai Geunta masuk ke kawasan Bandara Soekarno Hatta. Iya benar-benar tidak tahu apa maksud Geunta membawanya kesitu. Bahkan sejak tadi mereka hanya diam tanpa kata.

Geunta memarkirkan mobilnya asal. Seperti sedang terburu-buru. Kemudian dia turun, dan membuka pintu mobil samping.

"Buruan turun, shel!" tangan Geunta meraih tangan Gishel untuk segara keluar dari mobil.

Gishel memberontak. Tidak biasanya Geunta berperilaku seperti ini padanya. Seperti sedang kesambet setan bandara. Itu membuat pikiran Gishel terarah kemana saja.

Karna rasa cemas yang berlebihan, Gishel justru memeluk tubuh Geunta erat. Dia khawatir jika Geunta memperlakukannya seperti ini, hingga membawanya ke bandara karna ingin pergi.

"Bilang ke gue ada apa lo bawa gue kesini!" teriak Gishel sambil terus memeluk erat Geunta.

Perilaku Gishel justru membuat Geunta menjadi bingung. Bukan ini situasi yang sebenarnya.

"Lo kenapa peluk-peluk gue, eh?" tanya Geunta kebingungan.

"Jangan pergi disaat gue lagi sayang-sayangnya, onta! Gue butuh lo!" rengek Gishel.

Disaat seperti itu, tiba-tiba pengumuman soal keberangkatan menuju Paris tersisa waktu 15 menit lagi. Sontak membuat Geunta melepaskan pelukan Gishel.

Geunta memegang kedua pipi Gishel. "Dengerin gue, shel. Gue ga akan pernah ninggalin lo tanpa sepengetahuan lo sebelumnya! Itu hal paling bodoh buat gue. Karna dulu gue pernah ngerasain gimana rasanya ditinggal seseorang tanpa sepengetahuan gue. Gue ga akan pergi Gishela Permata. Bukan gue!"

"Terus? Ngapain lo bawa gue kesini?" Gishel masih belum mengerti apa maksud Geunta.

"Gama. Dia 15 menit lagi terbang ke Paris. Itu alasan gue bawa lo kesini. Gue ga mau nantinya lo sakit hati karna masalah ini. Lo perlu tau penjelasan Gama nanti,"

"Sekarang kita harus temuin dia sebelum dia pergi. Gue tau banget akhir-akhir ini lo sangat kehilangan sosok Gama di deket lo." lanjut Geunta.

Geunta sangat menghargai Gama sebagai teman sekaligus sahabat dari Gishel. Oleh karna itu dia bawa Gishel untuk menemuinya, mungkin untuk terakhir kali.

Gishel mengangguk cepat saat mendengar penjelasan Geunta. Kemudian mereka berlari mencari dimana Gama berada.

Setelah agak lama mencari dengan hiruk pikuk bandara yang sangat ramai, akhirnya Gishel menemukan sahabatnya sedang menyeret kopernya dan menuju check in.

"Ge, itu Gama!" kata Gishel penuh semangat.

Dengan cepat mereka lari mendekati Gama. Gishel memeluk Gama dari belakang. Gama sangat kaget dengan kedatangan Gishel.

"Gi-gishel.."

Gishel tak bisa lagi membendung air matanya. Ia sangat merasakan bagaimana nantinya ia akan ditinggal seorang sahabat dari kecilnya. Suasana sangat mengharu biru saat itu. Terlihat juga disamping Gama ada seorang wanita. Ternyata dia Zana, teman dekat Gishel.

"Lo kenapa pergi, gam. Kenapa lo menghindar dari gue? Lo capek sama sikap gue? Gama jawab gue.." ucap Gishel sambil terus meneteskan air matanya.

Gama benar-benar bingung akan bersikap apa pada Gishel. Sesekali Gama melirik Geunta karna tidak enak. Geunta hanya mengangguk kemudian menepuk-nepuk bahu Gama.

"Gue ga maksud buat ngehindar dari lo. Bahkan sama sekali ga ada pikiran seperti itu. Gue sayang sama lo, shel. Mana mungkin gue lakuin itu." jelas Gama belum sepenuhnya.

PLATONIC [Complete]Where stories live. Discover now