Bagian 9

198 48 26
                                    

Balik lagi nih gue^^

Gue stuck ini part mau gimana ya ceritanya'-'
Yaudah senyangkut nya di otak gue aja ya wkwk.
Sorry kalo gaje :)

Happy Reading^^

-----

Setelah kemarin Gishel tidak berangkat sekolah. Hari ini ia kembali menjalani kewajibannya untuk sekolah. Seperti biasa Gama sudah berjanji untuk berangkat sekolah bersama Gishel. Gishel menunggu di depan rumah.

Gama belum juga menampakan batang hidungnya. Gishel geram, lagi-lagi hal ini terjadi seperti sebelumnya. Akhirnya ia berinisiatif untuk menelfon Gama.

"Hallo gam, dimana? gue udah diluar rumah nungguin lo. Cepet keluar!."

"....."

"Hah? udah berangkat duluan?. Ihh kok gitu."

"....."

"Yah, yaudah jelasin ntar disekolah."

Tutututtt..

Gishel mematikan percakapan lewat telepon. Dengan terpaksa, lagi-lagi ia harus berangkat sekolah sendiri menggunakan angkutan umum.

Sudah sekitar 15 menit Gishel menunggu angkutan umum di halte. Tapi belum ada juga angkutan umum yang lewat. "Ini angkot pada kemana sih?. Demo lagi ya. Duh.. bisa-bisa gue telat." ucap Gishel sambil menepuk dahinya.

Tiba-tiba seseorang yang mengendarai motor ninja berwarna putih dengan perpaduan warna biru berhenti di depan halte. Ia memakai jaket kulit berwarna hitam dan helm full face. Pria itu membuka helm nya. "Lo Gishel kan?." tanya pria itu.

"Iya." jawab Gishel singkat. Gishel sama sekali tidak menengok melihat wajah tampan pria itu. Justru malah memandangi kearah kanan, menunggu-nunggu angkot lewat.

"Woy, yang ngomong disini. Jadi cewek jangan jutek-jutek dong." tukas pria itu.

Gishel mendecak kesal. "Siapa lo. Kenal aja eng.... Eh, onta?!." Gishel kaget saat melihat wajah pria itu. Ternyata dia adalah Geunta, teman sekelas barunya.

"Ngapain disini?." seperti biasa, Geunta merebahkan senyuman manisnya.

"Gausah senyum-senyum deh, geli. Gue disini lagi ngapain? Jual cangcimen!. Ya nunggu angkot lah!."

Geunta menggeleng-gelengkan kepalanya. "Senyum itu ibadah, gausah geer. Nggak bareng pacar lo?."

"Sejak kapan gue punya pacar? sotil jadi orang."

"Gama siapa? bukannya pacar lo ya?."

Alis Gishel dinaikan satu. "Lo anak baru, belum tau apa-apa. So, nggak usah sok tau ya. Gama itu sahabat gue, dari kecil. Jadi mana mungkin kita pacaran." jelas Gishel. Memang banyak yang yang mengira jika Gama dan Gishel menjalin hubungan pacaran.

"Masa? kemaren lo bolos berduaan kan sama Gama?. Masa iya nggak pacaran." Geunta terus ngengurek-urek tentang Gama dan Gishel.

"Ih bacot banget sih! mending boncengin gue berangkat sekolah. Udah mau telat nih." sekilas Gishel melihat jam di tangannya.

Lagi-lagi Geunta menggelengkan kepalanya. "Baru kali ini gue nemuin cewek kaya lo. Ckck. Yaudah sini naik." Geunta mengulurkan tangannya, untuk membantu Gishel naik ke motor.

Gishel meringis, kemudian meraih tangan Geunta dan naik ke motor. "Yuk." Gishel menepuk punggung Geunta.

"Udah?." tanya Geunta yang sudah memakai kembali helm nya. "Iya udah." jawab Gishel.

"Yaudah turun." ledek Geunta.

"Ih apasih galucu. Klasik ledekan lo tau. Buruan ahh!." semprot Gishel.

PLATONIC [Complete]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ