Part 26 - Toilet rasa Apartemen?

12.2K 418 106
                                    

Typo bertebaran

Warning : have a mature content (++)

Enjoy ^_^

Valencia mulai dilanda khawatir sekarang. Ia senang putri bungsunya pulang. Namun ia tidak yakin setelahnya baik baik saja. Semoga Farel baca pesanku, guman Valencia. Selesai membersihkan diri, Veranda bergegas menuju kamar kakaknya. Sudah lama ia tidak bermanja dengan kedua kakak lelakinya. Ia begitu merindukan kehangatan rumah ini. Jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Hanya saja semenjak SMA dan semenjak persahabatannya dengan Kinal diuji, sikap Veranda tanpa disadari juga ikut berubah terhadap keluarganya sendiri. Hingga kini. Huft, Veranda menghembuskan nafasnya lalu menjatuhkan badannya dari posisi duduk di kasur David. Perlahan Veranda mulai tertidur karena kelelahan. Veranda benar benar lelah hari ini.

Ceklek

Pintu kamar terbuka lalu Veranda membuka matanya perlahan. Samar samar Veranda membuka matanya. Terlihat tubuh pria berbadan tegap dan atletis masuk ke kamarnya. Pria itu sedang membuka dasi lalu menaruhnya digantungan belakang pintu kamarnya.

"Kak David." Ujar Veranda yang berjalan lalu memeluk kakak sulungnya itu. David tersentak namun kemudian membalas pelukkan adiknya. Sudah lama sang adik tidak bermanja padanya dan juga Farel.

"Hai sayang. Udah lama?" Tanya David lembut sambil mencium lembut kening Ve. Gadis primadona itu memejamkan mata menerima perlakuan manis kakak sulungnya.

"Lumayan. Udah lama juga aku gak manja sama kakak." Kata Ve dengan nada manja yang membuat David tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia mengacak rambut adik perempuan tunggalnya itu.

"Berantakan tau kak!" Ujar Veranda cemberut sambil merapilan rambyt dan menggembungkan pipinya. David hanya bisa tertawa sambil tersenyum manis.

"Biarin." Ledek David yang membuat Ve mendengus kesal.

"Kakak tadi siang ke sekolah?" Tanya Ve spontan yang membuat tubuh David menegang. Ia sebenarnya sudah tau maksud sikap manis Ve tadi. Hanya saja ia terbawa suasana karena merindukan kemanjaan adik perempuan tunggalnya.

"Kok nanya gitu?" Tanya David dengan nada setenang mungkin. Menutupi rasa gugup menghadapi sang adik yang sulit ditebak itu.

"Jawab aja." Kata Veranda tajam dan dingin. David menghela nafasnya. Jujur? Cari mati. Bohong? Apalagi. Ia benar benar pusing sekarang.

"Ia jemput Kinal. Kakak kangen sama dia." Jawab David setenang mungkin. Tidak menyadari raut wajah Veranda berubah merah padam. Amarah dan cemburu menjadi satu.

"Bukannya kakak dari dulu gak deket sama dia?" Tanya Veranda dengan nada tinggi tanpa disadari. David menoleh heran pada Ve. Dia kenapa deh, batin David bingung.

"Gak deket bukan berarti gak pernah ngobrol kan? Emang dia lebih akrab sama Farel tapi dia pernah ngobrol sama aku." Jawab David tidak sepenuhnya berbohong. Kinal memang anak yang menyenangkan. Hanya saja sifat David yang penyuka ketenangan membuatnya tidak akrab dengan Kinal. Namun ia tau Kinal memiliki pribadi yang hangat.

"Kalian rencanain sesuatu?" Tanya Veranda dengan nada tinggi lagi. Dirinya tidak tahan berpura pura. Ia ingin tau apa yang dibahas David dan Kinal tadi siang.

"Aku cuma kangen dia Ve. Kok jadi ngelantur gini sih nanyanya? Ya kayak kamh kangen Nadya apa bedanya?" Tanya David tak kalah emosi. Ia bingung dengan sikap Veranda yang seperti tidak suka Kinal dekat dengan siapapun termasuk dirinya. Veranda menggeleng sambil tersenyum remeh.

"Gamasuk akal dua orang yang jarang terlihat dekat tiba tiba dekat bahkan lebih dekat dari sahabat karib. Pasti kalian ngerencanain sesuatu. Pasti!" Ujar Veranda berhipotesa. David membenarkan omongan itu. Ia seperti kehabisan cara bahkan ia mencari cara untuk berbohong lagi.

Apa Maumu?!Where stories live. Discover now