Part 5

4.6K 156 1
                                    

Disudut ruangan terlihat seorang lelaki yang berpakaian serba hitam meringkuk kesakitan memegangi perutnya.

"Sudah kukatakan, aku ingin kau menemukannya secepatnya!"

Sebuah tendangan melayang lagi keperutnya, lelaki itu menarik nafas dalam-dalam merintih menahan sakit.

"Kuberi kau kesempatan selama sebulan, kalau tidak, aku yang akan turun tangan langsung mencarinya dan jangan harap ia akan kubiarkan hidup."

Lelaki berbadan tinggi besar itu melemparkan kursi kelelaki yang sudah tak berdaya itu, nyaris saja kursi itu mendarat dikaki lelaki itu, tetapi ia masih beruntung sehingga kursi itu hanya membentur dinding didekatnya.

...

"Eh, bule nyasar! Gimana praktek kerja lo?" Pekik Rio.

"Ya begitulah, udah capek, emak gue minta anter les inggris terus, capek fatimah."

"Yaelah lo, berbakti kan kaga ada salahnya."

"Iyedah, tumben lo telpon-telpon?"

"Kangen, bay bay lip."

Tiiiiiiiiiittt

"Ebusetdah dimatiin si kampret, padahal gue yang ngebay bay dia yang matiin".

Rio tertawa sendiri didalam mobilnya, menelepon sahabatnya Philip adalah pilihan terbaik untuk mengisi waktunya yang terbuang-buang karena macet yang sedang menjebaknya sekarang.

Ia akan menjadi anak sok gaul saat bersama Philip karena sobatnya itu memang sosok yang bisa dikatakan bule gaul, ya .. bule .. gaul ..

Jadi Rio akan ber-elo-gue dengan riangnya mengingat ia adalah orang yang easy going, dan ia akan masuk kedalam dunia melankonis kau-aku saat harus berhadapan dengan dunia Feylin.

...

Sudah seminggu sejak Feylin bertemu dengan Rio, disetiap harinya ia selalu menyempatkan diri untuk mencium aroma maskulin dari sweater navy lelaki itu. Iya, Feylin belum mencucinya.

Baru pertama kalinya dalam hidupnya ia dekat dengan seorang lelaki polos seperti Rio dan bahkan pencinta biru navy yang sangat kontras terlihat dari perabotan-perabotan rumahnya juga mobilnya dan tak lupa juga sweater yang sedang digenggamnya ini.

Hari ini Feylin berencana untuk mencucinya, beruntung kakeknya sedang berada diluar kota seminggu ini sampai dua minggu kedepan, ia bersyukur ia tak perlu menjelaskan kenapa ada sweater lelaki dikamarnya.

...

"Dan untuk menghindari pendarahan yang akan menyebabkan level operasi meningkat yang awalnya easy menjadi medium atau bahkan hard kita harus ......."

Pikiran Feylin melanglang buana memikirkan kejadian seminggu yang lalu, saat ia terbangun karena haus, ia sempat memperhatikan Rio yang sedang tertidur pulas dalam kemeja kerjanya diruang tamu. Walaupun ia wanita yang dingin dan cuek masalah pria, namun ia tidak bisa menahan hasratnya untuk tidak menyentuh kumpulan bulu lebat diatas mata Rio yang membentuk alis mata yang nyaris sempurna. Hidungnya mancung, gigi putihnya mengintip dibalik bibir tipisnya yang sedikit terbuka, tampaknya lelaki itu kelelahan.

"Baiklah kelas sudah selesai, tugas makalahnya tolong dikerjakan, deadlinenya akhir semester ini," kata-kata dosen membosankan tersebut mampu membuyarkan lamunan Feylin, kebetulan ia lupa akan tugasnya yang sudah diberikan sejak seminggu yang lalu itu.

Tak terasa kelas hari ini berlalu begitu cepat, Feylin berencana untuk mengembalikan sweater Rio yang kini berada dikantong plastik cantik berwarna biru navy ... iya .. biru .. navy .. Feylin sengaja memilih warna itu.

You Are Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang