Chapter 14 : The Riddle

29.9K 2.1K 128
                                    

Andrew membuka lemari berwarna hitam coklat di sudut kamar Julius ketika ia menginap di kamar saudara kembarnya tersebut, tampak tumpukan kertas-kertas yang menumpuk bagai dokumen-dokumen rahasia yang di jaga baik dalam lemari yang menutupinya.

Ia menarik sebuah kertas yang terlihat tak serasi disana, bagai terselip paksa diantara kertas-kertas yang menumpuk. Kertas itu sedikit berkerut mungkin karena terlipat saat ia tertumpuk di dalam sana. Andrew menarik dan mengambilnya, membuka kertas itu sesaat kemudian ia menyadari kertas tersebut adalah sebuah lukisan lama yang telah kusam dimakan waktu.

Kerutan pada kertas itu jelas tidak mengubah apapun di dalam gambarnya. Lukisan sebuah rumah dengan sebuah keluarga lengkap di depannya, tersenyum saling berpegangan. Terdapat gambar mereka berdua disana, Julius, dirinya, ibu mereka--Margareth, ayah mereka Mr. Houston, seorang laki-laki tua yang berdiri tegap, ayah tiri Julius dan sosok gadis kecil berambut hitam panjang bergelombang yang berdiri di samping Julius, tersenyum menggenggam tangannya.

Andrew menaikkan alisnya. Apakah ini sebuah keluarga bahagia di mata Julius? Andrew mendengus. Bukankah itu sangat aneh? Pikiran Julius layaknya anak kecil yang masih saja berpikir dongeng indah itu masih ada. Dongeng manis yang menceritakan kisah yang indah.

Andrew meletakkan kertas lukisan itu di dalam lemari kembali lalu menutupnya perlahan. Ia lalu berbalik dan menatap photo Julius yang terpajang di nakas kamar. Dua bingkai photo dengan dua gambar yang berbeda. Julius sendiri disana. Dan photo satu lagi, Julius dengan Aluna. Photo masa kecil tanpa ada ekspresi bahagia.

Lalu jika Julius masih hidup apa yang akan ia lakukan? Bergerak dengan cepat menarik gadis itu untuk masuk dalam pelukannya? Atau memboyong semua orang untuk mengumumkan bahwa kau telah jatuh cinta pada adik tirinya?

Andrew terpaku sejenak lalu kemudian tertawa tanpa suara. Ia masih memandangi photo Julius dalam pas photo yang berdiri tegak diatas nakas. Lalu perlahan senyuman tipis itu menghilang seakan tak berbekas.

"Apa yang ingin kau lakukan Julius?" Mata birunya memandang tajam. Lebih tajam, kelam menatapi photo diatas nakas, "Tenanglah, aku yang akan melakukannya untukmu. Aku yang akan menggantikan kebahagianmu, saudara kembarku."

.
.
.
.
.

Chapter 14

Dedaunan maple yang kemerahan mengusik retina matanya. Berjatuhan satu persatu dari tangkainya setelah tertiup angin musim gugur yang menghanyutkan. Aluna terpekur dari balik jendela, menatapi dedaunan kemerahan yang tampak berjatuhan dari pepohonan.

Ia membuka jendela kamarnya, mengeluarkan sedikit kepalanya, membiarkan rambut hitam panjang bergelombangnya tertiup angin perlahan, sebelum kemudian gadis itu menutup matanya sejenak untuk merasakan angin musim gugur yang sayup dengan lembut menyentuh wajahnya.

Aluna membuka matanya perlahan untuk menatapi jalanan yang terlihat dari balik pagar putih mansion. Pepohonan maple yang berbaris rapi terlihat menjatuhkan dedaunan kemerahannya perlahan. Dan jalanan luar tampak begitu lengang, hanya beberapa kendaraan lalu lalang menerbangkan dedaunan kemerahan yang bergulir di jalanan. Mungkin karena hari masih begitu pagi, jalanan tampak begitu sepi.

Gadis itu tercenung kembali sebelum ia mengerjapkan matanya perlahan ketika menatap seekor kucing dengan kaki yang terseok-seok lumpuh berjalan di tengah jalanan. Ia terpekur cukup lama menatapi beberapa kendaraan yang lalu lalang melewati kucing malang tersebut. Sebuah kendaraan bermotor sempat berhenti lalu berlalu kembali karena hampir menabraknya.

Gadis itu mengernyit menatapi kucing tersebut sebelum kemudian ia bergerak untuk berjalan cepat keluar dari kamar, ia membuka pintu kamar lalu turun dari tangga. Matanya mengerling menatap ke sekeliling ruangan tengah yang terlihat begitu sepi dengan lampu dinding ruangan tengah yang masih menyala kekuningan. Aluna menghela nafas. Sepertinya Leoniel dan Nico belum kembali dari tadi malam. Ia lalu berjalan terburu-buru melangkah menuju pintu.

When The Devil Fall In LoveWhere stories live. Discover now