Extra Part ~ { Alasan Kebohongan}

27.7K 825 11
                                    

Warning : Part ini belum di edit maaf ya klo ada typo

Happy reading
-----------☆☆☆-----------

2 minggu setelah radika sadar dari komanya.

Dicky melangkahkan kakinya di sepanjang koridor rumah sakit itu, sesekali dia menyapa dokter atau suster yang menanggani perawatan istri tercintanya, siapa lagi kalau bukan radika.

Dia pun berhenti tepat di depan kamar rawat radika yang berada di ruangan khusus VIP.

Cklek.

Hal pertama yang dilihatnya saat pintu terbuka adalah istrinya tengah berbaring sambil menonton sebuah acara yang membuatnya tertawa, tangannya juga sesekali mengusap perutnya dengan gerakan lembut.

Dicky pun masuk kedalam kamar itu, dan menutup pintu di belakangnya.

" hay ka " sapa radika.

Dicky pun membalasnya dengan sebuah senyuman dan berjalan mendekati radika, dan mengecup keningnya dengan sayang.

" Hay, gimana keadaan kamu? " tanya dicky, dia lalu menjatuhkan tubuhnya dia kursi yang berada di samping ranjang tempat radika di rawat.

" aku baik - baik aja kok " ucap radika.

" Kalau baby kita gimana kabarnya hari ini " tanya dicky, dan mengelus perut rata radika.

" Baby baik kok yah " ucap radika dengan menirukan suara anak - anak.

Mereka pun tertawa bersama, menyalurkan rasa bahagia satu sama lainnya.

" Kaka punya kabar gembira buat kamu " ucap dicky.

Radika pun memandang nya dengan rasa penasaran.

" Kamu boleh pulang hari ini " ucap dicky dan tersenyum.

Mata radika berbinar bahagia.

" Beneran ka? " tanya radika, dan dicky pun menganggukan kepalanya.

" Akhirnya, makasih ya ka " ucap radika bahagia, dia pun langsung memeluk dicky.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

" Udah siap " tanya dicky, dan menarik resleting koper milik radika.

" Udah ka, ayo kita pulang " ucap radika gembira.

Dicky pun tertawa kecil, dan mengacak rambut radika gemes.

" Ih kaka, rambut aku kan jadi berantakan " rajuk radika.

" haha, maaf - maaf habisnya kamu bikin kaka gemes tau " ucap dicky dan tertawa geli.

Radika pun hanya cemberut dan menarik tangan dicky.

" ehh mau kemana? " tanya dicky bingung, untungnya dia madih memegang koper milik radika.

" pulang " jawab radika ketus, dia masih marah kepada dicky.

Sementara dicky hanya tersenyum, istrinya memang sering sekali merajuk akhir - akhir ini.

Hanya hening yang terjadi selama dalam perjalanan, hingga mereka sampai di rumah mereka.

Setelah sampai radika segera turun dan membiarkan dicky mengurus koper miliknya, sebenarnya dia sudah tidak marah lagi kepada dicky. Alasannya adalah buku itu.

Sementara dicky yang melihat radika bergegas memasuki rumah mereka pun mengerutkan keningnya, ia tau bahwa radika sudah tidak marah lagi padanya. Melainkan ada sesuatu yang dicarinya.

Pernikahan Titipan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang