Prolog

1.1K 33 2
                                    

"Kak Arum, mau gak jadi pacar aku.. aku suka banget sama Kakak" itulah ungkapan yang pernah diucapkan Pratama Nur Sandika, yang biasa dipanggil Dika

Dika adalah adik kelas Az-Zahra Arum yang biasa dipanggil Arum, umur mereka berbeda setahun lebih tua Arum. Dika sangat menyukai Kakak kelasnya ini dari dulu, bagi Arum adik kelasnya ini terobsesi dengannya. Ia seringkali menyatakan rasa sukanya kepada Arum bahkan sampai meminta agar menjadi pacarnya.

"Apa-apaan sih lo? Terus aja ngomong kayak gitu sampe mulut lu berbusa, gue gak suka sama lo apalagi lo itu ade kelas gue" jawab Arum dengan kesal.

Walaupun Arum terus menolaknya, Dika tak pernah menyerah untuk mendapatkan Arum.

Dika termasuk dalam kategori pria idaman. Ia banyak disukai oleh teman seangkatannya, adik kelas bahkan kakak kelas juga banyak yang sering menggodanya. Tapi ia tak pernah sedikitpun memperdulikan. Tekadnya untuk bisa mendapatkan Arum lebih besar dari godaan cewek-cewek super cantik yang ingin diperlakukan seperti Arum.

"Kak kenapa sih kamu selalu nolak pemberian dari aku?? Apasih yang buat kamu gak suka sama aku?? Apa yang bikin kamu selalu nolak jadi pacar aku??" Ucap Dika dengan bulir bening yang menutupi mata coklatnya.

Berondongan pertanyaan itu membuat Arum terdiam.

"Lo mau gue jawab pertanyaan lo darimana nih, hah??" Jawab Arum sekenanya.

Bulir itu. Yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya. Kini menetes membasahi pipinya.

"Sungguh aku tak tahan melihatmu seperti ini."

Seperti buku yang terkena air. Luruh semua kata-kata yang sudah terangkum dalam kepala Arum. Hilang sudah semua jawaban yang telah ia siapkan untuk setiap pertanyaan Dika.

"Yang ada hanya perasaanku yang tersiksa melihatmu menangis." Hati Arum terus bergumam.

Hatiku seolah terus mendorongku untuk menghapus air matanya. Tanganku bergerak menuju wajahnya, namun ku tarik kembali sebelum terlambat.

"Gue pulang dulu ya. Udah kan ngomongnya. Assalamu'alaikum. ." Ucap Arum lalu segera pergi meninggalkan Dika yang masih termangu menunggu jawabannya.

"Wa-'ala-iku-mus-sa-lam.." jawab Dika lesuh.

Kejadian ini terulang lagi. Hal yang sama ketika Arum duduk di bangku SMP.

"Kak, aku suka sama kakak. Mau gak kakak jadi pacar aku?" Ujar seorang bocah laki-laki dengan tampang polosnya.

"Dek.. kamu sekolah dulu yang bener, belajar yang rajin. Nanti kalo udah lulus baru boleh pacaran. Okee.." jawab si cewek hitam manis yang menjadi pusat perhatian itu.

Ya, Arum memang belum pernah pacaran sampai detik ini. Bukan karena belum menemukan pujaan hatinya. Ia memiliki tekad untuk tidak pacaran sampai sekolahnya selesai.

Sampai saat ini sudah banyak laki-laki yang cintanya ditolak oleh Arum. Bukan karena mereka tidak sesuai dengan kriteria Arum. Tapi lagi-lagi karena tekad Arum yang belum mau pacaran.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haiii..
Bagaimana, tertarik dengan cerita ini?? Baca chapter-chapter selanjutnya yaa.. 😉
Jangan lupa vote and coment yoo.. maaciww 🙏

SUMON (Susah Move On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang