13

15.8K 1.2K 113
                                    

Suga tersenyum tipis mendengar ucapan Namjoon. Senyuman yg amat sangat tipis sehingga kau tak akan menyadari bahwa dirinya sedang tersenyum.

"Bukan aku tak mempercayai kalian. Oke memang ini terdengar menjijikan tetapi kalianlah alasan untuk aku bertahan hingga sejauh ini. Tapi tak mudah bagiku hidup dalam kesakitan dan bayang bayang kematian Sohye" Suga menundukkan kepalanya. Kematian Min Sohye adalah hal yg sensitif untuknya. Bahkan sejak kematian Sohye setahun yang lalu, ini adalah kali pertama Suga menyebut nama Sohye.

Bayang bayang ketika Sohye terkapar ditengah jalan tak berdaya dengan sekujur tubuh diselimuti darah yg kental selalu menghiasi pikiran Suga. Antara rasa kecewa dan bersalah.

Dan setelah sekian lama ia berusaha melupakan Sohye dari pikirannya, datanglah seseorang yg amat sangat mirip dengan Sohye. Hanya saja berbeda dalam hal tinggi badan.

Perasaan marah, benci, kecewa, rindu bercampur jadi satu kala Suga melihat gadis itu. Dan entah mengapa sekarang hati kecilnya tergerak untuk melindungi gadis itu.

Ia sebenarnya tak tahu, ada apa dengan dirinya. Ketika melihat gadis itu rasa benci dan kecewa hadir bersama rasa rindu dan sayang. Bahkan Suga masih mengingat hangatnya pelukan gadis itu ditengah dinginnya malam. Suga masih ingat ketika pelukan itu dapat menenangkan dirinya yg sedang kalut. Pelukan yg berasal dari ketulusan hati. Pelukan yg sama hangatnya dengan pelukan adik perempuannya yg -mungkin- sudah tenang dialam sana bersama ayah dan ibu kandung Suga.

"Suga hyung? Kau.. terse..nyum?" Jungkook adalah orang pertama yg menyadari senyuman Suga. Suga mengernyit merasa senyuman tipisnya tak mungkin dapat disadari yg lain.

"Hah?" Hanya respon itu yg keluar dari bibir pink Suga.

"Kau terbengong setelah membalas perkataan Namjoon. Apa yg kau pikirkan?" Sekarang gantian Jin yg bertanya. Suga hanya membalasnya dengan senyuman tipis -lagi-.

"Uhm, guys sepertinya aku harus pulang. Besok besok pasang wifi disini dan aku akan lebih betah berlama lama disini. Oh iya, Taehyung kembalikan permenku" Suga menyengir menampakkan deretan giginya yang kecil dan imut.

"Aish, lama!" Suga mengambil kantong kresek yg berisi banyak bungkus permen yg berada di pangkuan Taehyung lalu pergi meninggalkan kelima teman bodohnya yg mematung di ruang santai tersebut dengan mulut yg menganga, ekspresi tidak percaya.

"Guys, aku pergi!" Dan sekarang ukuran bibir mereka yg terbuka semakin lebar. Mereka terus saja mematung hingga bunyi dengung motor Suga mengecil dan hilang.

"Hah! Apa?! Beneran?! Itu tadi Suga? Min Suga?" Hoseok yg pertama kali sadar dari kegiatan bodoh lalu disusul yang lainnya. Mereka berlima sibuk menghirup udara. Karena mereka sadar selama mematung mereka lupa bernafas.

"Apa kau liat tadi?! Suga tersenyum! Omo!!" Jin berteriak teriak alay.

"Omo!! Iyaa!! Dia juga menyengir seperti ini!" Taehyung melanjutkan dan menirukan cengiran Suga.

"Uwaah, dia tersenyum dua kali! Dia juga menyengir!" Jungkook juga ikut ikutan heboh.

"Bahkan dia berpamitan!! Padahal sebelumnya tidak pernah sama sekali!!" Hoseok heboh lagi.

"PERTANDA APA INI YATUHAN?" Dan suara Namjoon paling menggelegar diantara yg lain.

**

Suga sampai tepat didepan rumahnya -atau mungkin lebih tepatnya neraka- tepat ketika petang. Tepat ketika bumi berotasi bergerak perlahan membelakangi wilayah Korea Selatan dan perlahan menghadap wilayah negara lain.

Suga memarkir motornya lalu memasuki rumah. Sepertinya nenek lampir menyebalkan itu sedang tidak ada dirumah. Batin Suga bersyukur karena setidaknya ia tak perlu melihat wajah menyebalkan, sikap sok berkuasa dan sifat jalangnya itu.

Segera saja Suga naik keatas lalu ia memasuki kamarnya yg didominasi warna abu abu gelap. Seabu abu hidupnya dan segelap jiwanya.

Suga berbaring diatas kasurnya setelah melepas kemeja seragamnya hingga hanya menyisakan celana seragam sekolahnya yg panjang. Ya, Suga saat ini sedang shirtless. Untuk beberapa menit, Suga hanya memandangi langit langit kamarnya yg bewarna putih pucat sembari kedua tangannya tertekuk dan ditempatkan dibawah kepalanya.

Hingga Suga merasa jenuh lalu mengambil kantong kresek yg berisi permen yg sepulang sekolah tadi baru dibelinya. Menggigit pelan dan merasakan rasa manis menyebar perlahan memenuhi mulutnya. Rasa manis yang menyenangkan dan menenangkan. Rasa manis yg mengingatkannya pada gadis manis. Entah gadis itu adalah Sohye ataukah Hyera.

Benak Suga merasa bahwa Sohye dan Hyera tak hanya kesamaan pada fisik mereka. Bahkan mereka memiliki nama yg mirip. Sohye dan Hyera, tidakkah itu terdengar mirip?

Sebenarnya diawal, Suga tak percaya bahwa gadis yg baru saja pindah ke sekolahnya adalah orang yg sama sekali tak memiliki hubungan dengan dirinya. Pada awalnya Suga yakin bahwa Hyera adalah Sohye, adiknya yg telah meninggal. Tetapi setelah merobek pakaian Hyera dan tak menemukan 5 titik hitam kecil-yg biasanya disebut tanda lahir- yg berdekatan sehingga sedikit terlihat seperti bintang dileher Hyera barulah Suga percaya bahwa Hyera bukan Sohye. Tetapi terkadang masih terasa susah untuk meyakinkan bahwa Hyera bukan Sohye.

Perlahan tapi pasti sebuah perasaan muncul ke permukaan tanpa Suga sadari. Perasaan yg sepanjang hidupnya tak pernah ia rasakan. Perasaan yg sama seperti Suga rasakan untuk adiknya. Perasaan sayang. Hanya saja, bedanya adalah perasaan ini bukanlah sebuah perasaan sayang dari seorang kakak untuk adik. Tetapi perasaan sayang untuk lawan jenis. Perasaan sayang seorang laki laki untuk seorang perempuan.

**

Hyera tertawa sekeras kerasnya didepan TV sembari air matanya terus mengalir dari kedua mata indahnya. Sedangkan Hanbin menatap heran adik perempuannya itu. Di layar TV terlihat drama mellow yang sedang digandrungi oleh kebanyakan kaum wanita di Korea Selatan.

"Hyera-ah, kamu sehat?" Hanbin duduk di sofa yg berada di atas Hyera. Posisi Hyera saat ini sedang duduk di karpet maroon sambil membawa kentang goreng.

"Enggak, oppa. Aku sakit" Hyera tertawa semakin keras. Tetapi air matanya juga tak kunjung berhenti mengalir.

"Oh pantesan. Jiwanya kan udah sakit" Hanbin menjawab santai kalu memungut satu kentang gorebmng dari piring yg dibawa Hyera.

"Huwaaaaaaaaa" Hyera kali ini benar benar menangis. Membuat Hanbin panik sendiri. Hanbin mengira Hyera menangis karena kentang gorengnya diambil. Segera saja Hanbin meminta maaf kepada adik menyebalkan yg juga ia sayangi itu.

"Bukan jiwaku yg sakit, Hanbin oppa. Tapi hatikuuuu" Jika tadi Hyera menangis seperti anak kecil yg tidak dibelikan mainan, maka sekarang Hyera menangis layaknya seorang gadis dewasa yg sudah mengerti benar tentang cinta.

Drama yg ditontonnya benar benar mirip kisah cintanya dengan Jimin. Dimana dia sudah benar benar percaya dengan pacarnya tetapi pacarnya malah mengkhianatinya. Dan parahnya beberapa hari setelah putus dengannya, pacarnya memiliki pacar baru. Hyera jadi teringat tadi malam setelah ia stalking akun Instagram Jimin. Hyera mewek semalaman ketika melihat Jimin menemukan gebetan baru.

Walaupun Jimin tidak mengupload foto itu, tetapi Jimin di tag disebuah foto bersama gadis yang -Hyera rasa- jauh lebih cantik dibanding Hyera. Tak lupa caption yang membuat Hyera menggigit guling semalaman. 'Thanksfortoday💕'. Dan yang lebih menyakitkan lagi ketika Hyera melihat komentar dan menemukan username Jimin berada pada urutan pertama dengan komentar 'urwell,bb💕'.

Hanbin memeluk erat. Barangkali pelukannya dapat menenenangkan perasaa Hyera. Meskipun ia tidak tahu persis apa penyebab Hyera menangis seperti ini.

Walaupun pada kenyataan bahwa Hyera telah berpisah dengan Jimin, tetapi tak menutuo kemungkinan bahwa Hyera masih menyayangi. Tak mudah menghapus perasaan yg telah tumbuh sejak mereka masih SMP. Tapi sepertinya Jimin dengan mudahnya melupakan Hyera. Dan itu menyakiti hati Hyera. Walau ia sadar ia bukanlah 'siapa siapa' Jimin lagi. Kecuali sekedar 'mantan'.

The Lost Light (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang