19

14.7K 1.1K 137
                                    

Hyera berdiam diri disebuah bangku bercat biru gelap, segelap pikirannya saat ini. Ia tak dapat berpikir jelas sedikitpun. Bahkan untuk mengingat apa yang baru saja terjadi saja ia tak sanggup.

Duduk dilorong panjang yang seperti tak memiliki ujung ditengah tengah kesunyian malam sembari harap harap cemas menunggu kepastian tentang seseorang yang tengah meregang nyawa.

Hyera menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Menyembunyikan air matanya yg mulai merebak. Semua kejadian ini begitu tiba tiba. Begitu tak terduga. Begitu mengejutkan. Begitu menyesakkan.

Beberapa saat lalu, ia masih bercanda ria dengan Suga. Bercerita cerita dengan Suga. Tetapi kini, Suga sudah terbaring lemah didalam UGD sembari berjuang melawan maut.

Suga, kumohon bertahanlah demi aku. Batin Hyera berbisik pelan. Air matanya tak berhenti jatuh.

Naas, orang mencurigakan yang dilihat Hyera beberapa saat lalu ternyata menyayat dalam perut bagian kiri Suga. Hanya karena Suga berusaha menghentikan pencurian yg akan dilakukan orang itu.

Suga, bertahanlah! Batin Hyera kembali berbisik. Ia merasa bahwa saat ini Suga berada di sekitarnya.

Darah tercecer kemana mana, mengucur deras dari sobekan diperut Suga. Untungnya polisi dan ambulance segera datang dan dengan cepat dapat menangani.

Suga, jangan tinggalkan aku.. Kali ini terasa nyata. Seakan Suga berdiri tepat didepan Hyera dan mengelus kepala Hyera.

Hyera mengangkat kepalanya dengan mata yg terlihat sembab dan bekas airmata tercecer dipipi putihnya.

Tapi tak seorang pun Hyera lihat.

Hanya tembok putih pucat yang tampak dingin. Terlihat kokoh tapi sebenarnya rapuh.

Seperti Suga.

Tanpa Hyera sadari, Suga memang sedang berdiri dihadapannya. Memandangnya dengan tatapan yang tak akan pernah dilihat Hyera. Tatapan kebahagiaan yang selama ini tak pernah Suga dapatkan selama hidupnya.

Maafkan, tetapi aku harus pergi. Angin berhembus kencang dari arah kanan. Menggelitik bulu kuduk Hyera hingga meremang. Diantara hembusan angin, Hyera dapat mendengar bisikan Suga.

Walaupun ia tak dapat melihat Suga yg hanya sudah berwujud arwah.

"Su..suga, kaukah itu? Apakah kau disini? Apakah kau mendengarku?" Hyera terlihat seperti orang gila. Berbicara sendiri.

Tak ada lagi hembusan angin.

Tak ada suatu pergerakan atau perubahan yang menunjukkan jawaban Suga.

"Suga! Kuyakin kau masih disini dan mendengarku. Kumohon jangan pergi. Bertahanlah. Berjuanglah" Hyera berucap sembari menolehkan kepalanya ke kanan maupun ke kiri.

Karena ia tak tahu bahwa Suga berada didepannya.

Wuuusshh

Aku tak bisa. Jagalah dirimu. Aku mencintaimu. Walaupun aku tak mengerti apa itu cinta. Hyera dibuat merinding oleh bisikan yang dibawa angin.

Wuuuusshh

Aku harus pergi. Bisikan lagi.

"Suga, jangan pergi!"

Tak ada balasan.

"Suga, kumohon bertahanlah!"

Sekali lagi tak ada.

"MIN SUGA KUMOHON SEKALI PADAMU. BERTA-"

Cklek.

Tanpa sadar Hyera telah berdiri dan ia langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara setelah mendengar suara pintu dibuka.

Dokter berjalan mendekat sembari berusaha melepas masker yg dikenakannya.

"Saudara dari Min Suga?"

"Bu- ah, iya. Jadi bagaimana keadaan Suga? Ia tertolong kan?"

"Sebelumnya saya minta maaf-"

"Jangan katakan maaf! Aku ingin mendengar bahwa Suga baik baik saja!"

"Maaf, saudara harus tenang terlebih dahulu. Kami tim dokter disini hanya bertugas sekuat tenaga menyelematkan nyawa pasien. Tetapi kami tidak berhak atas menghidupkan atau mematikan nyawa pasien. Itu semua Tuhan yang mengatur."

Dokter menghela napas pelan sebelum melanjutkan.

"Min Suga-ssi.. tidak tertolong. Kami telah mengerahkan segala sesuatu yang dapat kami lakukan. Tetapi Tuhan berkehendak lain." Dokter terdiam melihat ekspresi kosong dimata Hyera.

Hyera kecewa.

Dokter juga. Ia merasa gagal menolong orang. Ia merasa gagal menyelamatkan sebuah nyawa. Ia merasa mengecewakan. Dan itu terasa sangat membebani.

"Ke..kenapa bisa" Suara Hyera menghilang diakhir kalimat.

Dokter menelan ludahnya sebelum menjawab pertanyaan Hyera, "Min Suga-ssi kehilangan banyak darah. Organ vitalnya sobek akibat sayatan pisau yg terlalu dalam. Dan kami menduga, pisau yg digunakan pelaku adalah pisau yg telah berkarat. Sehingga melukai sekaligus menyebabkan tetanus."

Dokter melanjutkan, "Paru parunya yang menghitam akibat banyaknya asap rokok yang dihirupnya membuat keadaannya semakin susah diselamatkan."

"Jadi, Suga benar benar tak tertolong?" Hyera mencicit dan itu terdengar sangat menyayat hati.

"Kami minta maaf."

***

Hyera menutup rapat pintu kamarnya. Lalu bersandar pada daun pintu. Seakan tubuhnya tak mampu memikul beban ini. Pria yang dicintainya telah pergi.

Dan tak akan pernah kembali.

Hyera baru saja pulang dari pemakaman Suga. Ia tak sanggup berkata kata saat melihat hanya segelintir orang yang mengantar Suga ke tempat perisitirahatan terakhirnya. Hanya dirinya ditemani Hanbin, Teman teman Suga yang berjumlah 5, Guru wali kelasnya, Dokter yang kemarin berusaha menyelamatkan Suga, dan seorang pendeta.

Hanya 10 orang.

Ibu tiri Suga tetap tak sudi datang ke tempat peristirahatan Suga. Bahkan ia tak mau repot repot mengurusi kematian Suga. Semuanya diserahkan pada seseorang suruhannya.

Bahkan dihari kematiannya, Suga tetaplah Suga yang tak akan mendapat perlakuan istimewa.

Sekarang Hyera tak tahu harus bagaimana. Seseorang yang dicintainya telah pergi. Seseorang yang mengisi hari harinya telah tiada. Sekali lagi, sebuah titik cahaya dimata Hyera telah memudar. Setelah sebelumnya Jimin yang menjadi alasan pudarnya sebuah titik cahaya di mata Hyera, kini Sugalah yang menjadi alasan dibalik ini.

Dan Hyera tak yakin cahaya itu akan kembali.

Seperti hatinya yang telah dibawa Suga.

Hati yang terkunci.

Dan hanya Suga yg bisa membukanya.

Dan itu takkan pernah terjadi.

----

Suga mati vruh wkwkwkw
Pendek yha?
Biarin
Pegel
Ini nulisnya jam 1 malem
Mo jam 2

Ga nyambung yaa?
Aneh?
Au ah, mager ngedit

Saranin buat part selanjutnya kek apa
Biar ceritanya ga mengecewakan heuheu

Btw cek work aku satunya dong
Judulnya 4J castnya Jin, Jhope, Jimin dan Jungkook
Baca ae langsung
Aku males jelasin
yawda gitu ajaa
Bubyyeee
-almadn

The Lost Light (BTS)Where stories live. Discover now