#2 Kau lagi. [You POV]

3.6K 532 5
                                    

"Oppa!"

Seungcheol melambaikan tangannya dari tengah lapangan basket.

Seusai ku menguncir kuda rambutku, segera ku berlari ke tengah lapangan untuk bergabung dengan Seungcheol. Sudah rutinitas antara aku dan Seungcheol untuk bermain basket tiap pagi sebelum masuk ke kelas. Waktu-waktu seperti ini mungkin terlihat sederhana. Namun bagiku ini sangat berharga.

"Mau bertaruh apa, Oppa, pagi ini?"

Seungcheol tersenyum sambil mendribble bola dengan santai. "Hmm apa ya? Tteokbokki?"

"Tteokbokki? Tidak ada yang lebih susah lagi?"

Senyum Seungcheol berubah menjadi tawa. "Sejak kapan kau jadi suka menantang begini?"

Aku ikut tertawa bersamanya. "Tteokbokki, call!"

Saat itu juga langsung ku rebut bola dari tangannya dan segera men-shoot. Yes, masuk!

"1-0, Oppa!"

"Baru berhasil score satu kali dan kau sudah bangga? Y/n, kau benar-benar sombong hari ini."

Shoot! Kini Seungcheol berhasil mencuri bola dariku dan menghasilkan poin.

"1-1." Bisiknya tepat di telingaku, membuatku merinding. Kurasakan kedua pipiku yang memerah. Tingkah-tingkahnya yang seperti ini membuatku selalu gagal bertingkah normal.

"Ngomong-ngomong. Aku selalu penasaran."

Aku menatapnya bingung. "Tentang?"

"Tentang kau. Kenapa sih kau selalu mengenakan celana olahraga dibalik rok mu seperti itu?"tanyanya sambil menunjukku seolah-olah aku orang paling aneh yang pernah ada.

"Biar bisa main basket seperti ini. Tidak perlu berhati-hati saat berlari ataupun meloncat. Ku rasa kau sebenarnya sudah tahu jawabannya kan?"

"Tau sih. Tapi tidak ada salahnya kalau kau tampil lebih feminin seperti anak perempuan pada umumnya."

Mataku memicing menatapnya. "Kenapa aku harus mendengarkanmu?"

Seungcheol menatap keatas, seolah-olah sedang berpikir. "Karena...kau memanjangkan rambutmu untukku?"

Bola yang seharusnya ku tangkap berlalu begitu saja melewatiku. Mataku membulat menatap Seungcheol. Kenapa dia tahu?! Kenapa dia berpikir begitu?!

Aku menunduk sejenak sebelum akhirnya memaksakan diri untuk tersenyum. Ah pasti ekspresi wajahku terlihat sangat aneh sekarang. "Aku ambil dulu bolanya."

Sesungguhnya aku ingin segera berlari ke kelas dan tidak kembali lagi. Setelah Seungcheol berkata seperti itu rasanya aku tidak sanggup harus menghadapnya.

"Kau tahu, kau itu tidak perlu berubah."

Aku mengangkat kepalaku mencari siapa yang berkata barusan.

"Ini bolamu."

Aku terdiam di tempatku. Seluruh badanku rasanya kaku melihat siapa yang sedang menyodorkan bola kepadaku. "KAU!"

Dia tampak tertawa lalu melangkah maju mendekatiku. "Maaf mencuri dengar. Tapi kau sudah luar biasa seperti ini. Kau tidak perlu berubah seperti apa yang dia katakan." Kini dia maju kembali satu langkah hingga jarak antara aku dan dia hanya dipisahkan oleh bola yang ada dalam genggamannya. "Anyway, senang berjumpa denganmu lagi."

"Ap...ehem... Apa yang kau lakukan disini?" Sepertinya aku gagal menutupi kekagetan super ku. Mengapa chaebol asing ini bisa ada disekolahku?!

Dia menundukan kepalanya hingga sejajar dengan wajahku, sama seperti sebelumnya. Mengapa dia selalu melakukan ini?!

"Kau akan tahu nanti."

Senyumnya. Aku benci harus kembali mengakui bahwa senyumnya masih terlihat begitu tulus dan indah.

"Sekarang, apa kau ingin mengambil kembali bola ini atau aku yang mengembalikan padanya?"

Mengingat Seungcheol, kembali membuatku merasa tidak nyaman. Aku menatapnya sekilas lalu membalikan badanku ke arah Seungcheol. "Oppa, aku ke kelas duluan!"

Chaebol itu masih tersenyum saat aku kembali menatapnya. Mengapa dia selalu tersenyum seperti itu? Apa aku ini terlihat seperti lelucon dimatanya?! Entahlah! Aku tidak peduli!

Aku menganggukan kepalaku padanya. "Terima kasih. Tolong kembalikan bola itu padanya."

Dia tertawa lalu menganggukan kepalanya. "Okay, y/n."

Dia tahu namaku?!

"Ya!" Dia tidak menoleh.Dia terus berjalan menghampiri Seungcheol di tengah lapangan.

Kenapa dari awal, seolah-olah dia tahu segalanya tentangku sementara aku hanya bisa menganggapnya sekedar orang asing?

-- to be continued --

Hello, U. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang