soldier (Incoming) test [Part 2] Bagian 19

1.1K 82 1
                                    

Aku langsung pergi meninggalkan ruangan test tersebut,. Saat aku melewati ruang latihan prajurit, kulihat Aster, Velvita, dan Nick sedang latihan, ruang latihan tersebut didindingi dari kaca, jadi terlihat tembus pandang. Kulihat Aster sedang latihan memakai pedang dengan pasangannya, Velvita sedang latihan menembak panah, sedangkan Nick sedang latihan membidik memakai pistol, kurasa mereka bertiga masuk ke dalam Attacker. Di sisi kanan kulihat Kak Zenita sedang latihan menepis serangan pasangannya, jadi pasti dia Defender.

Cukup melihat-lihat, aku langsung pergi ke Eatery, perutku sudah berbunyi terus daritadi, aku lupa sarapan tadi pagi karena terlalu banyak berbicara terus bersama Aster, sehingga kami lupa waktu. Beruntung aku sudah hafal arah-arah di markas ini, sampai di Eatery aku langsung menghampiri bibi Annie, ia yang memasak makanan di Eatery ini, sebenarnya masih ada beberapa orang lagi, tetapi aku lebih kenal kepada bibi Annie, kami mulai saling kenal saat pesta kemarin.

"Selamat pagi bibi Ann" ucapku ceria

"Selamat pagi juga Elryn ku sayang, apakah perutmu lapar?" Tanyanya seperti ibu-ibu

"Hahaha... Bibi tau saja, iya Bi Aku lapar, Aku mau satu sphageti dengan tempe goreng ya!" Kataku sambil mengambil nampan dan sendok garpu

"Oke tunggu sebentar ya!" Katanya sambil masuk ke dapur di belakang

"Oh iya apakah kau sudah ujian test masuk? Kau masuk ke bagian mana?" Tanyanya sambil menyiapkan makanan

"Kemarin aku baru test penyusunan rencana, barusan aku test bagian keprajuritan, jadi aku sedang menunggu hasil test" jawabku kepadanya

"Kemarin kudengar kau ingin masuk bagian Attacker ya?, semangat ya, semoga kau masuk!" Ucap Bibi sambil membawa makanan

"Terimakasih doanya Bi!" Ucapku tersenyum

"Siap..., satu sphageti dengan tempe goreng" katanya sambil memberi makanan pesananku

"Terimakasih Bi!" Ucapku sambil mengangkat makanan

Kutaruh makananku ke meja, lalu aku duduk cepat, karena rasanya lapar sekali, tanpa pikir panjang langsung kusantap makanan tersebut. 'Kenyangnya!' Kataku dalam hati. Masih tersisah banyak waktu, aku bingung mau pergi kemana untuk menghabiskan waktuku ini. Aku berjalan-jalan lagi kearah koridor prajurit, lalu aku melihat-lihat lagi mereka sedang latihan.

Saat aku sedang melihat-lihat, tiba-tiba kak Zen melihatku dan melambaikan tangannya yang berarti memanggilku. Kupikir sepertinya aku bebas boleh masuk, jadi aku langsung masuk saja, lantai ruang latihan sebagian dilapisi dari matras.

"Hi El!, bagaimana sudah mendapat hasil test?" Tanya kak zen sambil mengelap keningnya yang basah

"Belum, aku masih menunggu 45 menit lagi, kak zen kau itu Prajurit Defender ya?" Tanyaku kepada kak zen yang sedang membetulkan kain kassa yang melilit tangannya

"Yaps, Aku di bagian Defender, barusan kami latihan, sekarang kami sedang istirahat, Elryn omong-omong apa senjata yang kau suka?" Jawabnya sambil mengambil air mineral

"Saat aku Smp aku sering sekali latihan wushu memakai toya (Fyi: toya semacam tongkat) bersama Ayahku, karena dulu Ayahku mantan pemain wushu saat masa mudanya, jadi aku lebih ahli dalam memakai senjata yang berhubungan dengam tongkat" Jelasku panjang

"Maukah kau coba latihan menangkis bola?" Ajaknya sambil menutup air minumnya itu

"Boleh, sepertinya asik" Jawabku menerima ajakannya

"Baik ikuti aku ayo!" Ajaknya sambil menarik tanganku

Aku dibawa ke sebuah lapangan kecil, di sisi kiri dan kanan dipasang jaring-jaring net. Kak Zenita langsung memberiku sebuah tongkat, tetapi sebenarnya itu bukan tongkat melainkan tombak, karena diujung tongkat tersebut terlihat mata pedang yang pendek dan tajam.

"Oke, nanti saat kutekan tombol ini bola akan meluncur ke arah mu, tangkis saja menggunakan tombakmu itu, oh iya semakin lama kau bertahan, semakin cepat juga lemparan bolanya, Mengerti?" Tanyanya kepadaku

"Mengerti kak! Ayo kita mulai saja!" Kataku semangat

"Okay...satu...dua...tiga!!!"

Awalnya mesin melontarkan bola satu-satu, aku masih bisa menanganinya, lalu semakin lama aku menangkisnya terus makin lama semakin cepat, aku mulai sedikit susah menanganinya tetapi selama ini belum ada yang melesat.

"AYO ELRYN SEDIKIT LAGI!" Ucap kak Zenita semangat

Semakin lama mesin itu cepat melontarkan bolanya, akupun harus semakin cepat juga dalam gerakanku, lalu tiba-tiba ada bola yang hampir terlewati, langsung ku tebas bola tersebut, aku malah membelah bola tersebut dengan ujung tombaknya, lalu mesin itu pun berhenti.

"WOOOUUUU!!!!" Ternyata daritadi ada yang melihatku dari luar, mereka bertepuk tangan kepadaku

"Wow, kau hebat sekali Elryn, tidak ada bola yang melesat" kata kak Zenita

"Tidak semuanya kak, tadi ada yang hampir melesat, itupun karena aku beruntung saja langsung reflek" ucapku kepada kak Zen

"Ahh... mau itu beruntung atau reflek kau berhasil juga Elryn" kata kak Zenita sambil menepuk pundakku

"Terimakasih ya kak telah memberiku latihan seperti ini, lama sekali rasanya aku tidak memakai ilmu bela diriku" Ucapku berterimakasih

"Iya-iya sama-sama El, oh iya aku pergi dulu ya, aku mau lanjut latihan lagi" ucap kak Zenita

"Baiklah kak, sampai jumpa lagi" ucapku melambaikan tangan kepada kak Zenita yang meninggalkanku

Saat aku meninggalkan lapangan latihan tersebut, kulihat Aster di samping luar lapangan.

"Hi Aster, kau sedang istirahat ya?" Sapaku duluan kepadanya

"Iya barusan istirahatku dimulai, ngomong-ngomong kau cukup terampil juga ya menggunakan senjata tombak" Katanya tersenyum

"Yah awalnya karena aku sebelumnya juga sering latihan memakai toya dengan Ayahku dulu" Jelasku kepada Aster

"Ooh jadi begitu, Aku suka melihat gerakanmu tadi, kau terlihat cukup keren dan berani" Pujinya kepadaku

"Terimakasih pujiannya, kau juga terampil dalam memakai pedang saat kau latihan" jawabku

"Sejak kapan kau lihat? Wah jadi selama inj ada fans penguntitku ya?" Ejeknya kepadaku

"Dasar, itupun tadi karena aku mempunyai waktu luang!" Ucapku membalas ejekannya

"ELRYN ARESHA, SEKALI LAGI ELRYN ARESHA AGAR MASUK KE DALAM RUANG PERTEMUAN KEPRAJURITAN, TERIMAKASIH" Terdengar suara toa pengumuman mengumkan bahwa aku harus ke ruang pertemuan keprajuritan

"Hah...padahal aku harus menunggu 35 menit lagi" jawabku kaget

"Biasanya suka dipercepat sih, satu setengah jam hanya waktu patokan maximal menunggunya" ucapnya kepadaku

"Oke baiklah, aku pergi dulu, sampai jumpa kembali" ucapku kepada Aster sambil meninggalkannya

"Baik, semoga diterima di keprajuritan ya!" Ucap Aster memberi semangat

"Oke, terimakasih ucapannya ya!" Ucapku kepada Aster

Sampai di ruangan pertemuan keprajuritan, aku melihat Mr Nicken sedang duduk dengan suatu bungkusan berwarna hitam tergeletak di sofa. Mr Nicken melambaikan tanganya kepadaku saat aku di depan pintu masuk. Mr Nicken mengajukan beberapa pertanyaan sebelum hasil test diberikan kepadaku

Ia bertanya-tanya kepadaku senjata apa yang kusukai, dan ia bertanya apakah aku ada pengalaman berkelahi, terutama pada Zorg. Lalu kujawab semua pertanyaannya itu satu demi persatu. Setelah ia menanyakan beberapa pertanyan ia pun membagikan hasil test tersebut dalam bentuk map amplop berwarna abu-abu, dan kubukalah hasil test tersebut, hasilnya adalah aku lebih condong ke arah prajurit tetapi aku bisa juga kearah penyusunan rencana.

"Bagaimana jalan mana yang kau pilih? Penyusunan rencana? Atau keprajuritan?" Tanyanya tegas

Langsunglah kujawab dengan cepat dan tegas
"KEPRAJURITAN PAK!!!"



ExpropriationOù les histoires vivent. Découvrez maintenant