Chapter 4

1.9K 234 7
                                    

Jina mendengar suara yang benar-benar tidak asing darinya

"Suara itu? Kenapa tidak asing" tanya jina pada dirinya sendiri, ia melirik kearah jam tangan yang melekat dilengannya

"Astaga! Jam 5 sore" jina kaget bahwa sekarang sudah jam 5 sore, sedangkan bahan yang belum ia beli masih sangat banyak sekali.

Ia segera pergi dari kerumunan itu berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi disana, ia dengan cepat membeli bahan-bahan yang belum sempat ia beli tadi.

Setelah semua selesai jina mengusap keringat didahinya lalu berjalan keluar untuk mengambil sepedanya dan bermaksud untuk pergi.

Namun hal yang sama sempat membuatnya berhenti saat, apa lagi kalau bukan kerumuman yang tadi...

Jina mendekat kesana dan berusaha melihat lagi, namun gagal untuk yang kali ini... Jina berusaha diam dan berlalu, jina mengkayuh sepedanya dan pergi kerumahnya.

Sesampainya disana...
Ia masuk kedalam dan melihat rumahnya yang terlihat sangat sepi, ia berfikir pasti eommanya belum pulang.

Jina mengikat rambutnya, memakai celemek lalu membawa tas belanjaannya kedapur.

Mula mula jina mencuci semua sayur yang ia beli tadi, tiba tiba saja ponselnya bunyi...
Jina mengelap tangannya yang basah lalu mengambil ponselnya.

"Nomor siapa ini?" Tanyanya, seseorang dengan nomor yang tidak ia kenal menelephonenya.

Dengan ragu ia mengangkat telephone tersebut

"yobouseyo? Nuguseyo?"

"Yaa,aku seungcheol!"

"Seungcheol? Mwo? Seungcheol?"

"Siapa lagi"

"Kau kemana saja huh! Jangan menelephoneku! Aku benci padamu"

"Ya! Ya-"

Bensr saja jina langsung menutup sambungan telephonenya sekarang, ia kesal dengan seungcheol ditambah lagi barusaja ia mendengar suara orang itu, betapa menyebalkan hal itu.

Namun lagi-lagi ponsel jina kembali berderit, dengan perasaan kesalnya ia mengangkat telephone itu

"Apa?!"

"Kenapa kau matikan begitu saja?"

"Aku marah padamu!"

"Memangnya aku punya salah apa huh?!"

"Kau pikir tidak sakit... mengetahui sahabatnya pergi entah kemana, tidak memberi kabar, tiba-tiba sekarang sukses menjadi seorang yang terkenal, namun sahabatnya sendiri tidak tahu akan itu!!!"

"...."

"Kau tidak bisa membalas kata-kataku 'kan? Huh! Percuma aku menjelaskannya! aku benar-benar kecewa denganmu lee seungcheol!"

"A-"

jina mengeluarkan semua kekesalannya dengan berbicara panjang lebar pada seungcheol ditelephone, rasanya ia ingin sekali membunuhnya sekarang.

Jina mematikan ponselnya lalu fokus untuk memasak untuk makan malam hari ini.

Jina memasak beberapa sup untuk hari ini, setelah semuanya selesai Jina membawa mangkuk-mangkuk berisi sup panas kemeja makan dan menatanya serapi mungkin.

"Hufft...Kenapa eomma belum pulang juga?"tanya jina meletakkan tangannya dipinggangnya.

Jina menunggu eommanya datang dengan duduk dipinggir meja makan, tak begitu lama seseorang masuk kedalam rumah, yap! Itu eomma jina.

"Eommaa! Kenapa pulang telat? Apakah ramai?" Tanya jina langsung menghampiri eommanya.

"Iya" jawab eomma jina singkat, Jina hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti "eomma, aku sudah memasak makanan untuk kita, ayo duduk" jina mempersilahkan eommanya untuk duduk terlebih dahulu dan diikuti dengannya.

"Kenapa kau memasak sebanyak ini?" Tanya eomma jina, melihat banyak makanan tersusun diatas meja "hehehe maaf eomma, lagi pula eomma harus makan yang banyak 'kan? Aku tidak mau eomma sakit nantinya" jina mengeluarkan alasannya benar-benar jitu.

Eomma jina hanya menggeleng melihat tingkah laku putrinya ini, ia duduk mengambil sendok lalu mencicipi sup buatan jina

"Bagaimana eomma?" Tanya jina memandangi raut wajah eommanya yang tidak dapat ia gambarkan apa artinya sekarang.

Raut wajah eomma jina terlihat datar, namun tiba-tiba saja senyuman lebar muncul diwajahnya, eomma jina mengacunkan satu jempol tangannya.

Jina tersenyum lega lalu mulai mengambil nasi dimangkuk kecilnya.

Entah siapa malam-malam begini, mengetuk pintu rumah jina
"Apakah eomma mengajak teman eomma kemari?" Tanya jina "aniyo" jawab eomma jina singkat.

'Tokk tokk tokk"

Jina kaget karena ketukannya kembali terdengar "ah! Cepat buka sana" perintah eomma jina.

Dengan penuh keraguan jina membuka perlahan pintu rumahnya.
Matanya terbelalak melihat siapa yang datang.
.
.
.
(TBC)
.
.
.
tbc ya gaiss

BE MINE Où les histoires vivent. Découvrez maintenant