Chapter 9: the number you are trying to reach is not hestia

221K 17K 2.3K
                                    

chapter 9: the number you are trying to reach is not hestia


Titan Prometheus, merasa iba kepada makhluk-makhluk kecil yang dibuatnya dari tanah liat--makhluk-makhluk yang disebut manusia. Manusia saat itu, hanya bisa berlindung di gua mereka. Oleh karena itu, Prometheus berniat meminta izin kepada Zeus untuk mengambil sedikit api dari perapian Hestia--untuk diberikan kepada para manusia.

Sayangnya, Zeus menolak keinginan Prometheus. Menurut Zeus, jika manusia diberi api untuk memasak, menghangatkan diri, menyalakan obor, dan melakukan hal-hal lain, manusia akan membangkang kepada para dewa.

Karena merasa kasihan, Hestia, dewi perapian, memutuskan untuk memberi Prometheus apinya. Prometheus pun memberikan api itu kepada para manusia. Namun, karena perbuatannya itu, dia dihukum oleh Zeus.

Tapi, tidak ada satu dewa atau dewi pun yang menaruh prasangka buruk terhadap Hestia. Semua dewa dan dewi menyayangi Hestia yang baik hati. Karena kebaikan hatinya itu pula, Hestia merasa bertanggung jawab dan akhirnya mengambil tugas untuk menjaga semua perapian--termasuk perapian milik para manusia.

[.]

"Jadi, menurutmu, gimana cerita Hestia di buku itu?" tanya Mama.

Sekarang, aku dan Mama sedang menikmati makan malam. Seperti biasa, kami membahas buku-buku yang aku atau Mama sedang baca. Malam ini, kami memutuskan untuk membahas buku yang sedang kubaca. Setelahnya, kami berencana membaca The Old Man and The Sea karya Ernest Hemmingway.

Omong-omong, sekarang aku sedang membaca buku mitologi yang diberikan Mama waktu itu. Sebenarnya, aku sudah membaca setengahnya. Tapi, Mama ingin kami membahas bab pertamanya saja--yang bercerita tentang Hestia.

"Menurutku, cerita yang ini masuk akal," komentarku.

"Emangnya, itu cerita Hestia versi yang mana?" tanya Mama.

"Versi dia memberi api kepada Prometheus," jawabku.

Mama mengerutkan keningnya. "Kamu suka versi yang itu? Mama lebih suka versi Prometheus mencuri api itu dari Hestia."

"Kenapa?" tanyaku.

"Karena, menurut Mama, Hestia tidak terlalu suka adanya perubahan. Hestia memang dewi yang paling bersahaja dan segalanya. Tapi dia pun, memutuskan untuk menjadi dewi yang tidak pernah menikah, kan? Kenapa? Karena dia tidak mau kalau menikah nanti, dia ditinggal oleh para dewa yang memang selalu berselingkuh. Jadi, dia tidak suka perubahan. Dia hanya mau menjaga perapian dan menjaga kehangatan rumah," jelas Mama. "Oleh karena itu, agak janggal juga kalau dia mau memberikan api kepada Prometheus. Dia kan tahu, kalau manusia bisa membawa perubahan besar."

Aku terdiam, memikirkan ucapan Mama. Setelah beberapa saat aku berkata, "Tapi agak janggal juga kalau dia tidak tahu Prometheus mencuri api dari perapiannya. Hestia kan, selalu berada di sekitar perapian. Kalau dia tidak memberi api itu kepada Prometheus, pasti dia pura-pura tidak melihat ketika Prometheus mengambil apinya."

"Menurut Mama tidak begitu," kata Mama. "Wajar-wajar saja kalau Hestia tidak tahu apinya dicuri. Toh, setiap dewa-dewi Yunani pasti pernah melakukan kesalahan."

"Tapi, memangnya kenapa kalau Hestia ingin membantu Prometheus? Kalau dia tidak ingin ada perubahan di hidupnya dalam hal menikah, punya anak, dan segalanya--bukan berarti, dia tidak ingin ada perubahan lain di hidupnya kan?"

Mama menatapku lalu tertawa. "Kalau kamu mengubah satu hal di hidupmu, lama-lama seluruh hidupmu akan berubah," katanya. "Lihat Hestia. Sekarang, manusia sudah jarang menggunakan perapian alami. Teknologi modern mengambil alih dunia. Dia tersisihkan."

The Number You Are Trying to Reach is Not ReachableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang