Chapter 28 : Bencana

4.2K 342 22
                                    

Cerita sebelumnya..

"Werewolf itu benar-benar naif, sangat mudah untuk di manfaatkan dalam situasi seperti ini. Dengan begini, kita tidak perlu membuang tenaga untuk membuat dua kerajaan itu hancur. Benar begitu, tuan ku?"

"Tapi, aku sedikit kasihan dengan werewolf itu. Ia benar-benar percaya bahwa tuan ku bisa mengembalikan hidup seseorang.."

"Namun, ia tidak benar-benar hidup. Karena ia tidak memiliki jiwa, meski tubuhnya kembali utuh tapi ia tidak memiliki pikiran. Seperti zombie yang kembali dari kematian.."

"Aa. Tuan memang cerdik" Rogu mengangguk kecil. "Jadi apa tujuan kita sekarang?".

Mata merah itu tampak berkilat, sebuah seringai pun ikut menghias wajahnya. "Mari kita mulai dari Kerajaan Filisly.."

.

.

Chapter 28 : Bencana

...

"Ng~ di mana a--"

"Cella!" peluknya, begitu melihat Griscella tersadar.

"Eh? Ju-julie..?!" matanya membelalak terkejut. "Ba-bagaimana bisa kau.."

Julie menggeleng, ia membantu Griscella berdiri. "Ayo, kita tidak punya banyak waktu lagi. Sekarang waktu yang tepat untuk pergi".

Keduanya pun berjalan keluar dari gua, Julie sedikit waspada saat sampai di mulut gua. Lalu menyuruh Griscella lari bersamanya ketika di rasa keadaan cukup aman.

"Julie.. sebenarnya kita ada dimana? Dan kenapa kita berlari seperti ini?"

"Sstt.. jangan berisik!"

Ia terdiam. Begitu menyadari mereka berada di sebuah hutan. Kemudian, Griscella pun memandang ke arah Julie yang berlari di depannya tanpa melepaskan gandengan tangannya. Matanya terbelalak tak percaya saat menyadari tubuh sang kakak dipenuhi dengan berbagai macam luka-luka, bahkan bahu kirinya sampai mengeluarkan darah dari luka sobek disana.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"  batinnya bingung.

Brak

Griscella tampak berjengit kaget begitu melihat sebuah pohon dilempar ke arah mereka. Lalu, ia pun melihat sosok-sosok monster berkulit merah dengan sayap, ekor, dan juga tanduk khas iblis hanya saja ukuran mereka berkali-kali lebih besar dan memiliki kulit keras. Mereka tampak mengepung mereka baik dari udara maupun darat, beberapa dari mereka membawa palu besar berduri tajam dan besar.

"Sial. Kita ketahuan!"

Menguatkan pegangannya, Griscella memandang Julie yang tampak tampak cemas. "Julie.. apa yang harus kita lakukan?" tanyanya.

"Cella. Hitungan ke tiga, aku ingin kau lari. Kau mengerti?"

"Eh? Ta-tapi.."

Gadis itu tersenyum sangat manis, dan membuat Griscella terdiam. Kenapa? Apa yang ingin Julie lakukan? Dia tidak mungkin..

"Dengar. Jika saatnya tiba, aku ingin kau lari menuju bukit bebatuan itu. Lari lah sekencang mungkin dan jangan melihat kebelakang. Mengerti?"

"Ta--"

"Ku bilang, apa kau mengerti?"

"..."

Julie memungut sebuah batang kayu didekat mereka. "Cella, aku butuh jawabanmu!"

"Y-ya"

Menghela nafas lega, Julie pun melemparkan batu-batu kecil pada segerombolan makhluk itu. "Monster bodoh! Cepat tangkap aku!" pekiknya kencang.

Adventure In Lost WorldWo Geschichten leben. Entdecke jetzt