Adrian B. Cakratama

19.9K 518 40
                                    

Adrian berbaring di atas tempat tidur di apartemen sewaannya dengan mata terbuka menatap plafon di atasnya. Perasaannya sangat lelah...lelah sekali. Begitu banyak kejadian selama lima bulan ini, sejak dirinya sembuh dari penyakit yang dikiranya akan menghantuinya seumur hidup.....dan berkat malaikat cantiknya, dia sembuh dan mengetahui hal itu bukanlah suatu penyakit melainkan perbuatan yang disengaja. Siapapun yang melakukannya adalah orang yang sangat kejam...membuatnya kehilangan kehidupan masa kecilnya, masa remajanya sebagai manusia normal. Tangannya mengepal mengingat semua itu.....

Lima bulan lalu setelah Bima mengantarkan Shina ke rumahnya....dia tidak langsung menuju rumahnya, karena sepertinya semua kejadian berasal dari rumah itu. Dia pergi ke sebuah gedung perkantoran di kawasan Slipi dan memasukkan mobil yang dikendarainya ke tempat parkir gedung itu dan memarkir mobinya. Beranjak keluar dari mobilnya, setelah mengunci mobil tersebut, dia berjalan menuju lift yang letaknya dua meter dari mobilnya. Setelah tiga menit pintu lift terbuka didepannya dan dia melangkah masuk, kemudian memencet angka 20.

Sesampainya di lantai 20 dia berjalan menuju resepsionis yang memakai blazer merah dan menyambut kedatangannya dengan senyum menggoda. "Ada yang bisa saya bantu pak?" tanyanya dengan suara serak bergairah.

Tanpa memperdulikan senyum sang resepsionis, Bima menjawab, " saya mau bertemu dengan pak Vanza."

"Sudah membuat perjanjian sebelumnya pak......?" katanya sambil bertanya nama pria didepannya.

"Bilang saja Adrian mau bertemu." katanya lagi.

"Tunggu sebentar pak Adrian...." kata resepsionis itu dengan nada mendayu.

"Bima....apa kabar anakku? Tumben sekali kau kemari...." tanya pak Vanza yang merupakan pengacara keluarganya dan sekaligus teman baik orang tuanya.

"Kau tidak perlu datang kemari, cukup kau telpon om pasti langsung datang menemuimu," katanya lagi karena dia mengetahui penyakit yang diidap Bima.

"Aku sudah sembuh koq om..." kata Bima mengetahui maksud perkataan pak Vanza yang tidak ingin dia menderita seperti sebelumnya.

Pak Vanza mengernyitkan keningnya, "apa maksudmu dengan sembuh?" tanyanya penasaran sebab pengobatan apapun sudah dilalui oleh Bima baik pengobatan tradisional maupun pengobatan medis modern namun tidak membawa hasil maksimal dalam penyembuhannya.

Bima kemudian menceritakan kejadian yang menyebabkan kesembuhannya....

Pak Vanza terperangah mendengar cerita Bima, "Astaga....berarti selama ini ada musuh dalam selimut di rumah itu,"

katanya dengan geram.

"Menurut saya juga begitu om....itu sebabnya saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya akan mencari apartemen untuk tinggal...."

"Kamu tidak perlu mencari Bim, gunakan apartemen om....ini kunci dan alamatnya," katanya sambil menyerahkan sebuah kunci dan kertas yang diambilnya dari atas meja kerjanya kepada Bima.

"Om.....terima kasih....tapi....apa om tahu kira-kira siapa yang melakukannya?"

"Hmmm....kemungkinan pamanmu, hanya dia satu-satunya orang yang om curigai saat ini."

"Tapi kenapa om? Kenapa Paman tega?"

"Hhmmm.....mungkin karena iri, dendam....cuma itu yang bisa om katakan"

"Kenapa om? Apa salah Bima selama ini?"

"Bukan salah kamu....kamu tahu....perusahaan kakekmu dulu, sejak ayahmu bergabung dalam perusahaan kakekkmu, perusahaan itu naik melonjak, dalam waktu dua tahun kakekmu termasuk ke dalam sepuluh orang terkaya dinegara kita. Oleh sebab itu, kakekmu memberikan tiga puluh persen sahamnya kepada ayahmu, sedangkan pamanmu mendapatkan dua puluh persen dari delapan puluh persen saham milik kakekmu itu. Dan setelah kau lahir, sebagai hadiah, kakekmu memberikan sisa tiga puluh persen sahamnya kepadamu. Lalu...setelah kakek dan orang tuamu meninggal.... Isi wasiat orang tuamu adalah....seluruh saham milikmu tidak dapat dijual kepada siapapun, sampai usiamu dua puluh lima tahun, dan bila terjadi sesuatu padamu yang menyebabkan meninggal baik secara wajar ataupun tidak wajar, saham milikmu akan dijual kepada pihak luar dan uangnya disumbangkan ke yayasan sosial yang selama ini didukung oleh kakek dan ayahmu. Kemungkinan itu sebabnya....karena sejak kau dilahirkan beberapa percobaan penculikan dan percobaan pembunuhan menimpamu. "

Bima terpaku mendengarnya.... "Jadi Bima harus bagaimana om...."

"Kita akan mencari cara Bim.... Mulai sekarang, kau harus aktif dalam perusahaan dan mencari tahu apa yang sudah dilakukan pamanmu pada perusahaanmu."

"Baiklah om.....Bima pergi dulu, mau istirahat...."

"OK! Sampai nanti Bim...."
.

i love the beast (indonesian language)Where stories live. Discover now