Prolog

260 39 24
                                    

Mungkin memang takdirku yang akan menjadi seperti ini, diliputi dengan penderitaan tanpa henti. Walaupun diriku sekarang sudah mempunyai tempat dimana aku bisa bilang sebagai 'rumah', satu per satu terlihat jelas raut muka yang begitu suram terlihat jelas sekarang dari beberapa kejadian yang telah kita rasakan selama ini.

"Reene..."

"Hm?"

"Kumohon, jangan terlalu memaksakan diri untuk misi kali ini."

Lukhr mengingatkanku untuk tidak terlalu berlebihan, mungkin dia tahu dari cara memandangku yang sangatlah terlalu ambisius... untuk meruntuhkan kerajaan yang sudah terlalu 'digerogoti' oleh sifat egois para bangsawan.

Mungkin ini pertama kalinya aku merasakan kebencian yang amat dalam, tidak kepada dunia karena dunia tidaklah salah...

Tetapi...

"Lukhr benar, Reene. Kau sudah terlalu banyak menderita dengan kehilangan kaki kananmu dan wajah kananmu yang penuh luka bakar. Biarkan kakakmu ini yang akan menanggung bebanmu bersama-sama."

"Pyuna..."

"... mungkin seharusnya aku tidak masuk kedalam Black Informant..."

"Geh-"

"-tetapi Reene... kau satu-satunya seorang yang menganggapku sebagai seorang sahabat. Tidak sebagai guru besar ataupun salah seorang Oruzhii Nabes. Reene, biarkan aku ikut mengatasi masalahmu ataupun dunia ini."

"Vani..."

Aku benar-benar kagum dengan kebijaksanaan seorang Vaniya, dengan reflek aku memeluknya dari belakang saat Vaniya masih mengambang di udara dan terus membaca buku yang selalu dia pegang dari Perpustakaan Terlarang.

"Reene, bisakah kamu lepaskan? Kau mengangguku selagi aku membaca."

"Dasar kutu buku."

Aku terus memeluknya tetapi Vaniya memaksa diriku untuk melepaskan diri dengan sihirnya. Aku pun terlempar kebelakang sampai topeng setengah muka yang kupakai untuk menutupi luka bakar yang ada diwajahku terlepas. Toila menangkapku dari belakang untuk menahan dorongan yang Vaniya buat.

"Ahh Toila, terima kasih."

Toila menurunkanku lalu membetulkan pakaianku layaknya seorang pelayan. Toila selalu menganggapku sebagai seorang master dan selalu menjagaku setiap saat. Walaupun aku menolaknya saat berada di Perpustakaan Terlarang, tanpa ada ikatan Partner Contract dia tidak akan bisa keluar dari dungeon buatan tersebut.

"R-reene, topengmu..."

"Oh, Meika. Terima kasih telah mengambilkan penutup wajahku."

"Mmhh..."

Setelah mengembalikan topengku, Meika langsung berlari kebelakang Lukhr layaknya seorang anak kecil yang pemalu.

Iya, inilah 'keluarga'-ku sekarang. Dan mereka lah yang membuatku selama setahun ini menjadi sesuatu yang sangat luar biasa.

Walaupun sekarang tubuhku sudah tidak lengkap dengan wajah yang cacat, tetapi berkat mereka aku bisa mendapatkan suasana 'rumah' secara nyata.

Aku memasang kembali topengku yang berbentuk setengah wajah, lalu mengeluarkan bendera berwarna hitam yang berlambang Black Informant dari sihir Void Space.

"Semuanya, mari kita berpesta!"

Aku menatap serius dengan aura gelap yang tidak sengaja keluar dari tubuhku, layaknya seperti kita ingin melakukan sesuatu yang amat jahat.

Tetapi jika kau melihat pandangan dari sisi mataku, mungkin kamu akan mengerti betapa rusaknya Kerajaan ini tanpa memikirkan adanya tuhan.

Sekarang kita tidak bisa mundur dari konflik dunia ini, bahkan kita terpaksa melangkah maju untuk membenarkan dunia ini, dari kerajaan per kerajaan, untuk mengetahui...


Bahwa Tuhan tidaklah tidur

Black Informant (REMAKE)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ