Arc 1-15 - Identity

55 9 3
                                    

"... Toila?"

Aku mencoba menyapa Toila dari bayangan orang yang datang dari ruangan sebelumnya. Aku heran apa yang membuat Lecila ketakutan yang padahal sebelumnya dia memegang kuasa sendiri terhadapnya. Rasa penasaranku melebihi dari rasa lelahku.

"A-ahh... kumohon, tolong aku! Menjauh dariku!"

Pertama kalinya aku melihat Lecila ketakutan yang luar biasa, dalam hati aku benar-benar ingin tertawa senang dan mengatakan 'Emang enak!'. Sayangnya kuurungkan niat jelekku karena betul, aura yang dipancarkan Toila sangatlah berbeda.

Apa overwriting yang Lecila lakukan terjadi kesalahan? Dan juga, jika Lecila bisa sampai ketakutan seperti itu besar kemungkinan Toila bukan berada di pihak Lecila. Lalu bagaimana dia juga bukan berada di pihakku?

*tap* *tap*

Langkah kakinya akhirnya berhenti. Pencahayaan basemen yang lumayan gelap membuatku tidak bisa melihat jelas apa yang Toila lakukan. Hanya aku yang terkujur lemas dan Lecila yang tidak bisa menggerakkan—

"TIDAK! TIDAK! TOI—"

*crash* *bzzz* *bzzz*

"Eh? HEE?!"

Secara mengejutkan sekali, Toila menusuk keras kepala Lecila dengan sabitnya. Ada apa ini? Mengapa Toila membunuh adiknya—

"Renee, tutup telingamu sekarang."

"Ha? Apa maksudmu—"

*NGIIIIIINNNNNGGGGGGG*

"GEEHHHHHH, AAAAARRGGHGHHH"

Tiba-tiba suara yang melengking keluar dari tubuh Lecila sesuai aba-aba Toila berikan. Ultrasonic? Tetapi kekuatannya lebih besar hingga membuat seluruh ruangan basemen bergetar hebat daripada sebelumnya.

"AARRRGGGGHHH!!!"

Kesadaranku perlahan mulai melemah. Aku tidak bisa menahan rasa sakit ditelingaku sekarang. Tetapi aku harus menjaga kesadaranku sekarang karena aku belum sepenuhnya selamat dan gerak gerik Toila sangat mencurigakan—

*buck!*

"GWAGGH!"

Batu... besar... siala...

*brug*

***

*POV Toila*

Buku, debu-debu bertebangan, dan juga cahaya matahari masuk dari jendela. Gedung? Tetapi sekilas aku melihat seperti dalam kastil yang penuh banyak buku. Kastil yang benar-benar terbengkalai dan tak terurus walaupun atap-atapnya masih terlihat utuh.

Tidak ada apa-apa selain deretan buku yang terlihat. Micro Engine, Psycho Dive, EMP, Nano Bomb, dll tertulis jelas setiap deretan buku. Aku bisa membacanya dan mengetahui semuanya.

Pengetahuan masih terekam jelas dalam bentuk record dan takkan pernah terhapus dan ini adalah sebuah perintah. Hanya saja, aku tidak tahu mengapa aku ada disini. Codename masih teringat jelas, tujuan dari perintah sebelumnya masih ada yaitu melindungi semua buku yang ada. Tetapi...

"Tidak mempunyai record sebelumnya dan tidak mengetahui dimana aku berada sekarang."

Aku tetap melanjutkan perintah yang pernah diberikan sebelumnya kepadaku walaupun aku tidak tahu siapa yang memerintahku sebelumnya.

*10 tahun kemudian*

*click* *creaak*

Sepertinya ku mendengar suara pintu utama terbuka, begitu juga dengan langkah kaki dari beberapa orang. Seorang manusia? Aku harus mengecek dan menanyakan beberapa informasi kepada mereka.

Black Informant (REMAKE)Where stories live. Discover now