Chapter 22

10.3K 814 88
                                    

*Pic of Halice on multimedia :3 RAWWRRR lol

 

***

Alice mengangkat wajahnya menjauh dari leher Harry. Kondisi tubuhnya kini sudah tidak selemah tadi berkat darah yang ia minum. Darah yang dimiliki oleh pure blood (darah murni) memang dapat memberikan kekuatan yang sangat besar. Oleh sebab itu jika ada vampir level lain yang meminum darah pure blood otomatis kekuatan mereka akan bertambah. Akan tetapi, jika kau meminum darah seorang pure blood hingga habis, konon tetes darah mereka yang terakhir akan membawamu pada kematian. Maka dari itu jika kau menghisap darah seorang pure blood, kau harus mengetahui batas.

Kini Alice membenamkan wajahnya di dada Harry. Pria itu mengelus puncak kepalanya seperti yang biasa ia lakukan. Napasnya yang tidak beraturan perlahan mulai melambat dan tenang. Masih ada sedikit waktu baginya sebelum memulai pertarungan dengan James. Ia harus memastikan bahwa Alice akan aman selama dirinya menghabisi pemburu vampir itu.

“Harry... ia ada disini.” Ujar Alice lirih.

“Ya. Kau tidak perlu takut.”

“Tapi ia ingin membunuhmu.”

Harry mengangkat tubuhnya bersamaan dengan Alice yang berada tepat di atasnya. “Aku akan mengatasinya. Kau tidak perlu khawatir, Alice.”

“’Aku’? Maksudmu kau akan melawannya seorang diri?” ujarnya panik. “Harry, kau tidak bisa menghadapinya sendirian. Aku akan bersamamu.”

Kontan disentuhnya wajah Alice dengan lembut. Harry senang bahwa Alice mengkhawatirkan dirinya. Ia pun mengelus pipi Alice sebelum memberikan kecupan hangat di bibirnya. “Semua akan baik-baik saja, Alice. Percaya lah, aku tidak akan kalah darinya.”

“Tapi—“

“Ssshh.” Disentuhnya bibir Alice dengan ibu jarinya kali ini. “Percaya padaku. Aku pasti akan kembali.”

Alice mendesah pelan sebelum menarik Harry dalam pelukannya, “Berhati-hatilah.”

Harry mengulas senyum tipisnya seraya melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alice, “Tentu.”

Pun Alice melepaskan pelukannya dan menatap Harry selama beberapa saat. Sensasi darah yang Harry berikan masih menyisakan kupu-kupu di dalam perutnya. Ia tidak menyangka bahwa selama ini Harry begitu kesepian.

Alice menyentuh wajah Harry dengan kedua tangannya dan menariknya mendekat. Diciumnya bibir penuh itu sebelum melumatnya dengan penuh gairah. Bibir mereka beradu dengan seimbang bagaikan puzzle yang saling melengkapi. Sontak keduanya merasakan sensasi dan gairah yang begitu luar biasa, seakan ada aliran listrik yang membuat mereka menegang.

Napas keduanya pun memburu hingga membuat suasana di ruangan itu memanas.

“Tunggu lah disini.” Tutur Harry sedikit terengah begitu ia melepaskan ciumannya dan menautkan kening mereka. “Aku tidak akan lama.”

The Night Class - (Harry Styles / Louis Tomlinson Fanfiction)Where stories live. Discover now