Part 5: Eyang

46.3K 1.6K 18
                                    

Author pov

Semenjak mengantarkan Kirana pulang mereka dalam sekejap menjadi akrab entah, karna Kirana yang bawel atau Dio yang memulai semua itu.

***

Semua berjalan sesuai rencana Eyang pernikahan mereka di percepat membuat Kirana was-was ia takut akan hal yang akan datang saat pernikahan tapi ia memilih apa yang sudah Eyang rencana'kan semua juga ke ingin orang tua mereka walupun tidak mencintai Dio Kirana akan belajar sama seperti bunda yang mencintainya rela berkorban demi dirinya.

Pernikahan sudah di depan mata hanya menunggu pempelai pria datang dan mengucapkan ijab kabul semua masih menunggu dengan sabar sedangkan Kirana di dalam kamar mondar-mandir dengan gelisah.

"Hufff bagaimana nih..? Apa yang gue lakukan kalou kabur gk mungkin ini di lantai 3 mau mati gue hah... apa ya... Apa gue harus terima nikah sama cowok dingin kaya es batu."
Kirana masih mondar-mandir hari ini iya sangat cantik dengan kebaya putih yang membalut tubuh rampinya dan make up yang natural rambut coklat yang di sanggul dengan anak rambut yang berjatuhan.

Sedangkan Dio ia masih fokus pada kertas membacanya beberapa kali sampai menghafalnya tangannya sudah dingin mukanya pun merah karna menahan gugup. Daddy melihat kelakuan putra tersenyum ia jadi mengingat saat akan ijab kobul bersama vanesa istrinya.

Mempelai pria sudah datang semua keluarga kirana menyambutnya.
Sedangkan kirana sudah mengikat seprei menjadi tali panjang ia hanya tinggal turun dan kabur saat hendak turun melewati jendela eyangnya sudah berhasil mencegahnya ia mendapat omelan panjang dari eyangnya dan mendapat hukuman atas ganjarannya nanti selesai acara selesai.

Kirana dan Dio sudah duduk berdampingan Dio mengucapkan ijab kobul dangen satu tarikan nafas lantang dan tepat tak ada salah mereka resmi menjadi suami istri. Dio menyematkan cincin pernikahan berwarna silver yang bertulis Dio di jari manis kirana begitupun kirana. Cincin pernikahan itu eyang sendiri yang memilihnya kalau soal gaun dan kebaya kirana itu tante Vanesa mommy dio.

Dito memandang mereka sendu ia hanya bisa berdoa semoga kirana dan adiknya hidup bahagia walaupun ia yang harus tersakiti tapi ia rela berkorban demi orang tua dan orang yang paling ia sayang.

Mereka semua membuat pesta kecil untuk pasangan baru. Kirana sudah ganti baju dengan gaun putih gading tampa lengan yang panjangnya sampai lutut tak lupa di rambutnya dipasang mahkota kecil satu paket sama gaun memakai high heels dengan warna senada. Sedangkan Dio memakai kemeja putih dan tuxedo hitam yang melekat di tubuhnya dan sepatu pantofel dengan warna yang sama. Mereka sangat cocok Vanessa yang melihat kirana takjub mereka seperti sudah sangat dewasa padahal masih sekolah belum lulus lagi. Mereka foto bersama ada Eyang dan keluarga dio serta Dio dan Kirana rancana foto itu akan di cetak.

Saat pesta selesai Kirana yang harus menyambut tamu dengan senyum palsu sangat kelelahan padahal tamunya sedikit ia sangat amat capek ia sudah tertidur di ranjangnya masih memakai pakaian tadi.

Sedangkan Dio ia sedang mengobrol bersama Rafael sepupunya Kirana ia menceritakan tentang Kirana saat Kirana masih kecil dan yang lain seperti keburukannya dan sikap kirana yang Dio baru tahu sekarang.

Dio mendesah pasrah saat Eyang menyuruhnya untuk membawa kirana pergi dari rumah yang sudah merawat kirana ini eyang mengginginkan agar kirana hidup mandiri menjadi istri yang penurut rencananya mereka akan tinggal di apartemen tapi itu di tolak mentah-mentah oleh eyang dia ingin kirana merasa kan akan hidup susah ia menyuruh Dio pindah ke sebuah kontrakan yang sederhana letaknya pun tak jauh dari sekolah dia hanya menuruti kata eyangnya ya.. sekarang ia juga eyangnya.

Dio memasuki kamar Kirana yang luas terdapat Kirana yang sedang tertidur di ranjangnya masih dengan pakaian tadi Dio berjalan mendekati kirana mengusap lembut rambut kirana Dio menghebuskan nafas kasar ia memasuki kamar mandi Kirana ia ingin membersihkan badannya yang sudah sangat lengket ia keluar kamar mandi dengan pakaian santai yang dibawa dari rumah. Dio mendekati ranjang untuk membangunkan Kirana ia mengguncangkan badan kirana pela bukannya bagun kirana terus mengeluh untuk tidak mengganggunya Dio hanya pasrah dan tidur tepat di samping kirana.

***

Pagi hari yang indah dengan cerah matahari tampak keluar dari persembunyiannya membangunkan sepasang penganten baru yang tengah tertidur dengan mesra kirana memeluk dada bidang Dio sedangkan Dio memeluk pinggang kirana mereka seperti pasangan romantis di dalam novel-novel tapi itu hanya di dalam karya fiksi tidak mungkin terjadi di dalam hidup mereka tapi mungkin suatu saat.

Kirana membuka matanya ia terganggu oleh sinar yang terkena matanya hal ia temukan adalah dada bidang Dio ia melototkan matanya dan berteriak kencang. Membuat Dio mengeluh akan suara kirana yang cemper gak ketulungan. Ia membekam mulut Kirana Dio menindi Kirana dengan tubuhnya seketika Kirana hanya diam sambil memejamkan matanya wajah Dio semakin dekat-dekat dan...

"Udah gue bilang jangan berteriak bila didekat gue apa lo lupa hmm," Dio membisikan tepat di telinga kirana membuat pipinya bersemu memang Dio sudah pernah memperingakatkan Kirana tentang itu saat mereka bertemu di perpus sekolah Kirana yang shcok sepeti bertemu hantu dan berteriak kencang membuat mereka di hukum atas kelakuan Kirana.

Dio masih menatap wajah Kirana tiba-tiba ia bangun dan melangkah menuju kamar mandi etah apa karna rasa gugup atau entalah..

Kirana cepat-cepat bangun mengambil pakaian santainya dress pendek tanpa lengan berwarna hijau tua. Ia berjalan terburu-buru memasuki kamar tamu menguncinya kirana melakukan ritual mandinya. Selesai ia keluar dan lansung menuju meja makan sampai disana ia telah melihat dio dan eyangnya sedang bercakap-cakap kirana mengambil duduk di sebelah kiri eyangnya sedangkan dio di sebrangnya kirana memakan rotinya dengan tenang ia sama sekali tidak melihat tatap eyangnya yang dalam bak elang yang siap memangsanya .

"Kirana," eyang hampir membentaknya karna kelakuan kirana seharusnya ia membantu melayani suaminya yang sudah menunggunya tapi ia masih cuek bebek

"Apa?" jawab kirana lesu selesu hatinya.

"Eyang akan menghukum kamu atas kelakuan kamu yang kemarin dan eyang sama sekali gk mau terima penolakan ingat itu "

"Emangnya apa hukumannya?"

"Eyang ingin kamu keluar dari rumah ini karna kamu sudah menikah dan harus mengikuti suami kamu eyang sudah memilih tempat yang bagus untuk kamu dan Dio gimana kamu setuju kan,"

"Aduh eyang bukan setuju lagi tapi aku mau banget. Akhirnya keluar dari kandang singa yes.. yes ..." sorak ria Kirana dalam hati. Wajah yang tadi senang sekarang langsung berubah dingin dan memandang Eyangnya.

"Jadi maksudnya Eyang, Eyang ngusir aku gitu Eyang udah gak sayang lagi sama aku gitu Eyangn mau bebas biar gak di ganggu lagi sama cucunya yang cerewet suka bikin onar dan masalah gitu iya kan?" Kirana hanya berpura-pura tapi melihat ekpresi muka Eyang yang menatapnya sedih membuat Kirana terteguh apa aku menyakitinya.

Dio yang sendari diam menghelas nafas kasar ia tau pasti akan seperti ini jadinya tiba-tiba Eyang pergi meninggalkan mereka berdua.
Kirana masih bingung kenapa efeknya jadi begini'kan aku cuman mau ngetes ajah.

"Hmm emang gue salah ngomong ya.." tanya pada Dio, Dio memandang Kirana dan menggangguk kan kepalanya.

"Emang ya... padahal gue cuman ngetes Eyang aja."
Ucapan Kirana membuat Dio menatapnya dengan tatapan heran.

Tbc.

Mohon tinggalkan jejak saat membaca.
Maaf buat lama updatenya 😂

Married With Es Batu (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang