1

347K 13.3K 464
                                    

New Version!

-----

Vanya Callista, gadis cantik yang baru saja menginjak umur ke-16 tahun itu baru saja masuk ke SMA pertama kalinya. Anak ke-2 dari 2 bersaudara setelah kakaknya yang bernama Nata Vlarentino dari pasangan Davi Vlarentino dan Niken Callista itu kini tengah menyiapkan keperluan MOSnya yang sangat amat rempong. Gadis itu kini sedang menyiapkan berbagai perlengkapannya, dia sibuk sekali dengan alat-alat yang akan dia bawa itu dimulai dari topi hingga hiasan alay yang akan dia gunakan dihari pertamanya. Dia berharap semoga MOSnya kali ini bisa berjalan dengan lancar. Sekiranya dirasa sudah lengkap Vanya berjalan menuruni anak tangganya dengan wajah yang sangat bimbang. Antara mau masuk dan tidak. Dia mengingat kejadian waktu pertama kali mengikuti MOS di SMP dulu, saat itu Vanya yang sedang kelelahan dan dia memutuskan duduk sebentar tapi dengan sadisnya kakak kelasnya itu menyuruh berlari dan mengakibatkan dia pingsan dan asma yang sedang dia derita kambuh. Hingga membuatnya harus dirawat dirumah sakit selama 4 hari.

"Pagi" sapa Vanya saat dia baru saja tiba diruang makan yang sudah dipenuhi dengan gelak tawa yang dihasilkan dari kakaknya---Nata. Laki-laki itu memang mempunyai selera humor yang sangat tinggi. Jadi hal yang tidak lucu sama sekali itu bisa ditertawakan oleh Nata hingga cowo itu sampai terpingkal-pingkal.

"Pagi juga princess, gimana udah siap belum buat MOSnya?" tanya Niken dengan menyerahkan roti yang sedari tadi dia olesi dengan selai cokelat kesukaan anaknya itu.

"Siap Ma. Kak temen-temen lo nggak nyeremin kan?" tanya Vanya kepada Nata.

Nata menghentikan aksi mengunyah nasi gorengnya, "Lo kira temen gue setan? Ya enggaklah Vanya adek gue yang cantik, imut, lucu, pinter mereka semua itu baik. Fix lo harus kenal sama mereka semua" ucap Nata.

"Alay lo kak" cibir Vanya.

"Ye lo mah dipuji bukannya seneng malah ngatain." gerutu Nata.

"Udah deh setiap ketemu pasti berantem. Cepet dihabisin makananya" lerai Niken dengan menatap kearah dua anaknya.

"Selama Vanya MOS biar papa yang anter. Kalau udah selesai, biar nanti bareng kakak kamu" Davi menimpali obrolan semua anggota keluarganya.

Nata menatap Davi memincing, "Papa nggak ada misahin aku sama Vanyakan?" tanya Nata.

"Kamu lebay deh, papa nganter adik kamu karena atributnya seabrek. Kamu tega?" tanya Davi.

"Enggaklah Pa. Tapikan Nata bisa bawa mobil supaya Vanya selalu aman terkendali" jawab Nata dengan menaik turunkan alisnya.

"Papa percaya sama kamu, tapi ngelihat dari jam datang kamu ke sekolah itu buat papa meragukan kedisiplinan kamu." tutur Davi panjang lebar dan Nata hanya memanyunkan bibirnya. Laki-laki itu kalau sudah berdebat dengan papanya tidak ada kata menang. Kalah mulu bawaannya. Walaupun sekalinya Nata menang itupun Davi sulit mengakui.

"Gini-gini Nata anggota OSIS Pa." jawab Nata.

"Masih anggotakan? Bukan ketua?" skakmat. Nata kalah telak lagi dari Davi.

"Papa menang." jawab Nata malas dan ketiga orang disana tertawa saat melihat reaksi Nata.

Keluarga itupun melanjutkan acara sarapan dengan hening. Setelah 10 menit berlalu baik Vanya maupun Nata kini tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Vanya dan Nata berpamitan kepada Niken, Davipun tidak lupa berpamitan kepada istrinya. Mereka bertiga itu akhirnya berangkat bersama. Tetapi Nata menggunakan motornya sedangkan Vanya dan Davi berangkat menggunakan mobil.

"Sampai ketemu disekolah adek" ucap Nata dan setelah itu motor ninja merah itu melenggang pergi dari pekarangan rumah dan diikuti oleh mobil yang ditumpangi oleh Davi dan Vanya.

*****

Vanya mengedarkan pandangannya dari dalam mobil saat melihat betapa luasnya sekolahnya itu, dia menelan ludahnya susah payah saat melihat betapa ketatnya peraturan disana.

"Sana buruan masuk, jangan liatin cogan mulu kamu ya. Belajar yang bener. Kalau ada kakak kelas yang godain kamu aduin ke Nata" pesan Davi kepada putrinya.

Vanya menggerakkan tangannya membentuk hormat, "Oke Pa, yaudah Vanya masuk. Assallamu'alaikum Pa" ujar Vanya dengan mencium tangan Davi.

"Walaikum sallam. Inget pesen Papa ya, jangan ngeliatin cogan aja!"

"Nggak apa-apa Pa, buat cuci mata" setelah mengucapkan itu Vanya langsung ngancir keluar mobilnya.

Vanya berjalan memasuki gerbang sekolahnya, SMA Pelita. Vanya mendongakkan kepalanya menatap tulisan diatas gerbang dengan pandangan hangat.

'Disini gue bakal memulai kisah dimana masa putih abu-abu yang bakal gue jalanin. Dimana akan adanya senang dan sedih dalam persahabatan dan juga cinta. Senang sedihnya saat guru dengan teganya memberi segelintir tugas dan ulangan dadakan. Dan gue akan ngerasaain itu. Welcome to the new life Vanya Callista.'

"Lo ngapain masih berdiri disini?! Cepet masuk!" ketus cowo yang memakai jas almamater berwarna ungu itu.

"Eh..i--iya kak" Vanya langsung berjalan cepat memasuki halaman sekolah itu.

Vanya pun langsung pergi dengan santainya sambil mencari-cari barisan tempat berkumpulnya anak MOS tiba-tiba tatapan Vanya jatuh disalah satu kakak kelas yang memakai jas almamater berawna ungu yang sedang bersandar ditembok.

'Ih gila tuh cowok ganteng banget yatuhan ?' batin Vanya.

Vanya pun berjalan mendekatinya dengan santai. "Kak anak yang MOS kumpulnya dimana ya?" tanya Vanya sopan.

"Lo cari sendiri sana gue sibuk!" Bentaknya.

Gak jadi deh gue muji dia cogan emang sih tampangnya kek manu rios tapi sifatnya itu lo kek anak dugong nyari makan!. Batin Vanya.

"Woi gue nanya baik-baik ya! Dasar kakak kelas jutek nyebelin lagi!" ketus Vanya sambil berjalan mencari anak MOS yang lain.

Dengan perasaan dongkol Vanyapun berjalan meninggalkan laki-laki itu dengan menghentak-hentakkan kakinya. Dia menyumpah serapahi laki-laki itu dengan berbagai umpatan.

Vanya melihat segerombolan anak-anak yang juga memakai pakaian yang sama seperti yang ia kenakan, lalu dia berjalan kearah kerumunan itu.

Setelah menunggu lama akhirnya acara dimulai.

"Hay adek-adek maaf ya tadi nunggu kakak yang lama maaf ya sekali lagi" ucap ketua Osis SMA Pelita.

'Kok gue kek kenal nih suara ya? Tapi dimana?' bantin Vanya.

"Hai nama lo siapa?" tiba-tiba ada yang menepuk pundak Vanya pelan, dengan reflek Vanya pun menoleh.

"Hai juga nama gue Vanya Callista, nama lo?" tanyanya balik.

"Dania Saputri, salam kenal ya. Lo kelompok apa kalau gue kelompok pita biru?" tanya gadis itu yang mengaku bernama Dania.

"Sama dong gue juga pita biru, sekalian aja kita barengan mau gak?" tanya Dania dan langsung dijawab Vanya dengan senang hati,  "Mau lah"

"Hey itu anak dua yang dibelakang maju kedepan!" perintahnya.

'Nah lo mampus gue!' pekik Vanya.

--------------


Gimana menurut kalian??

The Most Wanted [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now