[4] Sang Putri

33 5 12
                                    

Character :
Name : Rize Arthur
Age : 16
Tall : 165 cm

***
Nama gadis itu adalah Rize Arthur. Ia lah gadis paling beruntung di dunia ini karena mendapatkan anugrah dari dewi kecantikan, Dewi Helena. Anak perempuan dari Zedd Arthur dan Selena Heire ini terlahir dengan rupa yang sangat cantik dan sifat yang amat baik.

Jika tidak ada larangan untuk keluar istana, gadis ini ingin sekali berjalan-jalan di desa-desa Sylinia dan mengunjungi semua rakyatnya. Ia ingin sekali bisa menikmati hidupnya di luar istana, ingin sekali bergaul dengan anak-anak gadis seusianya di luar sana. Tetapi demi kebaikannya, sang ayah pun melarang putrinya untuk keluar dari istana dengan alasan keamanan. Walaupun gadis ini kadang tidak mengerti dengan alasan tersebut.

Beberapa kali gadis ini memohon kepada ayah ibunya untuk keluar istana, beberapa kali juga orang tuanya menolak. Alhasil, ia hanya bisa pasrah dan menjalani hidupnya di dalam istana megah ini.
Hari-harinya ia habiskan dengan bermain-main dengan kucing peliharaannya atau ia akan belajar menjadi seorang putri dan belajar bela diri. Selain rupa dan sifat, gadis ini juga memiliki ingatan yang baik, sehingga ia mampu belajar cepat dari apa yang diperolehnya.

Sinar matahari memaksa masuk ke kamar sang putri melewati celah-celah jendela kamarnya. Disusul oleh suara dari seekor kucing peliharaan yang juga memaksa untuk membangunkan tuan putrinya.

"Ah, selamat pagi, Vien." Rize mengucek matanya dan bangkit dari tempat tidurnya. Lalu ia bergegas untuk mandi dan kembali bermain dengan Vien.

"Vien, hari ini kita mau ngapain ya?" tanya Rize pada kucing berbulu belang tiga itu seraya mengelus kepalanya. Vien hanya mendengkur menikmati elusan tuannya.

Rize bangkit dan berjalan menuju jendela kamarnya. Ia terdiam sejenak menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya. Rambut coklat panjangnya bergerak tertiup angin. "Ah, udara pagi itu memang baik." kemudian ia pergi keluar kamar dan bertemu dengan pelayan pribadinya.

"Selamat pagi, Putri Rize," sapa pelayan itu membungkuk memberi hormat.

"Selamat pagi Viona, apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya Rize pada pelayannya yang bernama Viona.

Viona berpikir sejenak. "Bagaimana kalau hari ini kita belajar memasak?" tawar Viona. Rize tersenyum.

"Baiklah, ayo kita ke dapur!" Rize menarik tangan Viona dan mereka berdua berlari menuju dapur. Melihat mereka berdua berlari di lorong-lorong istana para pengawal dan pelayan yang lain hanya bisa tersenyum senang melihat putri mereka bahagia.

Di dapur, Rize dan Viona menemukan kepala koki sedang memasak. Ia menyadari kedatangan Rize. "Tuan Putri Rize, anda ingin belajar memasak lagi bersama Viona?" tanya kepala koki itu lalu ia memberi hormat. Rize mengangguk. "Ya, anda benar Tuan Swan,"

Lalu Rize dan Viona mengambil tempat di sebuah pantry yang kosong. Viona dan Rize berlalu lalang seolah mereka adalah penguasa dapur untuk mendapatkan bahan-bahan yang akan mereka olah menjadi makanan.

"Hari ini aku ingin merasakan stew buatan Putri Rize deh, putri bisa membuatnya kan?" goda Viona sambil mengedip-ngedipkan matanya di depan wajah Rize.

"Tenang saja, kau tunggu di kursi itu Viona, aku akan membuatkan stew yang paling enak untukmu dan orang tuaku!" seru Rize bersemangat dengan sebuah pisau dapur di tangan kanannya.

Viona tersenyum. "Baiklah putri, aku tunggu ya!" ucap Viona lalu ia bergerak dan duduk di sebuah kursi dekat pantry memasak Rize.

Viona kagum melihat kehebatan Rize dalam hal memasak. Ia bisa dengan cepat memotong sayuran tanpa terluka, menakar bumbu dan memasaknya hingga matang. Sesekali Rize tampak mengelap keringatnya akibat uap panas dari panci stew yang ia masak. Tak lama kemudian Rize telah berhenti memasak dan menyajikan stewnya dalam sebuah mangkuk.

HIROOZU : Save The PrincessWhere stories live. Discover now