[5] Sebuah Ramalan

34 4 6
                                    

Character :
Name : Cherine Gride
Age : 18
Height : 173 cm

***
Pagi ini di kediaman keluarga Gride sedikit sibuk. Ibu Hiroomi sedang memanen jagung yang ditanam di ladang belakang rumah mereka. Dibantu oleh anak lelakinya—akhirnya pekerjaan mereka selesai dengan cepat.

Ibu Hiroomi mengambil beberapa jagung untuk direbus dan dimakan bersama anak lelakinya siang ini lalu sisanya akan mereka jual ke pasar Revaille. Hiroomi memutuskan untuk bersantai di depan rumah, ia membiarkan posisi tubuhnya merosot dengan keadaan punggung menumpu tubuhnya di kursi. Ia memejamkan mata dan tetap dalam posisi itu selama beberapa menit membiarkan angin sejuk Revaille menerpa wajahnya.

Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Ia melirik ke kanan dan ia melihat sosok pemuda tinggi berambut pirang pucat yang familiar berjalan menuju dirinya.

"Hei Hiroomi, posisi tubuhmu yang begitu aku agak aneh melihatnya," ucap Zurich jujur dan tanpa ragu duduk di kursi sebelah Hiroomi.

Hiroomi mendengus kesal dan memperbaiki posisi duduknya.
"Aku yang duduk kenapa kau yang sewot?!" Hiroomi memgerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang marah.

Zurich melirik ke pintu rumah Hiroomi, di situ terletak 2 karung jagung yang bersandar di ujung pintu.
"Jagungnya mau dijual?" tanya Zurich seraya melirik Hiroomi.

"Menurutmu?" balas Hiroomi dengan nada mengejek.

Zurich hanya menghela napas melihat sahabatnya yang begitu menjengkelkan.

Dia sungguh bingung dengan kepribadian Hiroomi. Terkadang anak ini bisa jadi sangat cerewet dan perhatian dan terkadang bisa jadi sangat cuek.

Mungkin ini yang disebut tsundere. Pikir Zurich suatu hari.

Zurich hanya bisa bersabar dengan perlakuan Hiroomi padanya.

Tiba-tiba ibu Hiroomi keluar dari dalam rumah sambil membawa nampan berisi jagung rebus. Ia kaget dengan kedatangan Zurich yang tiba-tiba. Lalu wanita cantik itu meletakkan nampan tersebut di meja yang ada di tengah-tengah Hiroomi dan Zurich.

"Zurich, kapan kau datang?" tanya ibu Hiroomi. "Baru saja aku duduk, Nyonya Jaqueline," jawab Zurich dan menarik kedua sudut bibirnya ke atas.

Nyonya Jaqueline terbengong sejenak, ia terpesona dengan Zurich. Apalagi dengan mata biru indahnya itu. Hiroomi terkadang merasa cemburu dengan sahabatnya yang memiliki mata indah menggoda itu.

Hiroomi memdengus kesal dan mengambil satu jagung untuk dirinya dan memberikan satu lagi untuk Zurich. "Makanlah," suruh Hiroomi ketus. Zurich menerima jagung itu dengan senang hati dan memakannya.

Nyonya Jaqueline — akrabnya Jaque— tersenyum melihat kedua anak lelaki itu menikmati jagung yang dimasaknya. Melihat keakraban kedua lelaki di depannya membuat wanita ini tak segan-segan menganggap Zurich sebagai anaknya sendiri.

Tak lama kemudian kedua anak lelaki itu selesai melahap jagung mereka dan meninggalkan sisa bonggolnya. Lalu Nyonya Jaque mengambil nampan tersebut dan membawanya ke dalam rumah. Tiba-tiba ia keluar dan menjentikkan jarinya karena teringat sesuatu.

"Oh ya Hiroomi, tolong bantu ibu ya bawakan jagung-jagung ini ke pasar," pinta ibu Hiroomi lalu berusaha mengangkat satu karung jagung tetapi tangannya dicegat oleh Zurich.

"Tunggu nyonya, biar aku dan Hiroomi saja yang membawanya, anda bisa pergi duluan ke pasar," Zurich memberi saran. Nyonya Jaque mengangguk setuju. "Baiklah." ujarnya kemudian mengunci rumahnya dan pergi meninggalkan Hiroomi dan Zurich.

Hiroomi menatap sinis kepada Zurich. Pandai sekali kau mencari perhatian. Rutuk Hiroomi, dahinya berkerut. Yang ditatap tidak merasa terganggu sama sekali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 19, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HIROOZU : Save The PrincessWhere stories live. Discover now