∆17

135 15 2
                                    

Saat malam itu, malam dimana bia merasakan hal aneh kepada seorang laki-laki yang tidak pernah ia duga. Membuatnya merasa ingin terus bertanya, merasa bingung dan berharap seseorang menjalaskan apa ini sebenarnya.

Malam saat bia tau kalo alan juga billa makan malam bersama, ada sedikitnya rasa yang membuat bia merasa tidak menyukainya. Bodoh.

Mengapa perasaan itu harus ia dapati? harus ia rasakan? Alan ini siapa? Bia ini siapa? Padahal mah yah gimana si alan aja. Ia merasa bodoh sekali karena mempunyai perasaan seperti itu.

"Asyabiaa, ada temen mu nih nunggu!!"

Teriakan ibu, membuat bia yang sedang bercermin kaget. Penasaran dengan siapa orang itu, bia langsung membawa tasnya yang menggantung di belakang pintu. Memasang gelang yang tadi dibawanya dari meja rias bia.

"Siapa mah?" ucap bia setelah menuruni anak tangga terakhir

Ibunya melangkah pergi ke dapur, lalu gadis itu mengikuti langkah ibunya pergi.

"Mamah gatau. Tapi katanya papah mu tau"

"Masa sih?" bia mengambil satu buah apel yang sedang dibawa ibunya untuk disajikan dimeja makan.

Waktu masih menunjukan pukul setangah enam pagi, bia ga biasa berangkat jam segini. Sebelum dirinya ikut bergabung ke meja makan, bia membawa sepatu nike hitam dan membawa jaket yang digantungkan khusus ditempat jaket.

"Bi, jangan pake jaket itu dong" ucap bian yang baru saja duduk di meja makan.

bia menaruh sepatu sekolahnya di dekat tangga sebelum ia memakainya. Gadis itu langsung bergabung terlebih dahulu untuk sarapan.

"Yee.. Ini kan jaket cewe"

"Engga ia, itu kan polos doang jaketnya. Bisa juga dipake cowo, ga keliatan kaya cewe."

"Terus? Masalahnya?"

...

Bian tidak menjawab langsung, ia menuangkan dulu susu murni yang sudah disediakan oleh ibu, di meja makan.

"Minjem ia, biar couple sama gebetan gue, soalnya jaketnya samaan kaya ia" ujar bian kembali

"Dih?"

"Mah mah, sumpah yah mah anak mamah yang paling bungsu ini, aduh alaynya ko akut banget sih mam? Nurun siapa coba?"

ibu bia yang baru saja duduk karena baru selesai datang dari dapur, langsung di sembur pertanyaan nyerocos oleh anak gadis satu-satunya.

"Yah nurun papah kamu lah!"

"Loh loh? Papah ga ikutan loh, jangan di serang gitu dong" sewot ayah bia yang sedang memotong roti, dengan ditambah telor setangah matang juga saos cabe kesukaan ayah bia. Perlu kamu ketahui, ini adalah makanan yang paling bia hindari.

"Pokonya ga ada minjem-minjem, orang ini lagi di pake!"

"Ekhem.." ayah bia mencoba untuk menelan makanannya yang tersendat

"Bi,itu loh, ada temen mu itu yang pernah kesini jemput kamu. Coba disamper dulu, kasian" lanjutnya

...

"Ko malah diem?"

"Euh-- oh iyah,iyah pah" bia memundurkan bangkunya lalu pergi untuk bertemu siapa yang mengajaknya pergi sekolah bareng.

"Bi, di ajak sarapan dulu aja sekalian.." teriak ibunya setelah bia berjalan lalu berbelok untuk menuju ruang depan dan membuka pintu rumahnya, namun suara orang tuanya itu masih lah terdengar.

TRIANGLEWhere stories live. Discover now