-Zoe Skyline POV-
Idiot..
Itulah teriakan hatiku saat Harry mengiyakan tugas membersihkan aula itu. "Ayo, ke aula..", ucap Harry ringan. Aku mendengus kesal, dan berjalan mendahuluinya. "Hey! Tunggu! Aku belum tahu secara detail setiap sudut sekolah ini!", teriak Harry. Aku hanya memutar mataku, dan berjalan lebih cepat lagi.
Bisakah dia tidak menggangguku untuk sehari saja?
"Entahlah..", ucap Harry. Aku melihat ke sampingku, mendapati Harry sudah disampingku sambil menyeringai. "Shut up.", geramku. "Jangan baca pikiranku lagi! Itu sangat menggangguku.", ucapku kesal. "Zoe, suatu saat nanti kau akan berterima kasih atas kemampuanku ini.", ucapnya, mengulang perkataannya kemarin. "Yeah, whatever.", ucapku sambil berjalan mendahuluinya.
***
"Harry, kita bagi tugas. Kau bersihkan daerah sana, dan aku daerah sini. Paham?", ucapku sambil mengambil sapu disudut aula. "Got it.", ucap Harry sambil memulai menyapu aula. Aku mengangguk dan mulai membersihkan aula ini.
3 minutes later...
Kulihat Harry sudah menyelesaikan tugasnya, dan aku baru setengah selesai.
Bagaimana bisa dia secepat ini? Apa dia jelmaan Flash?
"Remember, Zoe. Kekuatanku..", ucap Harry sambil tersenyum. "Jika kau sudah selesai, tolong bantu aku!", ucapku. Dengan seketika, Harry berada di depanku, dan menyeringai. Dia mendekatiku, dan hampir tidak ada ruangan kosong diantara kami. Aku mulai panik, "Harry? Apa yang mau kau lakukan?", ucapku. Harry tertawa kecil, dan dia meletakkan kedua tangan dinginnya di pinggulku. "Hanya ingin melihatmu secara dekat..", ucapnya polos. "Kau sudah melihatku dekat saat kita duduk sebangku. Menjauh dariku!", ucapku sambil mendorongnya menjauh dariku.
Tetapi itu semua percuma, Harry lebih kuat dariku.
Vampires more stronger than Human.
"Jika aku tidak ingin menjauh darimu? Apa yang akan kau lakukan, Zoe?", ucapnya sambil menyentuh pipiku dengan tangan dinginnya. "Aku akan berteriak.", ucapku menyeringai. Tiba-tiba, Harry mencondongkan kepalanya kearahku, tetapi dia mengalihkannya kearah telingaku, dan berbisik "Make me..". Aku kembali membeku di tempatku berdiri. "Mengapa kau membeku? Apa aku mengatakannya terlalu dingin? Tenang, menghembuskan napasku ke telingamu, dan kau akan menjadi beku bukanlah salah satu kemampuanku, Zoe.", bisiknya. "M--menjauhlah dariku..", ucapku sambil terbata-bata. "Sekarang, kau bahkan tak bisa berbicara lancar, Zoe. Apa aku membuatmu nervous?", ucapnya seduktif di telingaku. Tangan Harry mulai menyentuh leherku, dan dia mulai meletakkan wajahnya ke leherku.
Apa dia akan meminum darahku sampai habis?
Aku merasakan Harry menyeringai di kulit leherku, dan mulai meletakkan bibir dinginnya ke leherku.
I won't die young.
"Jangan..", ucapku. "Jangan apa, hm?" , ucapnya.
Aku harus melepaskan diri.
Di satu jalan..
Scream.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!",teriakku. Harry segera kembali ke posisi semulanya dalam waktu yang sangat singkat.
Good job, Zoe.
"Ada apa!?', ucap salah satu guru yang terlihat tergesa-gesa menuju ke aula setelah mendengarku berteriak. "Um.." , "Begini, sir, saat Zoe menyapu aula ini, tiba-tiba ada tikus berlari di hadapannya. Jadi, dia berteriak. Benar kan, Zoe?", ucap Harry.
Ugh.
"Ti--" , "Yap. Percayalah padaku, sir. Tikusnya berlari menuju tirai itu.", ucap Harry sambil menunjuk tirai merah itu.
Kenapa dia bisa begitu mudah mencari alasan?
"Yasudahlah, saya kira ada apa. Lanjutkan pekerjaan kalian.", ucap guru itu sambil berjalan pergi meninggalkan aula.
Meninggalkanku di aula dengan Harry.
Lalu, Harry melihatku dengan pandangan , "what the hell are you doing!?". "It's all your fault, Styles.", ucapku. "Diam. Lanjutkan pekerjaanmu.", ucapnya dingin.
Moody.
Seketika menjengkelkan, seketika dingin.
Aku kembali menyapu aula, dan Harry melihatku.
2 minutes later...
"Aku sangat terganggu, Harry! Jangan melihatku seperti itu!", ucapku. "Tetapi kau tidak terlihat terganggu, kau cenderung seperti menikmatinya?", ucap Harry. "Menikmatinya? Hah! Never!!", ucapku. "Fine.", ucap Harry. "I hate you.", ucapku. "I love you too, Zoe.", ucap Harry sambil tersenyum. "I said I hate you, not love you.", ucapku. "Shut up, finish your work."
Aku sangat membencinya.
"Benci lama kelamaan akan menjadi cinta, Zoe.", ucap Harry sambil tersenyum. "Bisakah kau sehari saja tidak menjengkelkan!!??", teriakku. "Ssshh,, pelankan suaramu!", ucap Harry sambil menaruh telunjuknya di bibirnya. "Kau sedari tadi menyuruhku untuk diam dan melanjutkan pekerjaanku, tetapi, kau malah menggangguku! Apa masalahmu, Styles!?", teriakku.
Aku sangat muak.
"Aku tidak mempunyai masalah apapun, Skyline. Berhenti berteriak kepadaku.", geram Harry. "Kaulah yang menyebabkanku untuk berteriak! Dasar kau Vampire, pembunuh!". Dan seketika itu juga aku menyadari apa yang barusan kukatakan, tepatnya lagi kata terakhir kukatakan.
Aku menyebutnya, 'pembunuh'
Oh no.
Aku melihat Harry mengepalkan tangannya, dan dia melihatku dengan tatapan mematikan. "S--sorry.. Aku tidak bermaksud s-seperti i-itu..", ucapku, suaraku berbisik. Dengan kecepatan vampire yang dia miliki, Harry mendorongku ke dinding, dan dia melihat kearahku dengan lekat. Matanya berwarna merah keemasan, dan aku dapat melihat dua taring tersembul dibalik bibir pinknya.
I'm so scared.
"Jangan.Panggil.Aku.Pembunuh... Atau aku akan melakukan hal yang akan membuatmu menderita, Zoe. Ini peringatan pertamaku, dan sekaligus menjadi yang terakhir.", ucap Harry. Suaranya berubah drastis. Aku menelan ludah, dan mengangguk. "Good.", ucap Harry sambil melepaskanku. Dapat kulihat mata Harry kembali berwarna Hijau.
Ini kali pertamaku melihat Harry marah.
Wow.
***************************
Yo!
I CAN'T WAIT FOR SOML MUSIC VIDEO OH MY LORD.
I SAW THE VIDEO TRAILER, AND IT WAS PERR-FECT OMG.
Anyway, if you like my story, go vote it :D
twitter : @harrysinhalerx
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous / h.s vampire (editing)
Fanfiction[BOOK 1 OF HARRY STYLES VAMPIRE SERIES] "We exist in your world. And we are dangerous." Book 2 : Mine (COMPLETED) Book 3 : Threat (ON GOING) DISCLAIMER : This book is purely made by my own idea. DO NOT copy my book and translate to another language...