Bab I (KEMATIAN LUNA DANDELION)

117 12 14
                                    


             Pagi ini, Sherly benar-benar menepati janjinya. Ya, menjadikan ke-5 sahabatnya Luna, Bradley, Tiffany, Ray, dan Rachel sebagai kacungnya. Sedangkan Kevin? Pria itu hanya berjalan bergandengan tangan dengannya, walaupun tadi sempat menggendongnya. Membuat ke-5 sahabatnya merengut kesal. Bagaimana tidak, dari tadi pagi sebagai teman sekamar yang baik. Rachel bertugas menyiapkan sarapan pagi. Lalu pagi-pagi sekali Luna dan Tiffany datang untuk membantu mempacking semua keperluan-keperluan Sherly, dan harus kalian tau saat Tiffany, Luna,dan Rachel semua telah selesai dengan barang-barang yang mereka packing lalu tersedialah 4 buah koper beukuran besar. Sedangkan Sherly dengan santainya keluar dari kamarnya dengan membawa satu buah tas tangan kecil bermerek LV, lalu berkata "Let's go, dear!"

             Luna, Rachel, dan Tiffany hanya bisa membulatkan mulutnya, sambil menahan rasa kesal terhadap Sherly. Yang benar saja mereka tidak akan kuat membawa koper-koper itu. Dan untung saja keberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Ketiga malaikat tampan datang kekamar tesebut dengan senyuman lebar diwajahnya, dan Sherly langsung berlari kepelukan Kevin.

              Saat Luna dan Rachel ingin melakukan hal yang sama pada kekasih mereka dengan seenaknya Sherly menyuruh mereka berlima untuk membawakan keempat koper-koper tersebut pada mereka. Pertama, Sherly menyerahkan koper berwarna biru muda pada Bradley. Koper kedua berwarna coklat kepada Rachel, dan koper hitam kepada Luna, lalu koper berwarna merah maroon kepada Tiffany, serta yang terakhir ia memberikan tas pink kecilnya kepada Ray. Oh god, ini adalah penghinaan.

"bukankah kalian setuju menjadi kacung ku selama beberapa jam" ujar Sherly sambil menyeringai lebar

"lalu bagaimana dengan Kevin? Dia bahkan tidak membawa satu barangpun" sunggut Ray tak terima

               Sherly tersenyum lebar kearah Ray "Tentu saja dia tidak akan membawa satu barang pun, karena dia akan menggendong ku!" kata Sherly sambil tersenyum bahagia. Lalu berlari menuju Kevin yang terkekeh pelan. Menanggapi sikap manja kekasihnya itu.

                Sesampainya dibandara, semua orang tak henti-hentinya memandangi Ray sambil menahan tawa mereka. Bahkan sepupu dan kekasihnya, terang-terangan menertawainya. Hanya Luna yang masih saja memohon kepada Sherly untuk mengambil kembali tas tangan itu, bahkan ia rela berganti koper yang dibawanya dengan tas tangan itu. Tapi, Sherly menolak mentah-mentah permohonan itu. Katanya.. "Dia pantas, sekali-kali mendapatinya. Kau taukan dia selalu menjahili kita!" dan akhirnya Luna menyerah dan bungkam. Tidak ada yang mampu melunakkan kepala batu itu. Kecuali, Kevin dan Bradley. Tapi, sudahlah lupakan saja, lihatlah kedua pria itu tampak menikmati pemandangan didepannya itu. Tak jarang jika salah seorang pengunjung berbisik-bisik didepan mereka. Bahkan ada yang mengatakan dengan terang-terangan.

                Seorang pemuda menepuk bahu Ray pelan dan berkata "pertama-tama kau hanya akan membawakan tasnya, lama-lama kau akan pipis jongkok men!" lalu berlalu pergi dengan tampang prihatinnya

"Bhuahahaha..." seketika tawa mereka semua pecah, beberapa pengunjung yang mendengarkan percakapan singkat itu pun ikut tertawa. Lihatlah, wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Tapi, ia tak protes ataupun marah. Karena ia tau ini adalah berupa pembalasan perbuatannya yang sering mengusili para sahabatnya.

                  Hingga akhirnya pesawat Sherly pun akan lepas landas, setelah berpamitan dan meminta maaf pada Ray. ia pun berangkat dengan tenang sambil melambaikan tangan kepada para sahabatnya.

_________________________________________________________

                   Malam ini Abraham University digegerkan oleh berita kematian seorang siswi cantik bernama Luna Dandelion dikamar asramanya. Tiffany saat itu tidak sedang dikamar, ia sedang pergi ketoko buku dengan Rachel. Hingga saat pulang kamarnya telah penuh oleh para polisi dan balutan garis polisi disekitar area kejadian. Isak tangispun terdengar dari keduanya, kevin menghampiri mereka dan berusaha untuk menenangkan kedua sahabat perempuannya itu.

PERFECT SCANDALWhere stories live. Discover now