Bab II (WHAT HAPPENED?)

83 9 1
                                    

Hi.... baru sempat update nih! ada yang yariin gk? ^^

Saran doang sih, tapi kalo mau suasananya lebih nge-feel, silahkan putar lagu yang di mulmed. gk cocok ya sama latar ceritanya? Dari nadanya sih, menurut gue cocok kok. tapi, dari tempatnya kaga hehe...

Ingat lho~ Tiffany orang mana? hargai Tiffany dikit dong -_- #lirik Tiffany

OK! Langsung aja sudahi obrolan tak bermakna ini. BEKICOT  *Oops CEKIDOT^^


'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

Bradley duduk bersandar dibawah pohon maple sambil memandangi langit biru. Bohong jika ia mengatakan bahwa ia mengiklaskan kepergian Luna. Walaupun, sudah sebulan lebih gadis itu meninggalkan dirinya. Luna, gadis itu telah memiliki hatinya selama tiga tahun lamanya. Kenapa luna menyembunyikan hasil scane penyakit yang dideritanya? Pasti dia sangat sakit karna harus menyimpan ini semua sendirian. Perlahan setetes cairan bening mulai jatuh membasahi pipinya. Tetes demi tetes cairan itu mengungkapkan luka yang amat dalam yang dirasakannnya.

"Hi!" sesesorang memeluk Bradley dari belakang.

"Jenny? What are you doing here?"

"what do you mean? Of course I came here to meet you. I miss you, Bradley" Tiba-tiba Jenny langsung mencium pipi Bradley

Jenny, gadis itu adalah salah satu fansgirlnya Bradley. Gadis itu selalu bersikap manja kepada Bradley. Bahkan, saat ada Luna. Ah, gadis itu biasanya akan cemburu jika Jenny terus menempel padanya. Terkadang Bradley selalu memanfaatkan Jenny agar bisa menggoda Luna, dan karenanya Luna akan mengambek dan tidak ingin berbicara kepadanya dalam satu minggu.

Seulas senyum terukir tipis dibibirnya. Kenangan-kenangan indah bersama gadisnya akan selalu muncul tanpa bisa dihindari. Sadar akan posisi Jenny yg terus menempel dan menggodanya, Bradley mendorong pelan gadis itu. Moodnya sedang dalam keadaan buruk sekarang. Ia sedang tidak ingin diganggu.

Jenny, merengut kesal. "Why? Kenapa kau menolakku? Seharusnya dari dulu itu kau bersama ku. Kenapa? Apa fikiran mu masih berisi tentang gadis yang sudah mati itu?"

"Luna sudah mati Bradley, seharusnya kau melupakannya saja dan berpaling kesisiku, aku lebih mencintaimu dari pada gadis jalang itu!" sambungnya marah

'PLAKK'

Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi kiri Jenny, sebelah tangannya merayap kearah pipi kirinya mengelusnya dengan perlahan. Ia, menatap Bradley dengan tatapan tidak percaya. Bradley menamparnya?

"jaga ucapan mu, Jenny! Jika kau mengatakan hal-hal buruk tentang Luna lagi, aku tidak akan segan-segan untuk membuat perhitungan dengan mu. Camkan itu!!" bentak Bradley sambil menujuk-nujuk kearah Jenny dengan murka. Tanpa sepatah kata pun ia pergi meninggalkan Jenny yang terdiam mematung.

Jenny, melangkahkan kakinya dengan gusar. Ada apa dengan Bradley? Kenapa pria itu selalu menolaknya? Ini seharunya menjadi kesempatan bagus Jenny untuk menggantikan posisi Luna. Luna? Bukankah, gadis itu sudah mati? Lalu kenapa Braley tidak melupakan Luna? Kenapa pria itu selalu menutup kesempatan pada dirinya dan gadis lainnya? Aarrrgghhh!!

PERFECT SCANDALWhere stories live. Discover now