part 19

115 9 0
                                    

Ujian semester berlalu tanpa hambatan. Aku meninggalkan semua kesibukanku pada hal-hal yang tak penting, merelakan dan menahan hasratku untuk menghubungi Min Hyuk seonsaeng, dan fokus untuk belajar. Belajar demi mendapatkan nilai yang memuaskan sesuai dengan permintaannya saat terakhir kali bertemu. Dialah motivasiku.

Dengan penuh penyesalan, aku berharap hari itu bisa terulang kembali. Jika bisa, aku takkan melewatkan kesempatan itu dan mencoba untuk jujur tentang perasaanku padanya. Tapi mungkin ini hanya anganku saja. Waktu itu mungkin tak akan terulang lagi.

Kenapa aku sangat yakin tak lagi punya kesempatan?

Karena besok malam aku akan berangkat ke Jepang dan tinggal disana hingga tahun baru usai. Dan mungkin aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi. Ya, tidak akan.

Phew, untungnya itu hanya sebagian dari fantasi liarku.

Kenyataannya, Min Hyuk seonsaeng adalah pria yang mampu mewujudkan anganku menjadi nyata. Pria yang menjadi alasanku untuk tetap kembali sejauh apapun aku melangkah.

Seperti cerita hari ini.

Meski ujian semester telah berakhir, namun kegiatan di sekolah belum tentu berakhir. Hari ini sebagai penutupan akhir semester, sekolah mengadakan kegiatan 'pekan olahraga' yang wajib diikuti oleh murid-murid dan guru. Seperti tahun-tahun lalu, aku berpartisipasi dalam kegiatan sebagai seorang penonton sekaligus supporter dan sekalian pula untuk mengisi waktu sebelum aku berangkat ke Jepang esok hari.

Aku mengedarkan pandangan kesetiap sudut sekolah mencari sosok Min Hyuk seonsaeng yang batang hidungnya tak kunjung kulihat dari pagi. Merasa lelah dan putus asa menunggu suatu hal yang tak pasti adanya, aku memutuskan pulang dan mengajak Min Ah untuk ikut bersamaku.

Aku berjalan dengan kepala menghadap kebawah layaknya orang yang memiliki beban yang sangat berat. Tanpa sadar, aku menabrak seseorang dan refleks aku minta maaf padanya. Pada saat aku mendongak ke orang tersebut, aku terkejut mendapati orang yang sedari tadi kupikirkan kini berdiri tepat dihadapanku. Siapa lagi kalau bukan Min Hyuk seonsaeng.

Takdir yang selalu mempertemukan di detik-detik terakhir pengharapan.

"Annyeonghaseyo seonsaeng!" sapaku padanya.

"Annyeong!" jawabnya.

"Aku pergi beli air mineral dulu ya!" Min Ah meninggalkanku dan Min Hyuk seonsaeng. Sebelum pergi, dia sempat mengedipkan matanya memberiku kode. Aku tahu maksudnya. Dia pasti sedang tak ingin menjadi orang ketiga diantara kami. Min Ah peka sekali, salut.

"Kau mau kemana?" Tanyanya.

"Mau pulang," jawabku tanpa menatap matanya.

Awkward as always. Kenapa harus seperti ini setiap bersamanya? Padahal satu semester telah berakhir, dan aku masih saja kesulitan untuk mengendalikan diri didepannya.

"Apa kau tidak mengikuti perlombaan?" tanyanya lagi.

Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Seonsaeng sendiri, apa mengikuti perlombaan?"

"Tidak juga. Aku hanya ikut bersama temanku yang mau datang untuk sekedar melihat jalannya kegiatan ini," jelasnya.

"Oh. Umm, kalau begitu aku pulang dulu ya!"

"Tunggu! Aku ingin mengajakmu makan malam bersama besok, apa kau bersedia?" katanya dengan cepat.

Astaga. Jika memang ini mimpi, bisakah seseorang tidak membangunkanku dan membiarkanku menikmati mimpi ini hingga berakhir bahagia? Tapi jika memang ini nyata, tak ada kata yang dapat mendeskripsikan bagaimana senangnya aku saat ini.

Coffee Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang